Ekspor Cina Membaik, Rupiah Berpeluang Menguat Hari Ini

Reporter

Antara

Editor

Rahma Tri

Selasa, 15 Oktober 2019 10:05 WIB

Ilustrasi Uang Rupiah. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta hari ini berpeluang kembali menguat setelah di awal pekan melemah tipis.

"Pagi ini mata uang kuat Asia yen, dolar Hong Kong, dan dolar Singapura, kompak dibuka menguat terhadap US dolar yang bisa menjadi sentimen penguatan rupiah hari ini," prediksi ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Selasa 15 Oktober 2019.

Faktor eksternal yang mempengaruhi penguatan rupiah ini adalah neraca perdagangan Cina yang tercatat masih surplus walaupun ekspor turun. Neraca perdagangan Cina pada September tercatat surplus sebesar US$ 396,5 miliar, naik dibandingkan Agustus yang sebesar US$ 348,26 miliar.

Nilai ekspor Cina tercatat sebesar US$ 2.181,25 miliar dan impor tercatat sebesar US$ 1.784,74 miliar. Nilai ekspor tercatat turun 3,2 persen (yoy) pada September , dibandingkan Agustus turun 1 persen (yoy), dan di atas ekspektasi konsensus yang perkirakan turun 3 persen (yoy).

Penurunan kinerja ekspor Cina tersebut terutama terjadi untuk pasar Amerika Serikat (AS) yang turun hingga 17,,8 persen (yoy). Sementara ekspor ke Jepang, Uni Eropa, Korea Selatan Taiwan, dan ke negara-negara ASEAN justru tumbuh naik. "Kesepakatan fase pertama dengan AS yang akan ditandatangani lima minggu mendatang menjadi harapan membaiknya ekspor China terutama ke AS," ujar Lana.

Turunnya ekspor tersebut berdampak pada potensi pertumbuhan ekonomi Cina menjadi 6,2 persen dari proyeksi awal 6,4 persen pada 2019.

Lana memperkirakan rupiah hari ini akan bergerak menguat di kisaran Rp14.120 per dolar AS hingga Rp14.130 per dolar AS. Pada pukul 9.50, rupiah masih melemah 3 poin atau 0,02 persen menjadi Rp14.143 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya di level Rp14.140 per dolar AS.

ANTARA

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

5 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

9 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

10 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

11 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

15 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

16 jam lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

18 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya