Sampai 10 Tahun ke Depan, Eksplorasi Migas Butuh USD 6 Miliar

Reporter

Dias Prasongko

Editor

Rahma Tri

Kamis, 10 Oktober 2019 12:52 WIB

Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno (kiri), Dirut Pertamina Dwi Soetjipto (kedua kanan) meninjau pengoperasian Kilang Minyak TPPI di Tuban, Jawa Timur, 11 November 2015. Produksi kilang minyak ini dapat mencapai 61 ribu barel per hari. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Pengusaha minyak dan gas yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Apermigas) menghitung, kebutuhan dana investasi untuk eksplorasi cadangan migas bakal mencapai US$ 6 miliar. Angka ini merupakan jumlah kebutuhan dalam jangka waktu 10 tahun.

Kebutuhan dana ini diperlukan untuk mencapai target produksi nasional rata-rata 1,0 juta barel per hari (bph) pada 2030. Adapun saat ini rata-rata produksi migas nasional baru mencapai sekitar 750 ribu bph.

Kebutuhan dana investasi sektor migas ini mengemuka dalam sarasehan di kantor Satuan Kerja Khusus Migas, City Plaza. Ketua Aspermigas John S. Karamoy mengatakan salah satu yang dibahas adalah kebutuhan dana investasi di sektor eksplorasi untuk mencari cadangan migas baru khususnya dari pengusaha nasional. Hal ini penting sebab minat investor luar negeri ke depan diperkirakan bakal terbatas.

"Salah satu kekurangan pengusaha hulu migas adalah dana. Harapannya nanti ada cara mendapatkan dana agar perusahaan migas nasional tumbuh dengan subur," kata John saat memberikan sambutan dalam acara itu, Kamis 10 Oktober 2019.

Selain membahas kebutuhan dana investasi yang cukup tinggi, Aspermigas juga membahas mengenai potensi senja kala atau 'sunset' di industri migas. Pendapat ini muncul karena jumlah produksi di industri migas Indonesia sudah mulai menurun.

Advertising
Advertising

Menanggapi pandangan tersebut, Ketua Dewan Penasihat Aspermigas Arifin Panigoro mengatakan kurang sependapat. Sebab, kondisi penurunan produksi tidak hanya dialami di Indonesia tetapi juga di berbagai belahan dunia.

Arifin mengatakan, keberhasilan menemukan cadangan minyak baru di lapangan yang dulu dimanfaatkan oleh Union Texas Petroleum. Lapangan minyak yang masuk kategori stranded itu berhasil ditemukan dari 1 trilion cubic feet (TCF) menjadi ada tambahan 4 TCF.

"Itu Medco yang ngebor. Itu best operation dari kami, jadi menurut saya individual itu luar biasa. Selain itu ada di Libya, Oman dan di dalam negeri sendiri, meskipun sekarang produk declining," kata Arifin.

Ia menilai saat ini kinerja individu yang ada di dalam industri migas tidak perlu diragukan. Buktinya, sejumlah lapangan minyak baru ditemukan dari lapangan minyak yang sudah mature atau tua.

Berita terkait

Turun 64,39 Persen, Impor hingga Oktober 2023 Provinsi Bangka Belitung USD 15,42 Juta

4 hari lalu

Turun 64,39 Persen, Impor hingga Oktober 2023 Provinsi Bangka Belitung USD 15,42 Juta

Impor migas dan nonmigas Kepulauan Babel selama Januari hingga Oktober 2023 sebesar 15,42 juta Dolar Amerika Serikat atau turun 64,39 persen.

Baca Selengkapnya

Lifting Migas Tahun Ini Masih di Bawah Target, SKK Migas Beberkan Kendalanya

6 hari lalu

Lifting Migas Tahun Ini Masih di Bawah Target, SKK Migas Beberkan Kendalanya

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menurunkan target lifting migas pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

SKK Migas Beberkan Penyebab Lifting Migas Gagal Capai Target

6 hari lalu

SKK Migas Beberkan Penyebab Lifting Migas Gagal Capai Target

SKK Migas menyampaikan sejumlah kendala yang menyebabkan lifting minyak dan gas bumi (Migas) tidak mencapai target tahun ini.

Baca Selengkapnya

Pertamina Patra Niaga dan PetroChina Pasok Smooth Fluid

8 hari lalu

Pertamina Patra Niaga dan PetroChina Pasok Smooth Fluid

PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial & Trading Pertamina, menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) Kerjasama Penggunaan Produk Smooth Fluid (SF) dengan PetroChina International Jabung Ltd

Baca Selengkapnya

Kontrak yang Diteken di Forum Kapasitas Nasional III 2023 Jakarta Tembus Rp 20,2 T

11 hari lalu

Kontrak yang Diteken di Forum Kapasitas Nasional III 2023 Jakarta Tembus Rp 20,2 T

SKK Migas mengungkapkan total nilai kontrak antarperusahaan dalam negeri yang ditandatangani di Forum Kapasitas Nasional (Kapnas) III 2023 Jakarta

Baca Selengkapnya

BPS Catat Nilai Impor Indonesia Naik 7,68 Persen, Nilainya US$ 18,67 Miliar

21 hari lalu

BPS Catat Nilai Impor Indonesia Naik 7,68 Persen, Nilainya US$ 18,67 Miliar

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan nilai impor Indonesia Oktober 2023 mencapai US$ 18,67 miliar atau mengalami kenaikan 7,68 persen dibandingkan September 2023.

Baca Selengkapnya

BPS Ungkap Pangsa Ekspor Nonmigas ke Cina Naik per Oktober 2023

21 hari lalu

BPS Ungkap Pangsa Ekspor Nonmigas ke Cina Naik per Oktober 2023

Dari tiga negara tujuan utama ekspor nonmigas Indonesia, peningkatan pangsa ekspor Indonesia secara bulanan maupun tahunan hanya terjadi pada Cina.

Baca Selengkapnya

BPS Catat Ekspor RI pada Oktober 2023 Naik 6,76 Persen jadi USD 22,15 Miliar

22 hari lalu

BPS Catat Ekspor RI pada Oktober 2023 Naik 6,76 Persen jadi USD 22,15 Miliar

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan nilai ekspor Indonesia pada Oktober 2023 mencapai US$ 22,15 miliar.

Baca Selengkapnya

Genjot Lifting, SKK Migas Wanti-wanti Pentingnya Pengawasan Pengangkutan Minyak

24 hari lalu

Genjot Lifting, SKK Migas Wanti-wanti Pentingnya Pengawasan Pengangkutan Minyak

SKK MIgas mengingatkan agar seluruh masukan dan regulasi dalam mengawasi pengangkutan minyak milik negara harus selalu diterapkan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Diminta Tata Ulang Ekosistem LPG, DPR: Mafia Migas Masih Eksis

31 hari lalu

Pemerintah Diminta Tata Ulang Ekosistem LPG, DPR: Mafia Migas Masih Eksis

Anggota Komisi VII DPR meminta pemerintah menata ulang ekosistem industri LPG. Musababnya, industri migas itu diduga masih dikuasai oleh mafia.

Baca Selengkapnya