Ekonomi Dunia Melambat, Tantangan Sektor Transportasi Makin Sulit

Rabu, 16 Oktober 2019 17:06 WIB

Ketua Asosiasi Pelayaran Niaga Indonesia (INSA) Carmelita Hartoto di kantor Kadin, Kuningan Jakarta Selatan, Kamis (26/7). TEMPO/Dwianto Wibowo

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang Transportasi, Carmelita Hartoto mengatakan ke depan tantangan bagi industri transportasi dan logistik bakal makin sulit. Salah satunya, karena adanya pelambatan ekonomi global yang berdampak pada perdagangan dunia.

"Saya meyakini sektor transportasi akan terus tumbuh, meski kinerjanya akan semakin berat. Mengingat kondisi globalnya tidak pasti akibat perang dagang, yang sedikit banyak memengaruhi ekonomi domestik," kata Carmelita di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu 16 Oktober 2019.

Menurut Carmelita, selain dari tekanan eksternal, tekanan juga datang akibat biaya logistik nasional yang masih mahal. Menurut dia, perbandingan biaya logistik saat ini mencapai 24 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Biaya logistik ini jauh lebih besar dibandingkan sejumlah negara di Asia Tenggara maupun Asia Timur lainnya. Di negara lain seperti Vietnam misalnya, perbandingan biaya logistik hanya mencapai 20 persen, Thailand 15 persen, Malaysia 13 persen dan Jepang 8 persen.

Selain itu, Carmelita juga menjelaskan, tingginya biaya logistik nasional disebabkan karena belum optimalnya pembangunan infrastruktur. Hal ini, salah satunya tergambar lewat peringkat kinerja infrastruktur logistik Indonesia yang masih rendah di banding negara lainnya.

Advertising
Advertising

Merujuk data Logistic Performance Index yang dirilis oleh World Bank pada 2018, disebutkan bahwa peringkat indeks kinerja infrastruktur Indonesia berada pada posisi 46 dari 160 negara. Posisi ini jauh lebih rendah dibanding Malaysia di posisi 41, Vietnam 39 dan Thailand di posisi ke 32.

<!--more-->

"Artinya, efisiensi masih jadi pekerjaan rumah besar, beban biaya logsitik juga masih tinggi, 24 persen dari PDB. Kalau lebih efisien akan semakin berdapmak pada kinerja industri transportasi," kata Carmelita.

Meski masih tertinggal dengan negara lain, posisi kinerja infrastruktur Indonesia menanjak naik pada 2018. Sejak pembangunan infrastruktur yang masih di era Presiden Joko Widodo atau Jokowi, posisi Indonesia lompat 17 peringkat dibandingkan tahun 2017.

Lebih lanjut, kata Carmelita, dirinya tetap optimis karena kelanjutan pembangunan infrastruktur masih jadi prioritas bagi pemerintah dalam lima tahun ke depan. Rencana, pemerintah ini cukup kuat untuk bisa mendorong sektor transportasi nasional tetap bisa tumbuh.

Berita terkait

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

1 jam lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

2 jam lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

1 hari lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

2 hari lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

3 hari lalu

Kadin Ingatkan Pemerintah Hati-hati Membentuk Badan Otorita Penerimaan Negara

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia meminta pemerintah agar berhati-hati dalam pembentukan Badan Otorita Penerimaan Negara.

Baca Selengkapnya

Solo Great Sale 2024 Targetkan Pengembangan Potensi Investasi Aglomerasi

3 hari lalu

Solo Great Sale 2024 Targetkan Pengembangan Potensi Investasi Aglomerasi

Gelaran Solo Great Sale atau SGS kembali hadir di Kota Solo, Jawa Tengah, menyemarakkan bulan Mei 2024 ini.

Baca Selengkapnya