Perang Dagang AS - Cina, Bisnis Properti di Asia Terpengaruh
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 12 Agustus 2019 13:17 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Colliers International merilis laporan bahwa ketegangan perang dagang Amerika Serikat - Cina telah berdampak pada bisnis properti dan bisnis sewa perkantoran di Asia.
Andrew Haskins, Executive Director of Research, Asia, Colliers menyatakan kenaikan bunga dari Singapura dan Korea Selatan pada pasar properti global menyebabkan tensi dagang pada lintas negara dari Asia ke global dan sebaliknya kini makin berat. Meski demikian, pasar properti dalam pasar domestik Asia terpantau stabil.
Sementara Sam Harvey-Jones, Managing Director of Occupier Services, Asia, menyatakan bahwa pasar sewa di Asia mulai tak optimistis di Cina Selatan. Pasar perkantoran di Shanghai dan Beijing telah terimbas oleh penundaan permintaan akibat perang dagang dan di sisi lain suplai semakin banyak. Alhasil, investor mungkin akan beralih pada sektor lain ketimbang properti.
"Jika perang dagang berlanjut, Hong Kong mungkin akan kehilangan pasar ketimbang kota-kota lain di daratan Cina," kata Jones, Senin, 12 Agustus 2019.
Hal ini terjadi seiring dengan perekonomian AS dan Cina yang mulai terindikasi resesi. Pada 2018, IMF menyebut Cina mengekspor US$ 481 miliar ke AS.
Sementara itu, AS mengekspor US$ 120 miliar ke Cina dari total US$ 601 miliar. Adapun pengenaan tarif 25 persen diberikan bagi produk ekspor Cina senilai US$ 250 miliar telah memperparah perang ini.
AS juga melanggar kerja sama yang disepakati di Jepang. Tensi perang dagang AS dan Cina yang makin memanas ini ditunjukkan dengan rencana pemerintah AS akan mengenakan 10 persen tarif bagi semua produk impor Cina senilai US$ 300 miliar dan bakal efektif berlaku 1 September 2019.
BISNIS