Kartu Prakerja Jokowi Dinilai Rentan Salah Sasaran

Senin, 19 Agustus 2019 18:08 WIB

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economic and Finance atau Indef Tauhid Ahmad memberikan pandangan ihwal kartuprakerja Jokowi di kantor Indef, Pasar Minggu, Jakarta, Senin, 19 Agustus 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economic and Finance atau Indef Tauhid Ahmad mengatakan kartu prakerja yang dicanangkan Presiden Joko Widodo alias Jokowi berpotensi salah sasaran. Tauhid mengatakan saat ini pemerintah tidak memiliki kriteria yang pasti terkait penerima kartu tersebut.

"Kartu prakerja ditujukan bagi penganggur atau yang kena PHK. Ada persoalan mendasar siapa yang paling berhak mendapat kartu," ujar Tauhid dalam diskusi bertajuk "RAPBN 2020: Solisi atas Perlambatan Ekonomi" di kantor Indef, Pasar Minggu, Jakarta, Senin, 19 Agustus 2019.

Berbeda dengan kartu miskin dan kartu Indonesia pintar, kartu prakerja dinilai tak memiliki acuan data yang pasti. Bila yang digunakan ialah acuan data ketenagakerjaan, pemerintah mesti memiliki data yang kuat dan akurat.

Menurut Tauhid, saat ini data ketenagakerjaan yang baru bersifat sampel. Dalam mengakurasi data, pemerintah perlu waktu 1-2 tahun. Sehingga, kata dia, terlalu dini bila kartuprakerja diterapkan pada 2020.

"Kalau belum ada uji coba data, data belum dikonfirmasi, divalidasi, tapi kartu langsung meluas, malah akan jadi berantakan," ujarnya.

Adapun dalam upaya melengkapi data ini, pemerintah juga dinilai mesti melibatkan Badan Pusat Statistik atau BPS dan industri terkait.

Perusahaan, kata dia, mesti melapor ke Kementerian Ketenagakerjaan bila hendak mem-PHK karyawan agar pemerintah memperoleh data yang aktual.

Bila pemerintah tak memiliki acuan dan basis data yang kuat, pemberian kartu prakerja dikhawatirkan akan menimbulkan kecemburuan sosial. "Bisa menjadi moral harzat. Akan susah nanti gimana verifikasinya kalau enggak ada data yang kuat," ujarnya.

Di sisi lain, kartu prakerja yang salah sasaran bakal menimbulkan inefisiensi anggaran atau pemborosan. Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebelumnya mengumumkan bakal menggelontorkan dana Rp 10 triliun untuk program kartu prakerja dalam nota keuangan 2020. Rencananya, kartu itu akan diberikan kepada dua juta orang calon pekerja.

Pemegang prakerja bakal mendapatkan pelatihan vokasi guna meningkatkan keterampilan bagi sumber daya manusia yang belum bekerja dan yang akan berganti pekerjaan karena terkena pemutusan hubungan kerja. Pelatihan akan dilaksanakan sekitar dua bulan. Mereka juga akan mendapat dana insentif pada tertentu, maksimum tiga bulan.

Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengatakan program kartu prakerja ditujukan kepada pencari kerja lulusan anyar atau fresh graduate. Tujuannya, untuk mendapat penyesuaian keahlian, serta pembekalan keahlian vokasi untuk bekerja. Program itu harapannya bisa mengurangi pengangguran.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA | CAESAR AKBAR

Berita terkait

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

8 jam lalu

Presidential Club Bentukan Prabowo Bisa Buka Peluang Jokowi Cawe-cawe di Pemerintahan Mendatang?

Adapun rencana membentuk Presidential Club diungkap oleh juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak.

Baca Selengkapnya

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

8 jam lalu

Respons DPR atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Anggota DPR Saleh Partaonan Daulay menilai perlu usaha dan kesungguhan dari Prabowo untuk menciptakan presidential club.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

9 jam lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

9 jam lalu

Habiburokhman Sebut Ide Prabowo Bikin Presidential Club Sudah Sejak 2014

Prabowo disebut memiliki keinginan untuk secara rutin bertemu dengan para presiden sebelum dia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

9 jam lalu

Jokowi Beri Dua Catatan di Rapat Evaluasi Mudik Lebaran 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan 242 juta masyarakat melakukan perjalanan mudik lebaran tahun ini.

Baca Selengkapnya

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

9 jam lalu

Dahnil Anzar Yakin Prabowo Bisa Cairkan Komunikasi Jokowi-Megawati-SBY

Dahnil menilai Prabowo punya kemampuan untuk menghubungkan mereka.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

10 jam lalu

Jokowi dan Gibran Kompak Bilang Begini soal Wacana Presidential Club Usulan Prabowo

Wacana presidential club yang sebelumnya disampaikan Juru Bicara Prabowo mendapat respond dari Jokowi dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

11 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

13 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

13 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya