Ketidakpastian Perang Dagang, Rupiah Diprediksi Melemah

Senin, 30 September 2019 08:23 WIB

Pegawai memindahkan uang rupiah di cash center Bank Mandiri, Jakarta, Selasa, 25 Juni 2019. Nilai tukar rupiah terpantau menguat pada Selasa (25/6). Nilai tukar Rupiah senilai Rp 14.138 per dolar Amerika Serikat (AS), menguat jika dibandingkan pada hari sebelumnya yang berada pada level Rp 14.165 per dolar AS. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah berpotensi untuk melanjutkan pelemahan pada perdagangan pekan ini seiring dengan meningkatnya ketegangan perdagangan antara AS dan China.

Kepala Riset dan Edukasi PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa perang dagang masih akan menjadi penghalang penguatan rupiah pada perdagangan.

“Jumat malam 27 September, ada kabar dari AS bahwa pemerintah AS berniat membatasi aliran investasi para investor AS ke China. Hal ini pun menambah friksi hubungan dagang antara AS dan China,” ujar Ariston seperti dilansir Bisnis.com, Senin 30 September 2019.

Selain itu, perlambatan ekonomi global juga akan membuat indeks dolar AS untuk melanjutkan penguatannya sehingga menjadi sentimen negatif bagi kinerja rupiah. Dia memproyeksi pada perdagangan pekan ini, rupiah berpeluang bergerak ke level Rp14.230 per dolar AS dengan level support di kisaran Rp14.070 per dolar AS.

Advertising
Advertising

Adapun, pada penutupan perdagangan Jumat lalu, rupiah berada di level Rp14.173 per dolar AS, melemah tipis 0,056 persen atau 8 poin. Sepanjang pekan ini rupiah terus ditutup terdepresiasi dan telah bergerak melemah 0,83 persen sehingga menjadi mata uang dengan kinerja terburuk kedua di antara mata uang Asia lainnya.

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan ketidakpastian perang dagang masih akan membayangi pasar pada perdagangan pekan ini.

Seperti yang diketahui, tensi perang dagang sempat mereda setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa kesepakatan perdagangan AS-China yang sudah berlangsung 15 bulan bisa terjadi lebih cepat dari harapan.

Selain itu, AS juga secara sementara membebaskan lebih dari 400 tipe dari produk – produk China yang terpukul oleh tarif impor senilai US$250 miliar selama tahun ini.

“Isu perang dagang naik turun dan mempengaruhi pasar, yang sebelumnya Presiden AS Donald Trump di depan Majelis Umum PBB menuding China menyalahgunakan sistem perdagangan internasional,” ujar Hans Kwee.

Penyelidikan terkait dengan impeachment oleh Partai Demokrat terhadap Presiden AS Donald Trump juga menjadi sentimen negatif. Hal ini terjadi setelah munculnya transkrip percakapan Trump dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. Ada indikasi Trump menggunakan ancaman pemotongan bantuan ekonomi ke Ukraina untuk menghasilkan informasi yang merusak calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden.

Namun, ketidakpastian politik dalam negeri AS tersebut justru membuat dolar AS bergerak lebih menguat. Saat ini, tercatat indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang mayor bergerak stabil di level 99,109.

Berita terkait

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

1 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

3 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

3 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

4 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

4 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

4 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

5 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

7 hari lalu

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada levep Rp 16.259 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

7 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya