Kerugian Akibat Kebakaran Hutan di Riau Tembus Rp 50 Triliun

Reporter

Antara

Jumat, 20 September 2019 06:34 WIB

Foto udara kondisi hutan dan lahan yang terbakar di Desa Tuah Indrapura, Kabupaten Siak, Riau, Rabu, 18 September 2019. Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) ini menyebabkan sejumlah daerah di Sumatera terpapar kabut asap. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Pusat Studi Lingkungan Hidup, Universitas Riau Dr Suwondo MS memperkirakan Riau mengalami kerugian materiil sebesar Rp 50 triliun lebih akibat kabut asap kebakaran hutan dan lahan atau karhutla melanda daerah itu sejak beberapa bulan terakhir.

"Kerugian sebesar Rp50 triliun itu berasal dari terganggunya aktivitas perdagangan, jasa, kuliner, perkebunan, dan kerugian waktu delay dari aktivitas penerbangan," kata Suwondo di Pekanbaru, Kamis, 19 September 2019.

Suwondo mengatakan dampak asap karhutla tersebut telah memicu kerugian ganda, untuk semua sektor kehidupan, ekonomi, sosial, ekologi, pertanian dan perkebunan, jasa dan lainnya .

Ia meragukan apakah kasus yang sama pada tahun sebelumnya mesti terulang lagi, sebab fakta saat ini mengindikasikan untuk Riau bakal mengalami kerugian yang sama saat bencana asap tahun 2015.

"Kalau bencana asap tahun 2019 lebih lama terjadi, atau sama kondisi asap tahun 2015, maka akan lebih berbahaya lagi dan fatalnya Riau mengalami kerugian ekonomi bisa mencapai Rp120 triliun lebih, sama kerugaian yang dialami pada bencana asap tahun 2015," katanya.

Advertising
Advertising

Ia menekankan bahwa bencana asap terjadi tahun 2015 dengan komparasi luasan hutan dan lahan yang terbakar mencapai 500.000 hektare, sedangkan bencana asap tahun 2019 dengan hutan dan lahan terbakar sudah mencapai 300.000 hektare.

Suwondo menjelaskan asap telah berdampak negatif sama terhadap kehidupan flora dan fauna, namun prosesnya hanya membedakan hewan akan sama, dengan makhluk invetebrata, mamalia yakni akan mempengaruhi sistim pernafasan mereka, karena dipicu partikel berbahaya dari kandungan sisa bahan yang terbakar di dalam asap.

Semakin halus partikel yang masuk dalam sistem pernafasan saat menghirup asap, maka akan makin berbahaya bagi makhluk hidup manusia dan hewan (hidup di darat) sebab sistem jantung dan paru-parunya bersentuhan langsung dengan udara terpapar asap itu.

"Asap yang bersumber dari kebakaran hutan dan lahan itu mengandung sejumlah komposisi kimia, dan udara otomatis mengalami perubahan, kadar CO (karbon monoksida) makin tinggi karena pembakaran yang makin tinggi itu," katanya.

Keberadaan CO yang terhirup oleh makhluk hidup, katanya menjelaskan, akan mempengaruhi sistem peredaran darah, pada mahkluk hidup sehingga berkurangnya kemampuan mengikat oksigen, dan CO di udara bisa meracuni darah, atau toksik (baca toksik) pada darah dan itu sangat berbahaya bagi kesehatan.

Selain itu kandungan parikulat lainnya yang dibawa kabut dan asap itu seperti CO2 (karbondioksida) juga bisa mempengaruhi ketika masuk dalam tubuh padahal seharusnya CO2 itu dikeluarkan. Saat terhirup efeknya akan sama toksik di dalam darah, dan juga semua hewan akan seperti itu.

Kabut asap yang melanda Sumatera dan Kalimantan menyebabkan sejumlah aktivitas berhenti. Bandara-bandara terpaksa menutup atau mengurangi penerbangan. Begitu pula sekolah dan perkantoran yang terganggu akibat tebalnya asap kebakaran hutan.

Berita terkait

Kabut Asap Selimuti Kota Dumai, Kondisi Udara Memburuk

34 hari lalu

Kabut Asap Selimuti Kota Dumai, Kondisi Udara Memburuk

Kabut asap yang menyelimuti udara Dumai berasal dari kebakaran lahan di beberapa titik, dan kiriman dari perbatasan dengan Kabupaten Bengkalis.

Baca Selengkapnya

Penyebab Kebakaran 10 Hektare Lahan di Karimun Kepulauan Riau Masih Misterius

38 hari lalu

Penyebab Kebakaran 10 Hektare Lahan di Karimun Kepulauan Riau Masih Misterius

Di tengah banyaknya bencana basar di Indonesia, masih ada 10 Ha lahan terbakar di Kepulauan Riau. Sebabnya belum diketahui.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

42 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

KLHK Pantau Sembilan Provinsi yang Rawan Karhutla

44 hari lalu

KLHK Pantau Sembilan Provinsi yang Rawan Karhutla

Menteri KLHK Siti Nurbaya pantau provinsi rawan karhutla, dari Riau sampai Sulawesi Tengah.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

55 hari lalu

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya

Perbedaan Operasi TMC Banjir Demak dan Teknologi Modifikasi Cuaca Penanganan Karhutla

20 Februari 2024

Perbedaan Operasi TMC Banjir Demak dan Teknologi Modifikasi Cuaca Penanganan Karhutla

Teknologi Modifikasi Cuaca atau TMC digunakan untuk mengatasi dampak banjir Demak, Jawa Tengah. Ada bedanya dengan operasi TMC penanganan karhutla.

Baca Selengkapnya

Jangan Abaikan Bau Tak Sedap Berikut di Rumah, Risikonya Bisa Fatal

11 Februari 2024

Jangan Abaikan Bau Tak Sedap Berikut di Rumah, Risikonya Bisa Fatal

Sebagian bau tak sedap di rumah mungkin sudah dianggap biasa sehingga tak terlalu dipedulikan. Namun ada beberapa macam bau yang tak boleh diabaikan.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Tewaskan 123 dalam Bencana Terburuk Chile sejak Gempa 2010

6 Februari 2024

Kebakaran Hutan Tewaskan 123 dalam Bencana Terburuk Chile sejak Gempa 2010

Kebakaran hutan yang sejauh ini telah menewaskan 123 orang dan menghanguskan seluruh lingkungan disebut Presiden Chile sebagai tragedi sangat besar.

Baca Selengkapnya

Asap Pabrik Kimia Racuni Ratusan Warga Cilegon, Bukti Pencemaran Tunggu Uji Lab

30 Januari 2024

Asap Pabrik Kimia Racuni Ratusan Warga Cilegon, Bukti Pencemaran Tunggu Uji Lab

Dokumen yang diperoleh TEMPO menjelaskan kronologi insiden kebocoran pada pabrik kimia milik PT Chandra Asri di Cilegon tersebut.

Baca Selengkapnya

Luput Dibahas Debat Cawapres: Data Terbaru KLHK Catat Luas Karhutla 2023 Tembus 1,16 Juta Hektare

27 Januari 2024

Luput Dibahas Debat Cawapres: Data Terbaru KLHK Catat Luas Karhutla 2023 Tembus 1,16 Juta Hektare

Tak disinggung dalam debat cawapres, data terbaru KLHK mencatat luas karhutla 2023 mencapai 1,16 juta hektare. Di mana area kebakaran terluas?

Baca Selengkapnya