Kepala Bappenas Komentari Peringatan Resesi Global dari Moody's

Senin, 12 Agustus 2019 18:26 WIB

Menteri Pembangunan dan Perencanaan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro saat memberikan opening speech dalam acara penandatanganan kerjasama (financial closing) proyek investasi di bidang infrastruktur di Hotel Nikko, Tanjung Benoa, Nusa Dua, Bali, Sabtu, 13 Oktober 2018. Tempo/Dias Prasongko

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan terkoreksi jika resesi global yang diperkirakan lembaga riset ekonomi global, Moody’s Analytics, benar-benar terjadi.

“Mungkin secara pertumbuhan akan terkoreksi ke bawah karena ekspor mungkin terhambat dengan pelemahan global,” kata Bambang di Gedung Bappenas, Jakarta Pusat, Senin, 12 Agustus 2019.

Selain koreksi pada pertumbuhan, Bambang memperkirakan resesi akan mengakibatkan arus investasi masuk ke Indonesia tidak sebesar yang diharapkan. Untuk mengatasinya, pemerintah akan terus mengurangi sejumlah hambatan di bidang investasi.

“Sebagian investasi mungkin karena keterbatasan sumber investasinya, tapi juga karena sulitnya masuk Indonesia,” kata Bambang.

Dalam sebuah laporan pekan ini, Moody's Analytics memaparkan bahwa perang perdagangan habis-habisan antara dua negara berekonomi terbesar di dunia itu berisiko membuat ekonomi AS jatuh ke dalam resesi pada akhir 2020. Prediksi ini juga tak lepas dari berlarutnya perang dagang antara AS dan Cina.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump resmi mengenakan tarif impor tambahan sebesar 10 persen atas barang-barang asal Cina senilai US$ 300 miliar. Jumlah ini lebih dari separuh ekspor Cina ke Amerika yang sebesar US$ 500 miliar. Tarif dari Trump ini pun dibalas dengan kebijakan retaliasi oleh Presiden Cina Xi Jinping.

Belum selesai perang dagang, kini ekonomi global diterpa ancaman perang mata uang antara Dolar dan Yuan. Trump awalnya menuding Cina sebagai manipulator mata uang. Tudingan muncul setelah nilai tukar Yuan melemah ke level 7 yuan per dolar Amerika Serikat. Ini adalah nilai terendah sejak 2008. Yuan sengaja “dilemahkan” sebagai upaya Cina melawan pengenaan tarif terhadap produk mereka di Amerika Serikat. Jika Yuan melemah, maka ekspor Amerika ke Cina bakal tertekan.

Selain Moody’s Analytics, bank investasi asal Amerika Serikat, Goldman Sachs Group Inc mengatakan bahwa kekhawatiran perang dagang AS-Cina mengarah ke resesi semakin meningkat. Lembaga itu juga tidak lagi memperkirakan kesepakatan perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia sebelum pemilu presiden AS 2020. "Kami memperkirakan tarif yang menargetkan sisa US$ 300 miliar dari Cina akan berlaku," kata bank itu dalam catatan yang dikirim kepada para nasabahnya, Ahad, 11 Agustus 2019.

FAJAR PEBRIANTO

Berita terkait

Kepala Bappenas: Pembangunan IKN Sudah 80,82 Persen

11 jam lalu

Kepala Bappenas: Pembangunan IKN Sudah 80,82 Persen

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyatakan bahwa pembangunan IKN sudah mencapai 80,82 persen per 25 April 2024.

Baca Selengkapnya

Mengenal Moody's yang Memberi Indonesia Peringkat Kredit Baa2 dan Membuat Pemerintah Lega

17 hari lalu

Mengenal Moody's yang Memberi Indonesia Peringkat Kredit Baa2 dan Membuat Pemerintah Lega

Lembaga pemeringkat Moody's kembali mempertahankan Soverign Credit Rating (SCR) atau peringkat kredit Indonesia di Baa2

Baca Selengkapnya

Cerita Sandiaga di Hari Lebaran 2024, dari Salat Id, Temui Orang Tua hingga Hadir di Istana

25 hari lalu

Cerita Sandiaga di Hari Lebaran 2024, dari Salat Id, Temui Orang Tua hingga Hadir di Istana

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno membagikan momen lebarannya di akun Instagram pribadi @sandiuno.

Baca Selengkapnya

Polemik Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

31 hari lalu

Polemik Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

Kabar peleburan KPK dengan Ombudsman menimbulkan polemik. Bappenas membantah tengah membahas peleburan tersebut.

Baca Selengkapnya

Awal Mula Berhembus Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

31 hari lalu

Awal Mula Berhembus Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

tersiar kabar KPK akan dihapuskan lalu digabungkan dengan Ombudsman, bagaimana awalnya?

Baca Selengkapnya

ICW Ungkap Rencana KPK Hapus Bidang Penindakan dan Gabung Ombudsman Telah Dibahas di Bappenas

34 hari lalu

ICW Ungkap Rencana KPK Hapus Bidang Penindakan dan Gabung Ombudsman Telah Dibahas di Bappenas

Peneliti ICW Kurni Ramadhana mengatakan rencana KPK bubar lalu gabung Ombudsman bukan isapan jempol, sudah dibahas di Bappenas.

Baca Selengkapnya

Sebut Kepulauan Seribu Cocok Jadi Food Estate, Pj Gubernur DKI Heru Budi Bakal Lakukan Ini

42 hari lalu

Sebut Kepulauan Seribu Cocok Jadi Food Estate, Pj Gubernur DKI Heru Budi Bakal Lakukan Ini

Heru Budi menyebut Kepulauan Seribu cocok jadi food estate alias lumbung pangan di DKI Jakarta. Berikut hal yang bakal dilakukan Pj Gubernur DKI itu.

Baca Selengkapnya

Penerapan Cukai Minuman Berpemanis Diklaim Bisa Tekan Penyakit Diabetes, Jantung dan Stroke

43 hari lalu

Penerapan Cukai Minuman Berpemanis Diklaim Bisa Tekan Penyakit Diabetes, Jantung dan Stroke

Bappenas mengklaim penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan akan menekan penyakit diabetes, jantung dan stroke di masyarakat.

Baca Selengkapnya

Cukai Minuman Berpemanis Berlaku Tahun Ini, Bappenas: Sudah Sesuai RPJMN

43 hari lalu

Cukai Minuman Berpemanis Berlaku Tahun Ini, Bappenas: Sudah Sesuai RPJMN

Bappenas sebut penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan tahun ini sudah sesuai dengan rencana pembangunan.

Baca Selengkapnya

PBB Luncurkan Buku Kisah Nyata Upaya Mencapai SDGs.

45 hari lalu

PBB Luncurkan Buku Kisah Nyata Upaya Mencapai SDGs.

PBB meluncurkan "Those Not Left Behind", buku berisi 22 kisah nyata tentang upaya mencapai SDGs.

Baca Selengkapnya