Global Bergejolak , Jokowi: Ekonomi Kita Menggembirakan
Reporter
Muhammad Hendartyo
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Jumat, 16 Agustus 2019 15:51 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan pidato mengenai Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belaja Negara atau APBN Tahun Anggaran 2020, disertai Nota Keuangan. Dalam kesempatan itu, Jokowi mengatakan dia patut bersyukur bahwa di tengah gejolak perekonomian global, ekonomi Indonesia menggembirakan.
"Pembangunan ekonomi Indonesia selama lima tahun ini telah menunjukkan capaian yang menggembirakan," kata Jokowi di Kompleks MPR DPR, Jakarta, Jumat, 16 Agustus 2019.
Dia mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia trennya meningkat dari 4,88 persen di tahun 2015, menjadi 5,17 persen di tahun 2018, dan terakhir Semester I-2019 mencapai 5,06 persen. Angka pengangguran menurun dari 5,81 persen pada Februari 2015, menjadi 5,01 persen pada Februari 2019.
Penduduk miskin terus menurun dari 11,22 persen pada Maret 2015, menjadi 9,41 persen pada Maret 2019. "Terendah dalam sejarah NKRI," ujarnya.
Jokowi mengatakan ketimpangan pendapatan terus menurun, ditunjukkan dengan semakin rendahnya Rasio Gini dari 0,408 pada Maret 2015, menjadi 0,382 pada Maret 2019. Indeks Pembangunan Manusia atau IPM naik dari 69,55 di 2015, menjadi 71,39 di 2018, atau masuk dalam status tinggi.
Selain itu, tidak ada lagi provinsi dengan tingkat IPM yang rendah. Logistic
Performance Index (LPI) naik dari peringkat 53 dunia pada 2014, menjadi peringkat 46 dunia pada 2018. Dalam Global Competitiveness Index, kata dia, kualitas infrastruktur Indonesia termasuk listrik dan air meningkat, dari peringkat 81 dunia pada 2015, ke peringkat 71 dunia pada 2018.
Menurut dia, berbagai capaian tersebut tidak terlepas dari reformasi fiskal yang telah kita lakukan. "Kita tidak lagi menggunakan pola money follows function, tetapi money follows program. Kita tidak lagi berorientasi pada proses dan output, tetapi pada impact dan outcome," kata dia.
Jokowi mengatakan akan terus mengelola fiskal agar lebih sehat, lebih adil, dan menopang kemandirian.
Adapun asumsi ekonomi makro yang disepakati dalam RAPBN 2020 adalah pertumbuhan ekonomi 5,2 sampai 5,5 persen, inflasi di kisaran dua hingga empat persen, rata-rata nilai tukar rupiah Rp 14.000 per dolar AS sampai Rp 14.500 per dolar AS, tingkat suku bunga SPN tiga bulan di kisaran lima sampai 5,5 persen.
Sementara itu, asumsi harga minyak (ICP) diperkirakan berada di kisaran US$ 60 sampai dengan US$ 70 per barel. Lifting minyak dan gas bumi tahun depan diperkirakan pada kisaran 1.886 ribu sampai 2.140 ribu barel terdiri lifting minyak 695 ribu barel - 840 ribu barel per hari dan lifting gas bumi sebesar 1.191 ribu barel - 1.300 ribu barel setara minyak per hari.