Bank Dunia Sebut Berbisnis di Indonesia Lebih Sulit dari Vietnam

Reporter

Fajar Pebrianto

Editor

Rahma Tri

Minggu, 8 September 2019 13:47 WIB

Lead Country Economist Bank Dunia di Indonesia Frederico Gil Sander menyampaikan pemaparannya dalam acara diskusi Indonesia Economic Quarterly di kawasan Sudirman, Jakarta, Senin, 1 Juli 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi baru-baru ini mengungkapkan kekesalan kepada para menterinya. Ia mengeluhkan rumitnya mengurus perizinan di Indonesia sehingga Bank Dunia mencatat bahwa investor asing lebih memilih untuk menanamkan modal di negara tetangga.

Karena itu, Jokowi meminta para menteri mulai menyederhanakan peraturan yang memperlambat perizinan. Catatan dari Bank Dunia, dari 33 perusahaan yang keluar dari Cina sebagian besar memilih untuk berinvestasi di Vietnam, Kamboja, dan Malaysia. "Enggak ada yang ke Indonesia," kata dia dalam rapat terbatas yang digelar siang ini, Rabu, 4 September 2019 di Kantor Presiden, Jakarta.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Mohammad Faisal, mengatakan salah satu persoalan dalam investasi di Indonesia sebenarnya ada di pemerintah sendiri, yaitu soal kepastian kebijakan. Faktor ini pun dinilai lebih utama, ketimbang persoalan upah. “Kalau upahnya mahal, tapi sepanjang kebijakannya pasti, aturan turunannya konsisten, investor pasti akan lebih tertarik,” kata dia, saat dihubungi di Jakarta, Minggu, 8 September 2019.

Bank Dunia sebenarnya sudah menampilkan data-data dalam indeks kemudahan berusaha di negara-negara di dunia, dalam laporan mereka bertajuk “Doing Business: Training for Reform” pada 31 Oktober 2018. Di dalamnya sudah dimuat beberapa perbandingan Indonesia dan negara lain, mulai dari lama perizinan hingga biaya yang harus dikeluarkan setiap investasi.

Data dari Bank Dunia tersebut juga memperkuat pernyataan Faisal. Bank Dunia mencatat, biaya untuk berinvestasi di Malaysia jika dilihat secara income per capita lebih tinggi dari Indonesia. Tapi, berusaha di Malaysia, lebih mudah dan cepat ketimbang di Indonesia.

Advertising
Advertising

Lebih lengkap, berikut perbandingan antara Indonesia dengan Vietnam, Kamboja, dan Malaysia, seperti yang dirangkum dalam laporan Bank Dunia tersebut.

Indeks kemudahan berbisnis atau Ease of Doing Business (EoDB), 1-190 negara

    1. Malaysia: 15
    2. Vietnam: 69
    3. Indonesia: 73
    4. Kamboja: 138

Indeks memulai bisnis (Starting a business)

    1. Vietnam: 104
    2. Malaysia: 122
    3. Indonesia: 134
    4. Kamboja: 185

Jumlah prosedur perizinan

    1. Vietnam: 8
    2. Malaysia: 9,5
    3. Kamboja: 9
    4. Indonesia: 10

Waktu untuk menyelesaikan prosedur perizinan

    1. Malaysia: 13,5 hari
    2. Vietnam: 17 hari
    3. Indonesia: 19,6 hari
    4. Kamboja: 99 hari

Biaya yang dikeluarkan untuk berinvestasi (% dari income per capita)

    1. Vietnam: 5,9 persen
    2. Indonesia:6,1 persen
    3. Malaysia: 11,6 persen
    4. Kamboja: 47,4 persen

FAJAR PEBRIANTO

Berita terkait

Kewarganegaraan Ganda Arcandra Tahar Pernah Jadi Persoalan, Jokowi Tunjuk sebagai Wakil Menteri ESDM

25 menit lalu

Kewarganegaraan Ganda Arcandra Tahar Pernah Jadi Persoalan, Jokowi Tunjuk sebagai Wakil Menteri ESDM

Eks Menteri ESDM, Arcandra Tahar tersangkut soal kewarganegaraan ganda hingga dicopot dari jabatan. Kkemudian diangkat Jokowi lagi jadi wakil menteri.

Baca Selengkapnya

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

37 menit lalu

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

Presiden Jokowi menyoroti urgensi peningkatan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Apa pesan untuk pemimpin baru?

Baca Selengkapnya

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

41 menit lalu

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyanjung pemerintahan Presiden Jokowi karena pertumbuhan ekonomi RI stabil pada kisaran 5 persen.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

1 jam lalu

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan memanggil manajemen PT Sepatu Bata Tbk., imbas penutupan pabrik alas kaki itu di Purwakarta, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

10 jam lalu

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

Selain Indonesia, ada negara-negara lain yang membujuk Tesla untuk berinvestasi.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

11 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

13 jam lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

13 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

13 jam lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

13 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya