BI Papua Barat Pastikan Kerusuhan Manokwari Belum Ganggu Investasi

Selasa, 20 Agustus 2019 06:37 WIB

Asap membumbung dari gedung kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Papua Barat di Manokwari, yang dibakar massa, Senin, 19 Agustus 2019. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta – Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Barat S. Donny H. Heatubun mengatakan iklim investasi di Manokwari dan sekitarnya belum terpukul insiden kerusuhan. Menurut dia, saat ini persepsi investor belum menunjukkan perubahan.

“Secara umum kami belum melihat adanya potensi pengaruh unjuk rasa terhadap persepsi investor di Papua Barat mengingat kejadian hari ini merupakan peristiwa yang sebenarnya ditujukan untuk aksi solidaritas,” ujarnya dalam pesan pendek kepada Tempo, Senin, 19 Agustus 2019.

Donny memastikan, saat ini kinerja investasi di Papua Barat menunjukkan tren yang positif. Sejak pemerintah mencanangkan pertumbuhan sektor pariwisata sebagai alternatif roda penggerak perekonomian, investasi di pulau yang kesohor dengan cenderawasihnya itu meningkat.

Ia juga menyebut investasi lain, seperti di sektor pertambangan, masih dalam kondisi baik. Menurut dia, ada dua komoditas tambang yang diandalkan di Papua Barat, yakni gas alam atau Elenji (LNG) dan Nikel.

“Kontribusi komoditas LNG bahkan mencapai 90 persen dari total ekspor Papua Barat,” ucapnya. Sumbangan terhadap produk domestik regional bruto
atau PDRB juga diklaim tinggi.

Pernyataan Donny menegasikan pandangan Institute for Development of Economic and Finance atau Indef. Wakil Direktur Eksekutif Indef Eko Listiyanto berpandangan kerusuhan yang terjadi di Manokwari baru-baru ini bakal berimbas pada kondisi ekonomi. Menurut dia, bila kerusuhan berlangsung berlarut-larut, iklim investasi di Papua bakal memburuk.

"Kalau berkepanjangan biasanya dia punya impact (dampak) ke persepsi investor, terutama Papua kan kita kenal sebagai sektor sektor yang banyak menarik investasi tambang," ujarnya dalam diskusi bertajuk "RAPBN 2020: Solisi atas Perlambatan Ekonomi" di kantor Indef, Pasar Minggu, Jakarta.

Saat ini, menurut dia, kinerja investasi dan kondisi makro ekonomi di Papua tergolong rendah. Ia menilai, ada tambang raksasa emas Freeport yang menghasilkan kontribusi pajak cukup besar, pertumbuhan ekonomi Papua masih kecil atau kurang dari 5 persen.

Kondisi perekonomian yang lesu diperparah dengan investasi di bidang pertambangan yang belakangan tercatat melorot. Tanpa menyebut angka penurunan penanaman modalnya, ia mengaku cemas bentrokan yang terjadi di negeri cenderawasih itu akan memperburuk iklim investasi.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

22 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

3 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

3 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

3 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

3 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya