Catatan Penting Soal Mobil Esemka setelah Diresmikan Jokowi

Reporter

Antara

Editor

Elik Susanto

Sabtu, 7 September 2019 00:54 WIB

Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto (kiri) mengamati salah satu produk mobil keluaran pabrik mobil Esemka saat meresmikan pabrik mobil PT. Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) di Boyolali, Jawa Tengah, Jumat 6 September 2019. Pabrik mobil Esemka dengan nilai investasi sebesar Rp600 miliar tersebut dapat memproduksi mobil mencapai 18 ribu unit per tahun atau 1.500 unit per bulan. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat ekonomi Hisar Sirait berharap mobil Esemka yang diresmikan Presiden Joko Widodo jangan sampai mengulangi kesalahan proyek mobil nasional di era Orde Baru. Proyek mobil nasional waktu itu mengalami kegagalan.

"Bicara mengenai industri otomotif, sebetulnya banyak faktor keterkaitannya, antara lain faktor komitmen penuh pemerintah untuk memberikan banyak hal terkait dengan pengembangan industri mobil. Proyek mobil nasional pertama yang gagal pada beberapa dekade lalu karena menjalankan komitmen secara setengah-setengah alias parsial," kata Hisar Sirait, Jumat, 6 September 2019.

Ekonom yang juga Rektor Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie tersebut menjelaskan, industri otomotif harus terintegrasi penuh atau fully integrated, integrasi sempurna untuk pengembangan sebuah industri mobil. Ini sangat dibutuhkan karena pabrik mobil merupakan industri otomotif yang tidak hanya dibangun secara parsial.

Kalau Indonesia mau mengembangkan dan memperkuat industri mobil secara mandiri, menurut Hisar Sirait, harus ada teknologinya, melibatkan industri karet untuk menghasilkan bannya dan berbagai macam industri yang berkaitan dengan otomotif. Faktor berikutnya yakni daya saing dari produk yang dihasilkan.

Hisar Sirait menambahkan, proyek mobil nasional di era Orde Baru hanya berpikir output oriented atau yang penting ada dulu. Tidak memikirkan secara panjang mengenai daya saing dari produk yang dihasilkannya. "Jangan sampai mobil Esemka juga menjadi korban dari pandangan output oriented. Gagal karena tidak melihat keberlanjutan dari mobil nasional itu."

Pemerintah Cina berani....
<!--more-->

Kesalahan lainnya, kata dia, proyek mobil nasional sebelumnya adalah rantai pasokan produksi yang sangat lemah. Yaitu minimnya integrasi jaringan pasokan yang mendukung lini produksi proyek mobil nasional waktu itu.

Menurut Hisar Sirait, tak kalah penting yang perlu diperhatikan yakni infrastruktur pendukung industri otomotif. Infrastruktur paling utama adalah terkait dengan teknologi.

Pekerja pabrik Esemka sedang merakit mesin untuk Esemka Bima 1.2L di pabrik perakitan PT Solo Manufaktur Kreasi di Desa Demangan, Kosambi, Boyolali, Jawa Tengah, 6 September 2019. Pabrik perakitan mobil Esemka diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. TEMPO/Wawan Priyanto.

"Dulu hanya bicara teknologi mobil nasional pertama menggunakan teknologi dari Korea Selatan. Sampai sebatas ini masih dianggap wajar karena Cina pun dulu saat mengembangkan industri otomotifnya melakukan hal yang sama," ujarnya.

Hisar Sirait menegaskan, komitmen peta jalan juga harus jelas. Pemerintah Cina berani menyatakan mengakuisisi teknologi otomotif Jerman. Tapi Indonesia tidak melakukan hal itu dalam proyek mobil nasional pertamanya. "Anggaplah dalam lima tahun mendatang Esemka sudah bisa bersaing merek mobil tertentu atau sudah memiliki teknologi seperti yang diharapkan. Ini yang namanya peta jalan."

Mestinya, kata Hisar Sirait, pemerintah Indonesia sekarang harusnya bisa buka-bukaan mengenai teknologi yang digunakan dalam Esemka. "Jangan malu untuk menyatakan bahwa kita mengadopsi dan belajar teknologi otomotif dari Cina. Karena teknologi Cina saat ini sama bagusnya dengan teknologi otomotif dari negara lain. Jangan sampai masyarakat nanti kecewa dengan Esemka dengan sikap ketertutupan pemerintah dalam hal ini," kata Hisar Sirait.

Mobil Esemka secara resmi diluncurkan Presiden Joko Widodo pada Jumat, 6 September 2019. Presiden meresmikan fasilitas produksi otomotif PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) di Desa Demangan, Kecamatan Sambi, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Direktur Utama PT Solo Manufaktur Kreasi Edi Wirajaya mengatakan, dua mobil Esemka jenis pick up atau mobil niaga diluncurkan yaitu Bima 1.2 dan Bima 1.3.
Truk ringan ini hadir dengan kabin yang lega serta ruang kargo yang luas cocok untuk muatan barang. Dilengkapi dengan mesin 1.3 L DOHC 16 v yang tangguh dan bertenaga, Esemka diklaim tangguh dengn harga yang terjangkau.

Berita terkait

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

9 jam lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

9 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

10 jam lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

10 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

10 jam lalu

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

10 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

11 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

12 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

14 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

14 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya