Karhutla, Walhi Catat Penderita ISPA Capai 149 Ribu Orang

Selasa, 24 September 2019 14:10 WIB

Dokter memeriksa kesehatan pernapasan pada warga yang terdampak asap di posko korban terdampak asap akibat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Balai Rehabilitasi Anak, Kecamatan Rumbai, Pekanbaru, Riau, Jumat, 20 September 2019. Menurut Kepala Balai Rehabilitasi Anak Sutiono, setiap harinya 30 - 40 orang memeriksa kesehatan agar tidak terkena Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA). TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta -Wahana Lingkungan Hidup Indonesia atau Walhi mencatat sampai 19 September 2019, ada 149.433 jiwa yang terjangkit Indikasi Saluran Pernafasan Akut atau ISPA yang diakibatkan oleh kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera dan Kalimantan.

Kepala Departemen Advokasi Walhi Zenzi Suhadi mengatakan kejadian kabut asap yang terus berulang dari tahun ke tahun membuktikan kegagalan negara dalam mengelola sumber daya alam. Serta kegagalan dalam mengurus warga negara yang seharusnya dilindungi kehidupan dan keselamatannya.

"Berlarutnya penanganan kabut asap ini juga menunjukkan kegagalan pemerintah mengantisipasi berulangnya kejadian pembakaran hutan dan lahan yang seharusnya sudah bisa diduga sebelumnya," ujar Zenzi di kantor Walhi, Jakarta Selatan, Selasa, 24 September 2019.

Dia mengungkapkan, bahwa efek karhutla yang menghasilkan banyak kabut asap di Sumatera dan Kalimantan sudah sangat akut, dan harus diselesaikan. "Titik hotspot di Kalimantan dan Sumatera itu banyak dan menyebabkan asap yang banyak juga karena lahan gambut," kata dia.

Adapun jumlah orang yang terjangkit ISPA di enam provinsi yang tersebar di Sumatera dan Borneo, Zenzi menjelaskan, untuk Kalimantan Tengah telah mencapai 11.758 orang; Kalimantan Barat 11.468 jiwa, dan Kalimantan Tengah 10.365.

Advertising
Advertising

Untuk daerah terbanyak terkena ISPA adalah Sumatera Selatan yang mencapai 76.236. "Jumlah ini tujuh kali lipat jika dibandingkan dengan wilayah-wilayah lain," tambah Zenzi. Kemudian Provinsi Riau ada 16.372 jiwa, Jambi 15.047 jiwa, serta Bangka Belitung 8.188 orang.

Dia mengkhawatirkan akan bertambahnya korban terjangkit salah satu penyakit saluran pernapasan ini. Jika titip api meningkat untuk wilayah Jambi dan Sumatera Selatan maka yang akan terdampak ISPA adalah kawasan pesisir timur Jambi dan Riau."Karena akan ada akumulasi asap dari wilayah selatan Sumatera ke arah Riau," kata Zenzi.

Zenzi mengatakan dengan berbagai penderitaan rakyat akibat kabut hingga saat ini, maka pihaknya menyerukan kondisi darurat kemanusiaan di Indonesia. Dia mendesak kepada Pemerintah untuk melakukan langkah nyata terkait penyelamatan warga negara dari asap.

Salah satunya dengan, membuka kantor-kantor dan gedung-gedung pemerintahan seperti desa serta kelurahan, kecamatan, dinas dan UPT sebagai tempat evakuasi para korban asap. "Rumah Aman yang steril dari gangguan asap dan dilengkapi oksigen dan pemurni udara bagi para korban dan kelompok rentan," tuturnya.

Berita terkait

Walhi: Lahan yang Dikelola dengan Konsep Ekonomi Nusantara Lebih dari 1,3 Juta ha di 28 Provinsi

7 hari lalu

Walhi: Lahan yang Dikelola dengan Konsep Ekonomi Nusantara Lebih dari 1,3 Juta ha di 28 Provinsi

Walhi menggagas konsep Ekonomi Nusantara untuk membantu masyarakat lokal dalam tata kelola lahan.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: YLKI Minta Pinjol Ilegal Diberantas, Menteri Budi Arie Sebut Judi Online Hantu

8 hari lalu

Terpopuler: YLKI Minta Pinjol Ilegal Diberantas, Menteri Budi Arie Sebut Judi Online Hantu

Berita terpopuler Tempo: YLKI menuntut pemberantasan Pinjol ilegal, Menkominfo Budi Arie sebut judi online seperti hantu.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: YLKI Minta Akar Pinjol Ilegal Diberantas, Menteri Budi Arie Sebut Judi Online Hantu

8 hari lalu

Terpopuler: YLKI Minta Akar Pinjol Ilegal Diberantas, Menteri Budi Arie Sebut Judi Online Hantu

Berita terpopuler Tempo: YLKI menuntut pemberantasan Pinjol ilegal, Menkominfo Budi Arie sebut judi online seperti hantu.

Baca Selengkapnya

WALHI Tuntut Jepang Hentikan Pendanaan Proyek LNG, Termasuk di Indonesia

9 hari lalu

WALHI Tuntut Jepang Hentikan Pendanaan Proyek LNG, Termasuk di Indonesia

Walhi menuntut Jepang untuk menghentikan pendanaan publik negara tersebut untuk proyek gas dan LNG (Liquefied Natural Gas). Pasalnya, Walhi menilai proyek itu berdampak buruk pada lingkungan dan melanggar hak asasi manusia.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

10 hari lalu

Tanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024

Pada 2024, Kota Surabaya menjadi salah satu wilayah di Jawa Timur yang merasakan langsung dampak banjir. Walhi Jatim beri tanggapan.

Baca Selengkapnya

Walhi Tuntut Jepang Akhiri Pendanaan Proyek Gas Fosil yang Menimbulkan Bencana

11 hari lalu

Walhi Tuntut Jepang Akhiri Pendanaan Proyek Gas Fosil yang Menimbulkan Bencana

Menurut Walhi, pasca Perjanjian Paris, JBIC justru menjadi penyandang dana gas fosil terbesar di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Demo Tolak Tambang Timah di Kantor Gubernur Bangka Belitung, Walhi: Setop IUP Baru

14 hari lalu

Demo Tolak Tambang Timah di Kantor Gubernur Bangka Belitung, Walhi: Setop IUP Baru

Walhi menyebut fakta kacaunya tata kelola timah di Bangka Belitung juga dapat dilihat dari perubahan peradaban masyarakat adat.

Baca Selengkapnya

10 Program Studi Paling Ketat SNBP 2024 dan Redmi Pad Pro di Top 3 Tekno

24 hari lalu

10 Program Studi Paling Ketat SNBP 2024 dan Redmi Pad Pro di Top 3 Tekno

Top 3 Tekno Berita Terkini dimulai dari artikel berjudul '10 Program Studi Paling Ketat SNBP 2024 dari Berbagai Universitas'.

Baca Selengkapnya

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

25 hari lalu

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya

Macam Penyakit yang Rawan Menyerang Anak di Masa Mudik Lebaran

28 hari lalu

Macam Penyakit yang Rawan Menyerang Anak di Masa Mudik Lebaran

Dokter mengatakan anak berisiko diare selama mudik Lebaran akibat pola makan yang tidak teratur. Penyakit apa lagi yang juga mengintai?

Baca Selengkapnya