Karhutla Merebak, #IndonesiaDaruratAsap jadi Trending Topic

Minggu, 15 September 2019 12:44 WIB

Foto udara kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Kamis, 29 Agustus 2019. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalsel hutan dan lahan yang terbakar dari bulan Januari hingga Agustus 2019 mencapai lebih dari 1.832 hektare dan masih terus meluas. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di sejumlah wilayah sempat menjadi perbincangan utama di media sosial Twitter pada hari ini. Kebakaran yang memicu asap pekat membahayakan tersebut menjadi trending topic atau topik utama lewat munculnya tagar #IndonesiaDaruratAsap.

Pemilik akun bernama Nabilla Soputan atau @NabillaYoo dalam cuitannya meminta pemerintah untuk segera bergerak. Ia menilai pemerintah tak serius menangani kebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah.

"Tragis!! Nih pemerintah kemana sih? Gak keliatan batang hidungnya untuk urusan karhutla!! Yang kebakaran hutan, yang dipadamkan KPK," tulis Nabilla, Ahad, 15 September 2019.

Ada juga pengguna Twitter bernama Hana Wati yang ikut menyerukan tagar #IndonesiaDarutatAsap. Dalam posting atau kiriman pemilik akun @hanawatihasan tersebut bahkan ikut me-mention akun Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Selain me-mention akun Presiden Jokowi, Hana Wati juga menyertakan postingan yang mengunggah sebuah video berdurasi 56 detik. Video tersebut berisi suasana kondisi jalan yang tetutup kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan. "@jokowi please #IndonesiaDaruratAsap," tulis akun Hana Wati.

Advertising
Advertising

Selain itu, peristiwa Karhutla juga menjadi salah satu perhatian sutradara dan juga komika Ernest Prakasa. Lewat akun miliknya @ernerstprakarsa, ia juga mengirim sejumlah informasi terkatit Karhutla.

Dalam 24 jam terakhir, Ernest telah mengunggah sebanyak 4 kiriman di Twitter yang membahas terkait Karhutla. Tiga diantara merupakan kiriman berisi video kondisi terkini Karhutla dan juga satu mengenai berita Gubernur Riau yang tak kunjung pulang meski terjadi peristiwa kebakaran hutan.

Akibat persitiwa Karhutla tersebut, lini masa Twitter dibanjiri berbagai video yang menggambarkan masih berlangsungnya kebakaran hutan. Selain itu, banyak pula yang mengirim sejumlah tangkapan layar yang mencatat kondisi kualitas udara di sejumlah wilayah yang terdampak asap akibat Karhutla.

Sementara itu, kejadian Karhutla paling serius terjadi di sejumlah wilayah seperti Provinsi Riau dan Provinsi Kalimantan Tengah. Data milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Sabtu 14 September 2019 tercatat ada 6 provinsi yang mengalami Karhutla.

Akibat kejadian ini, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah menyegel 43 perusahaan. Kebijakan ini diambil sebagai bentuk penegakan hukum sehubungan dengan kebakaran hutan dan lahan.

"Sampai hari ini ada 42 lokasi perusahaan yang kami lakukan penyegelan dan 1 milik masyarakat," kata Direktur Penegakan Hukum Kementerian LHK, Rasio Ridho Sani, Sabtu, 14 September 2019. Lahan tersebut disegel karena diduga terkait kebakaran hutan dan lahan.

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

23 jam lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Elon Musk Usulkan Biaya Langgan bagi Pengguna X Baru, Ini Alasannya

7 hari lalu

Elon Musk Usulkan Biaya Langgan bagi Pengguna X Baru, Ini Alasannya

Elon Musk, CEO platform media sosial X, pada Senin mengusulkan biaya langganan bagi pengguna baru

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

9 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

Kabut Asap Selimuti Kota Dumai, Kondisi Udara Memburuk

30 hari lalu

Kabut Asap Selimuti Kota Dumai, Kondisi Udara Memburuk

Kabut asap yang menyelimuti udara Dumai berasal dari kebakaran lahan di beberapa titik, dan kiriman dari perbatasan dengan Kabupaten Bengkalis.

Baca Selengkapnya

Penyebab Kebakaran 10 Hektare Lahan di Karimun Kepulauan Riau Masih Misterius

33 hari lalu

Penyebab Kebakaran 10 Hektare Lahan di Karimun Kepulauan Riau Masih Misterius

Di tengah banyaknya bencana basar di Indonesia, masih ada 10 Ha lahan terbakar di Kepulauan Riau. Sebabnya belum diketahui.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

34 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Cara Melihat Password Twitter atau X Secara Mudah

34 hari lalu

Cara Melihat Password Twitter atau X Secara Mudah

Berikut cara melihat password Twitter atau X karena lupa dan cara mengubahnya secara mudah. Bisa melalui email atau SMS.

Baca Selengkapnya

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

35 hari lalu

Fakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang

Fakultas Filsafat UGM menunggu laporan dari para korban untuk penanganan yang lebih tepat dan cepat.

Baca Selengkapnya

Cara Lihat Email dan Password Twitter yang Mudah Tanpa Ribet

35 hari lalu

Cara Lihat Email dan Password Twitter yang Mudah Tanpa Ribet

Ada beberapa cara lihat email dan password Twitter. Salah satunya adalah menggunakan fitur "Lupa Kata Sandi". Berikut ini beberapa cara lainnya.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

37 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya