BI Intervensi Pelemahan Rupiah Akibat Anjloknya Peso Argentina

Reporter

Antara

Selasa, 13 Agustus 2019 15:31 WIB

Pegawai bank menghitung uang dolar Amerika Serikat pecahan 100 dolar dan uang rupiah pecahan Rp 100 ribu di kantor pusat Bank Mandiri, Jakarta, Senin, 20 Agustus 2018. Nilai tukar rupiah, yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin sore, 20 Agustus 2018, bergerak melemah 20 poin ke level Rp 14.592 dibanding sebelumnya Rp 14.572 per dolar Amerika. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi di pasar spot dan pasar domestik mata uang valas berjangka (Domestic NDF) untuk menstabilkan nilai tukar rupiah yang terus terdepresiasi terhadap dolar AS akibat sentimen pelaku pasar global setelah anjloknya nilai mata uang Peso Argentina.

"Kami melihat pasar terkejut terutama dengan peristiwa politik di Argentina," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Nanang Hendarsah kepada ANTARA di Jakarta, Selasa, 13 Agustus 2019.

Bank Sentral sudah menstabilisasi nilai tukar mata uang "Garuda" di spot dan DNDF agar depresiasi sejak pagi tidak merosot terlalu jauh.

BI juga bersiap intervensi di pasar sekunder Surat Berharga Negara (SBN) setelah hasil lelang SBN diumumkan terutama jika banyak investor asing yang melepas SBN dan dapat melemahkan nilai tukar rupiah.

"Untuk menyikapi market surprise (kejutan di pasar) yang sifatnya temporer kami tentu tidak ingin menimbulkan dampak terhadap mata uang rupiah," ujar Nanang.

Gejolak di pasar finansial global hari ini terutama negara-negara berkembang, timbul setelah depresiasi tajam mata uang Argentina, peso hingga 14,5 persen menjadi 53 peso per dolar AS pada Senin.

Anjloknya peso Argentina terjadi pasca-pemilihan presiden putaran pertama Argentina yang menghasilkan suara dengan kemungkinan terbesar untuk kemenangan pemimpin oposisi Alberto Fernandez. Pasar bereaksi negatif karena pemimpin opisisi itu dikenal sebagai tokoh pengusung rezim pengendalian devisa (capital control) di Argentina.

Naik daunnya Fernandez juga menguatkan proyeksi bahwa krisis ekonomi Argentina dapat semakin memburuk dan berdampak pada negara-negara latin lainnya seperti Brasil.

Karena gejolak itu, Nanang mengatakan tidak hanya rupiah yang melemah, namun juga seluruh mata uang negara-negara berkembang atau emerging markets. Dengan kepanikan itu, terjadi aksi investor melarikan modalnya ke aset yang lebih aman atau flight to quality.

Tercatat, won Korea Selatan, dolar Singapura, yuan Cina, Ringgit Malaysia, Peso Filipina, dan rupe India juga melemah. Tekanan pada mata uang rupiah dan negara-negara lain di kawasan juga timbul dari unjuk rasa besar-besaran di Hong Kong yang menimbulkan proyeksi bahwa pemerintah Cina akan melakukan intervensi politik.

Hingga 14.55 WIB atau sekitar satu jam menjelang penutupan, rupiah semakin melemah hingga ke level Rp 14.322 per dolar AS di pasar spot. Namun, rupiah tidak sendiri, ruppe India, dan peso Filipina juga melemah masing-masing ke level depresiasi 0,64 persen dan 0,9 persen.

Pada pagi tadi, rupiah dibuka sudah melemah melemah 30 poin atau 0,21 persen menjadi Rp 14.280 per dolar AS dibanding posisi penutupan sebelumnya Rp 14.250 per dolar AS.

Di kurs tengah Bank Indonesia, rupiah juga melemah 63 poin menjadi Rp 14.283 per dolar AS dibanding Senin (12/8) yang sebesar Rp 14.220 per dolar AS.

ANTARA

Berita terkait

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

2 jam lalu

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

Sebanyak 39 orang tewas dan 68 lainnya belum ditemukan akibat hujan lebat dan banjir yang melanda Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

4 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

6 jam lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

18 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

19 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

21 jam lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

1 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

3 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya