Potensi Megathrust, Begini Bandara Yogyakarta Minimalkan Risiko

Rabu, 14 Agustus 2019 01:00 WIB

Penumpang keluar dari area bandara seusai mendarat dengan pesawat komersial Citilink saat penerbangan perdana di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA), Kulonprogo, DI Yogyakarta, Senin 6 Mei 2019. Saat ini Bandara YIA mulai beroperasi untuk penerbangan komersial. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pelaksana tugas sementara General Manager (GM) Bandara Yogyakarta International Airport (YIA), Agus Pandu Purnama, menuturkan jika isu ancaman gempa besar atau megathrust pesisir selatan Jawa terus diembuskan meski bandara baru di Kabupaten Kulon Progo itu telah beroperasi.

Pandu mengatakan memakluminya namun meminta publik juga memahami bila isu megathrust disertai tsunami setinggi 20 meter merupakan potensi, bukan prediksi. Itu karena letak Indonesia yang disebutnya berada di ring of fire.

"Persoalannya, sejauh apa mitigasi bencana bisa dilakukan, sehingga meminimalisir potensi risiko itu," kata Pandu di sela pertemuan dengan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di Yogyakarta, Selasa 13 Agustus 2019.

Pandu menuturkan isu ancaman bencana besar itu sudah muncul bahkan sejak proyek bandara baru di Kulon Progo belum dibangun. Oleh sebab itu, ketika saat ini bandara YIA telah beroperasi, isu-isu itu telah lewat dan menjadi masukan pihaknya untuk terus meningkatkan mitigasi bencana.

Misalnya saja yang masih dikerjakan saat ini oleh Angkasa Pura di Bandara YIA dengan membuat green belt atau sabuk pelindung berupa penanaman cemara udang sepanjang lima kilometer di pantai selatan Kulon Progo. "Bandara YIA pun telah dibangun dengan konstruksi tahan gempa hingga 8,8 skala Richter," ujar Pandu.

Advertising
Advertising

Angkasa Pura, ujar Pandu, juga menyiapkan mitigasi Terminal Bandara YIA saat terjadi gempa yang berpotensi tsunami. Sehingga penduduk sekitar bisa menyelamatkan diri ke bandara yang ketinggiannya lebih tinggi dari kampung sekitarnya.

"Awalnya pembangunan Bandara YIA mau dibangun lebih empat meter dari permukaan laut, tapi lalu dinaikkan menjadi tujuh meter," ujarnya.

Pandu menuturkan bandara YIA juga dibangun dengan akses yang mendukung mitigasi. Bandara YIA disebut memiliki main gate di sisi timur dan sisi barat. Keduanya otomatis terbuka saat terjadi resiko bencana sehingga warga siapapun bisa berlari menuju bandara untuk menyelamatkan diri.

Tak hanya itu. Pandu menuturkan Bandara Yogyakarta dilengkapi dengan pusat penanganan krisis atau crisis center dan tempat aman berkapasitas hingga 10 ribu orang yang bisa dimanfatkan warga atau orang yang berada di sekitar bandara.

Anggota DPD RI Gusti Kanjeng Ratu Hemas (GKR) Hemas mendesak tiga sarana pendukung Bandara YIA bisa segera diwujudkan. Pertama, rumah sakit berstandar internasional dengan peralatan memadai untuk menunjang bandara internasional yang jaraknya tak terlalu jauh.

Kedua, hotel untuk para kru maskapai yang bermalam atau saat pesawat grounded, dan ketiga aksesibilitas menuju bandara berupa jalan yang memadai. "Ada tiga infrastruktur yang harus ada sebagai prasyarat keberadaan bandara Yogyakarta berskala internasional " ujarnya.

Berita terkait

BMKG Ingatkan Ancaman Sesar Sumatera di Darat: Meski Magnitudo Tidak Besar, Kerusakan Signifikan

43 hari lalu

BMKG Ingatkan Ancaman Sesar Sumatera di Darat: Meski Magnitudo Tidak Besar, Kerusakan Signifikan

Sesar Sumatera memanjang dari Provinsi Lampung hingga Aceh.

Baca Selengkapnya

KAI Bandara Izinkan Penumpang Berbuka Puasa di Kereta

52 hari lalu

KAI Bandara Izinkan Penumpang Berbuka Puasa di Kereta

Penumpang Kereta api Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) dan Kualanamu diizinkan berbuka puasa di kereta.

Baca Selengkapnya

Gempa dari Zona Megathrust Enggano Kembali Getarkan Liwa Pagi Ini

4 Maret 2024

Gempa dari Zona Megathrust Enggano Kembali Getarkan Liwa Pagi Ini

Gempa dari laut kembali mengguncang Liwa, Bengkulu Barat, pada Senin pagi ini, 4 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Gelombang Laut 4 Meter, Gempa Ciater Subang, Sistem Deteksi Tsunami

29 Februari 2024

Top 3 Tekno: Gelombang Laut 4 Meter, Gempa Ciater Subang, Sistem Deteksi Tsunami

Kabar soal potensi gelombang laut setinggi 4 meter di beberapa perairan menjadi kabar terpopuler Tekno Tempo pada hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengembangan Sistem Deteksi Tsunami Kian Mendesak, Kepala BMKG Minta Semua Negara Tidak Pelit Ilmu

28 Februari 2024

Pengembangan Sistem Deteksi Tsunami Kian Mendesak, Kepala BMKG Minta Semua Negara Tidak Pelit Ilmu

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menekankan pentingnya sharing ilmu dalam pengembangan sistem peringatan dini tsunami, terutama yang non seismik.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 5,7 di Banten Disebut Megathrust, Begini Penjelasannya

26 Februari 2024

Gempa Magnitudo 5,7 di Banten Disebut Megathrust, Begini Penjelasannya

Gempa terbaru berkekuatan M5,7 dari selatan Banten tergolong megathrust. Apa itu megathrust?

Baca Selengkapnya

BMKG Sebut Gempa Terkini M5,7 dari Zona Megathrust, Sukabumi Paling Terguncang

25 Februari 2024

BMKG Sebut Gempa Terkini M5,7 dari Zona Megathrust, Sukabumi Paling Terguncang

BMKG mengungkap pemicu gempa terkini yang guncangannya bisa dirasakan di sejumlah wilayah di Banten, Jawa Barat, termasuk sekitaran Jakarta.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,4 Akibat Aktivitas Megathrust Guncang Aceh Singkil

16 Februari 2024

Gempa Magnitudo 4,4 Akibat Aktivitas Megathrust Guncang Aceh Singkil

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas Megathrust.

Baca Selengkapnya

BMKG Bicara Soal Potensi Gempa Megathrust di Selatan Jawa, Ini yang Perlu Diketahui

4 November 2023

BMKG Bicara Soal Potensi Gempa Megathrust di Selatan Jawa, Ini yang Perlu Diketahui

Berdasarkan catatan sejarah gempa megathrust, di wilayah Selat Sunda memang sering terjadi tsunami.

Baca Selengkapnya

Ancaman Gempa dan Tsunami di Pesisir Selatan Jawa, BMKG Minta Pemda Tingkatkan Kesiagaan

2 Oktober 2023

Ancaman Gempa dan Tsunami di Pesisir Selatan Jawa, BMKG Minta Pemda Tingkatkan Kesiagaan

BMKG minta Pemda di pesisir selatan Jawa untuk tingkatkan kesiagaan akan potensi bencana alam.

Baca Selengkapnya