BI: Kebijakan Suku Bunga Tak Cukup Dorong Pertumbuhan Ekonomi

Kamis, 29 Agustus 2019 14:37 WIB

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo seusai salat Jumat di kompleks kantor Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat, 26 Juli 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo mengatakan dunia saat ini tengah menghadapi perubahan-perubahan fundamental, seperti meredupnya globalisasi, munculnya sentimen anti perdagangan global, dan meningkatnya digitalisasi. Situasi ini pun memperbesar ketidakpastian ekonomi global beberapa waktu terakhir.

Dalam situasi seperti ini, kata dia, bank sentral di seluruh dunia menghadapi tantangan, terutama di negara-negara maju. “Di mana, efek dari kebijakan moneter untuk menciptakan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi berkurang,” kata Perry dalam Konferensi Internasional Bulletin of Monetary Economics and Banking (BMEB) ke-13 di Bali, Kamis, 29 Agustus 2019.

Sehingga, kata dia, kebijakan moneter seperti penyesuaian suku bunga saja tidak cukup untuk mencapai dua tujuan yaitu stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Di beberapa negara maju, kata dia, suku bunga bisa mencapai 0 persen, namun tetap kurang ampuh menjaga stabilitas harga. Dengan begitu, kata dia, bank sentral seharusnya bisa melengkapi lagi dengan kebijakan lain, seperti kebijakan stabilitas uang yang beredar.

Di sisi lain, bank sentral biasanya melakukan penyesuaian pada suku bunga untuk menarik masuk arus modal asing ke negaranya. Sehingga investasi masuk dalam bentuk Penanaman Modal Asing (PMA). Namun, itu dahulu, saat aliran arus modal ini lebih banyak dipengaruhi perbedaan nilai tukar antar negara alias interest rate parity. Tapi kini, kata Perry, arus modal tak lagi hanya dipengaruhi oleh nilai tukar tersebut. Ada banyak resiko lain, seperti stabilitas ekonomi dan kondisi politik di sebuah negara.

Sebelumnya, Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah mengatakan investasi belum bisa tumbuh tinggi karena masih menghadapi masalah seperti perizinan, pembebasan lahan, pengupahan, hingga konsistensi kebijakan pemerintah pusat.

Selama masalah ini tidak diselesaikan, Piter meyakini investasi tidak akan mengalami lompatan, khususnya di Foreign Direct Investment (FDI). “Walau ada penurunan suku bunga dua sampai tiga kali di tahun ini,” kata dia saat ditemui dalam Press Talk Katadata di FX Sudirman, Kamis, 25 Juli 2019.

Sementara itu, Kepala Institut Bank Indonesia, Solikin M. Juhro, mengatakan suku bunga hanyalah salah satu faktor untuk menarik investasi asing ke Indonesia. Namun semakin ke sini, investor juga semakin mempertimbangkan faktor premi risiko. Sekalipun suku bunga di sebuah negara tinggi, arus modal belum tentu masuk jika ada faktor lain seperti konflik politik.

“Misal saya mau invest di Bhutan, suku bunga 10 persen, tapi ada konflik, saya ga berani menanamkan modal di sana,” kata dia. Resiko politik inilah yang menjadi salah satu resiko terbesar yang mempengaruhi masuknya arus modal, sekalipun sudah ada penyesuaian suku bunga. Sementara faktor lain seperti defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) biasanya masih bisa diterima.

AJAR PEBRIANTO

Berita terkait

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

6 jam lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

11 jam lalu

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

Eks menteri keamanan Panama memenangkan pilpres setelah menggantikan mantan presiden Ricardo Martinelli dalam surat suara.

Baca Selengkapnya

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

12 jam lalu

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyanjung pemerintahan Presiden Jokowi karena pertumbuhan ekonomi RI stabil pada kisaran 5 persen.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

21 jam lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

23 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

1 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

1 hari lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

1 hari lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

2 hari lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya