Gojek meluncurkan logo baru untuk menandai 9 tahun kiprahnya sebagai perusahaan aplikasi. Peluncuran tersebut dilakukan di kantor Gojek, Pasaraya Blok M, Senin, 22 Juli 2019, dan dihadiri CEO Gojek Nadiem Makarim, Co-Founder Gojek Kevin Aluwi, serta Presiden Gojek Andre Sulistyo. TEMPO/Francisca Christy Rosana
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan e-commerce asal Amerika Serikat, Amazon, dikabarkan bakal menggelontorkan sejumlah investasi kepada Gojek. Menanggapi kabar itu, manajemen Gojek menolak berkomentar.
Vice President Corporate Gojek Indonesia Kristy Nelwan mengatakan informasi terkait investasi ini masih rumor. "Kami tidak dapat mengomentari rumor dan spekulasi yang beredar di pasar," kata Kristy dalam pesan pendek kepada Tempo, Jumat, 30 Agustus 2019.
Berdasarkan laporan Reuters, niat Amazon menyuntikkan dana segar baru sebatas komunikasi awal. Seorang sumber mengatakan raksasa e-commerce dari Negeri Abang Sam itu ingin turut mengongkosi Gojek dengan nilai yang tidak didetailkan. Adapun negosiasi antara Gojek dan Amazon disebut masih terus dilakukan.
Reuters melaporkan, pada Juli lalu, Amazon sedang memperluas jaringannya ke pasar transportasi. Amazon mulai membidik banyak lini yang berhubungan dengan ride-hailling, kecuali memproduksi mobil.
Awal tahun ini, Amazon telah membeli saham di perusahaan pengiriman makanan online Inggris, Deliveroo, yang bersaing dengan Uber Technologies Inc (UBER.N) Uber Eats. Keduanya berkompetisi menyediakan makanan cepat saji.
Adapun Gojek sebagai perusahaan bervaluasi unicorn pertama di Indonesia saat ini sudah memiliki hingga 20 layanan. Gojek berevolusi dari yang awalnya hanya menyediakan layanan ojek, hingga mencakup layanan pemesanan makanan hingga spa.
Sejumlah perusahaan besar sebelumnya telah terlibat dalam pendanaan Gojek. Di antaranya Alphabet Inc (GOOGL.O), Alibaba Group Holdings Inc (BABA.N), Tencent Holdings (0700.HK), dan Visa Inc (VN).