Ekonomi Dunia Melambat, Tantangan Sektor Transportasi Makin Sulit
Reporter
Dias Prasongko
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Rabu, 16 Oktober 2019 17:06 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang Transportasi, Carmelita Hartoto mengatakan ke depan tantangan bagi industri transportasi dan logistik bakal makin sulit. Salah satunya, karena adanya pelambatan ekonomi global yang berdampak pada perdagangan dunia.
"Saya meyakini sektor transportasi akan terus tumbuh, meski kinerjanya akan semakin berat. Mengingat kondisi globalnya tidak pasti akibat perang dagang, yang sedikit banyak memengaruhi ekonomi domestik," kata Carmelita di Jakarta International Expo Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu 16 Oktober 2019.
Menurut Carmelita, selain dari tekanan eksternal, tekanan juga datang akibat biaya logistik nasional yang masih mahal. Menurut dia, perbandingan biaya logistik saat ini mencapai 24 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Biaya logistik ini jauh lebih besar dibandingkan sejumlah negara di Asia Tenggara maupun Asia Timur lainnya. Di negara lain seperti Vietnam misalnya, perbandingan biaya logistik hanya mencapai 20 persen, Thailand 15 persen, Malaysia 13 persen dan Jepang 8 persen.
Selain itu, Carmelita juga menjelaskan, tingginya biaya logistik nasional disebabkan karena belum optimalnya pembangunan infrastruktur. Hal ini, salah satunya tergambar lewat peringkat kinerja infrastruktur logistik Indonesia yang masih rendah di banding negara lainnya.
Merujuk data Logistic Performance Index yang dirilis oleh World Bank pada 2018, disebutkan bahwa peringkat indeks kinerja infrastruktur Indonesia berada pada posisi 46 dari 160 negara. Posisi ini jauh lebih rendah dibanding Malaysia di posisi 41, Vietnam 39 dan Thailand di posisi ke 32.
<!--more-->
"Artinya, efisiensi masih jadi pekerjaan rumah besar, beban biaya logsitik juga masih tinggi, 24 persen dari PDB. Kalau lebih efisien akan semakin berdapmak pada kinerja industri transportasi," kata Carmelita.
Meski masih tertinggal dengan negara lain, posisi kinerja infrastruktur Indonesia menanjak naik pada 2018. Sejak pembangunan infrastruktur yang masih di era Presiden Joko Widodo atau Jokowi, posisi Indonesia lompat 17 peringkat dibandingkan tahun 2017.
Lebih lanjut, kata Carmelita, dirinya tetap optimis karena kelanjutan pembangunan infrastruktur masih jadi prioritas bagi pemerintah dalam lima tahun ke depan. Rencana, pemerintah ini cukup kuat untuk bisa mendorong sektor transportasi nasional tetap bisa tumbuh.