BI: Operasi Pasar Efektif Kendalikan Inflasi di Daerah

Selasa, 10 September 2019 17:46 WIB

Warga antre untuk membeli Gas LPG 3 Kg saat operasi pasar murah di Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah, Senin 20 Mei 2019. Pasar murah yang digelar Pemerintah Kota Solo tersebut menyediakan kebutuhan pokok, minyak goreng, beras dan gas LPG 3 kg, untuk menstabilkan harga-harga kebutuhan pokok dan mengantisipasi kelangkaan gas LPG 3 kg jelang Lebaran. ANTARA FOTO/Maulana Surya

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyatakan kegiatan operasi pasar (OP) masih cukup efektif dalam rangka mengendalikan inflasi di daerah.

"Seperti yang terjadi di Kota Solo, OP yang kami lakukan pada komoditas cabai ternyata mampu menurunkan harga," kata Kepala BI Kantor Perwakilan Surakarta Bambang Pramono di Solo, Selasa 10 September 2019.

Ia mencontohkan jika sebelum dilakukan OP harga komoditas cabai rawit merah mencapai Rp75.000/kg. Setelah ada OP, harga turun menjadi Rp60.000/kg, bahkan sempat menyentuh angka Rp50.000/kg.

Secara keseluruhan, untuk tekanan inflasi bulan Agustus juga mengalami penurunan dibandingkan bulan sebelumnya. Berdasarkan data, jika bulan Juli inflasi mencapai angka 0,38 persen, saat bulan Agustus 2019 turun menjadi -0,16 persen atau terjadi deflasi 0,16 persen.

Menurut dia, deflasi kali ini terjadi karena berkurangnya tekanan harga pada komoditas cabai, di antaranya untuk rawit merah dan hijau karena ketersediaan pasokan ada.

"Memang tidak dipungkiri jika dikaitkan dengan perkembangan elnino yang berkepanjangan, kelompok 'volatile food' masih jadi masalah, komoditas cabai menjadi salah satu sumber utama," katanya.

Meski demikian, dikatakannya, secara "year on year" inflasi kali ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Oleh karena itu, inflasi hingga akhir tahun ini berpotensi lebih tinggi dibandingkan tahun 2018.

Data BI menunjukkan, inflasi yoy Kota Surakarta pada bulan Agustus 2019 sebesar 3,09 persen atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yaitu 2,45 persen.

"Menurut kami, potensi laju inflasi kali ini akan lebih tinggi, makanya kami komunikasi dengan TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah, red) untuk bersama-sama melakukan program pengendalian inflasi, salah satunya melakukan sosialisasi dari sisi konsumsi masyarakat," katanya.

Berita terkait

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

2 hari lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

2 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

3 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

3 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

3 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

3 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

3 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

4 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya