Tanam Duit Mulai Rp 50 Ribu Bisa Ikut Investasi Reksadana

Reporter

Antara

Editor

Rahma Tri

Minggu, 1 September 2019 13:55 WIB

Aktivitas di hari pertama perdagangan saham pasca-Lebaran di lantai Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin, 10 Juni 2019. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Sekarang ini, investasi reksadana semakin mudah dan terjangkau sehingga dapat dilakukan siapa saja. Salah satunya melalui aplikasi Tanamduit, calon investor cukup menyediakan dana minimal Rp 50 ribu, melampirkan kartu tanda penduduk (KTP) dan nomor rekening bank, maka sudah dapat membuka akun reksadana.

"Ide mengembangkan aplikasi ini mengingat sampai saat ini reksadana masih merupakan investasi yang menguntungkan serta risikonya dapat ditentukan ," kata Direktur Pengembangan Bisnis Tanamduit, Muhammad Hanif di Jakarta, Ahad 1 September 2019.

Menurut Hanif, dibandingkan dengan bunga tabungan dan deposito bank, investasi reksadana relatif masih lebih menguntungkan. "Bagi investor yang ingin investasi dengan risiko rendah dapat membeli produk reksadana manfaat pasti, namun bagi yang ingin risiko tinggi dengan pengembalian 5 sampai 10 persen bisa membeli reksadana saham," kata dia.

Hanif menerangkan, semakin tinggi return investasi yang didapat maka risikonya juga semakin tinggi. Sebaliknya semakin rendah returnnya, berarti risikonya juga semakin rendah.

Sebagai tahap awal, tutur Hanif, Tanamduit menyediakan produk investasi reksadana dan Surat Berharga Negara (SBN), ke depan akan ditambahkan produk asuransi (asuransi jiwa, kesehatan, dan asuransi kerugian). Menurut dia, tujuan berinvestasi adalah mendapatkan pendapatan agar dapat dimanfaatkan sebagai penghasilan tambahan saat pensiun, misalnya sebagai uang muka rumah, mobil, dan lain sebagainya.

Sebagai aplikasi yang baru, setiap hari terdapat 500.000 sampai 700.000 pemohon untuk membuka akun Tanamduit. Sedangkan target di akhir tahun ini bisa mencapai 120 ribu. "Hampir 70 persen yang membuka akun di platform kami berusia 18 sampai 34 tahun," ujar Hanif.

Pengamat pasar modal, Ferry Latuhihin mengatakan, hadirnya aplikasi ini merupakan terobosan karena selama ini masyarakat masih menganggap investasi di pasar modal termasuk reksadana masih sulit. Padahal, dengan kondisi perbankan saat ini, menurut Ferry pendapatan dari bunga tabungan maupun deposito sangat kecil sehingga reksadana sejauh ini masih menjadi salah satu investasi yang menjanjikan.

ANTARA

Berita terkait

Berkas Kasus Bendesa Adat Bali Diduga Peras Pengusaha Rp10 Miliar Dilimpahkan ke Pengadilan

5 jam lalu

Berkas Kasus Bendesa Adat Bali Diduga Peras Pengusaha Rp10 Miliar Dilimpahkan ke Pengadilan

Bendesa Adat Berawa Ketut Riana diduga memeras pengusaha yang membutuhkan rekomendasi perizinan investasi

Baca Selengkapnya

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

1 hari lalu

Di Qatar Economic Forum, Prabowo Sebut Biaya Pembangunan IKN Tembus Rp 16 Triliun per Tahun

Presiden terpilih Prabowo Subianto membeberkan strategi Pemerintah untuk membiayai pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

1 hari lalu

Jokowi dan Gubernur Jenderal Australia Bertemu, Bahas Penguatan Hubungan antar Masyarakat

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dalam keterangan pers usai pertemuan, menjelaskan, Jokowi dan Hurley misalnya mebahas upaya menggiatkan pengajaran bahasa di masing-masing negara.

Baca Selengkapnya

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

1 hari lalu

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

Ekonom Nailul Huda menilai langkah OJK mencabut izin PT Paytren Manajemen Investasi sudah tepat.

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

2 hari lalu

Pertamina Hulu Energi dan ExxonMobil Kerja Sama Penangkapan dan Penyimpanan Karbon di IPA CONVEX ke-38

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menjajaki kerja sama dengan ExxonMobil Indonesia melalui pengembangan Asri Basin Project CCS Hub.

Baca Selengkapnya

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

2 hari lalu

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. atau Saratoga (SRTG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 298,43 miliar atau sekitar Rp 22 per lembar saham.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

3 hari lalu

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut bantuan beras merupakan langkah konkret untuk meringankan beban masyarakat.

Baca Selengkapnya

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

3 hari lalu

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang bertemu untuk membahas penguatan kerja sama

Baca Selengkapnya

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

3 hari lalu

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)

Baca Selengkapnya

AXA Mandiri Raup Laba Bersih Rp 1,33 Triliun pada 2023

3 hari lalu

AXA Mandiri Raup Laba Bersih Rp 1,33 Triliun pada 2023

AXA Mandiri Financial Services berhasil meraup laba bersih senilai Rp 1,33 triliun pada 2023 atau tumbuh 13,2 persen dibanding tahun 2022.

Baca Selengkapnya