Sampai 10 Tahun ke Depan, Eksplorasi Migas Butuh USD 6 Miliar
Reporter
Dias Prasongko
Editor
Rahma Tri
Kamis, 10 Oktober 2019 12:52 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Pengusaha minyak dan gas yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Apermigas) menghitung, kebutuhan dana investasi untuk eksplorasi cadangan migas bakal mencapai US$ 6 miliar. Angka ini merupakan jumlah kebutuhan dalam jangka waktu 10 tahun.
Kebutuhan dana ini diperlukan untuk mencapai target produksi nasional rata-rata 1,0 juta barel per hari (bph) pada 2030. Adapun saat ini rata-rata produksi migas nasional baru mencapai sekitar 750 ribu bph.
Kebutuhan dana investasi sektor migas ini mengemuka dalam sarasehan di kantor Satuan Kerja Khusus Migas, City Plaza. Ketua Aspermigas John S. Karamoy mengatakan salah satu yang dibahas adalah kebutuhan dana investasi di sektor eksplorasi untuk mencari cadangan migas baru khususnya dari pengusaha nasional. Hal ini penting sebab minat investor luar negeri ke depan diperkirakan bakal terbatas.
"Salah satu kekurangan pengusaha hulu migas adalah dana. Harapannya nanti ada cara mendapatkan dana agar perusahaan migas nasional tumbuh dengan subur," kata John saat memberikan sambutan dalam acara itu, Kamis 10 Oktober 2019.
Selain membahas kebutuhan dana investasi yang cukup tinggi, Aspermigas juga membahas mengenai potensi senja kala atau 'sunset' di industri migas. Pendapat ini muncul karena jumlah produksi di industri migas Indonesia sudah mulai menurun.
Menanggapi pandangan tersebut, Ketua Dewan Penasihat Aspermigas Arifin Panigoro mengatakan kurang sependapat. Sebab, kondisi penurunan produksi tidak hanya dialami di Indonesia tetapi juga di berbagai belahan dunia.
Arifin mengatakan, keberhasilan menemukan cadangan minyak baru di lapangan yang dulu dimanfaatkan oleh Union Texas Petroleum. Lapangan minyak yang masuk kategori stranded itu berhasil ditemukan dari 1 trilion cubic feet (TCF) menjadi ada tambahan 4 TCF.
"Itu Medco yang ngebor. Itu best operation dari kami, jadi menurut saya individual itu luar biasa. Selain itu ada di Libya, Oman dan di dalam negeri sendiri, meskipun sekarang produk declining," kata Arifin.
Ia menilai saat ini kinerja individu yang ada di dalam industri migas tidak perlu diragukan. Buktinya, sejumlah lapangan minyak baru ditemukan dari lapangan minyak yang sudah mature atau tua.