Ini Penyebab Pasar Global Membeli Timah Indonesia dari Singapura

Rabu, 7 Agustus 2019 17:37 WIB

Pekerja melintas didepan tumpukan timah saat bongkar muat dikawasan Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Pangkalpinang - Perdagangan timah murni batangan asal Indonesia melalui Singapura pada semester I 2019 melonjak hingga 100 persen. Lonjakan ini akibat meningkatnya status Country Risk Indonesia dalam perdagangan internasional. Hanya kurun waktu 10 bulan pasca terhentinya ekspor timah perusahaan smelter swasta, Singapura menguasai 49 persen ekspor timah Indonesia.

Komisaris Utama Indonesian Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) atau bursa timah Fenny Wijaya mengatakan saat ini pasar global lebih memilih membeli timah melalui pasar Singapura ketimbang langsung ke bursa Indonesia. Hal itu disebabkan pelaku pasar menilai tidak adanya kepastian hukum produk timah murni batangan Indonesia.

"Hingga Juli 2019, ekspor timah melalui ICDX dengan negara tujuan Singapura sudah 19.620 Metric Ton dengan transaksi USD 387,3 Juta. Ini menguasai 49,50 persen dari total ekspor. Sampai Singapura tentu dijual lagi. Pasar pun lebih memilih membeli dari Singapura meski harga lebih tinggi karena kepastian hukum timah Indonesia sudah tidak dipercaya," ujar Fenny kepada wartawan di Pangkalpinang, Rabu, 7 Agustus 2019.

Fenny menuturkan tidak bisa diekspornya timah milik salah satu smelter di Bangka Belitung yang sudah ditransaksi berpengaruh besar terhadap kepercayaan pasar global. Hal itulah yang membuat reputasi Indonesia di perdagangan internasional menurun dan meningkatkan status Country Risk Indonesia.

"Awalnya timah batangan yang sudah ditransaksikan itu tertahan ekspornya karena dicurigai berasal dari bijih timah ilegal. Namun selama 9 bulan proses hukum, pengadilan memutuskan tidak terbukti. Rencana ekspor tertunda lagi karena syarat PE (Persetujuan Ekspor) dan ET (Eksportir Terdaftar) expired. Sampai sekarang belum ada solusi," ujar dia.

Fenny menuturkan saat ini Singapura diuntungkan dengan Country Risk Indonesia karena menjadi secondary market perdagangan timah. Negara yang sebelumnya membeli timah langsung di Indonesia juga semakin menurun jumlahnya.

"Sebelum perdagangan timah melalui bursa Indonesia, ekspor ke Singapura mencapai 80 persen sebelum 2014. Sejak via bursa dari 2014 sampai 2018 tinggal 24 persen. Di 2019 melonjak signifikan hingga 49,50 persen. Negara tujuan ekspor kini hanya tinggal 16 negara," ujar dia.

Menurut Fenny, kondisi pasar global memilih Singapura untuk bertransaksi timah seperti sebelum 2014 sangat merugikan karena kepercayaan dunia semakin terkikis dan membuat harga timah Indonesia kini anjlok hingga dibawah USD 16 ribu per Metric Ton.

"Begitu kasus yang terjadi di Oktober 2018 karena barang gagal ekspor, kepercayaan buyer yang semula sudah sangat baik dan membeli timah langsung dari Indonesia langsung buyar. Kini lebih memilih Singapura karena jaminan kepastian hukumnya dianggap lebih tinggi," ujar dia.

Fenny menambahkan pemerintah perlu turun langsung dan memberikan dukungan political will yang jelas sehingga kepercayaan dunia Internasional kembali lagi.

"Imbasnya juga terhadap program Pusat Logistik Berikat (PLB) Presiden Jokowi yang kurang berjalan maksimal. Padahal PLB sudah mengarah pada cermin kedaulatan Indonesia terhadap perdagangan timah dunia," ujar dia.

Berita terkait

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

7 jam lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

8 jam lalu

Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

Salah satu menteri Jokowi, Luhut Binsar Pandjaitan, diketahui pernah berobat hampir sebulan di Singapura pada November tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

13 jam lalu

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

Presiden Jokowi menyoroti kebiasaan sejumlah WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa Rp 180 triliun, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Dirut PT RBT Anggap Pengoperasian Kembali Smelter yang Disita Kejagung dalam Kasus Korupsi Timah Sudah Tepat

1 hari lalu

Kuasa Hukum Dirut PT RBT Anggap Pengoperasian Kembali Smelter yang Disita Kejagung dalam Kasus Korupsi Timah Sudah Tepat

Kuasa hukum Direktur PT Refined Bangka Tin memberi penjelasan soal smelter timah PT RBT yang disita oleh Kejagung.

Baca Selengkapnya

Ini Negara dengan Internet Tercepat di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

1 hari lalu

Ini Negara dengan Internet Tercepat di Dunia, Indonesia Urutan ke Berapa?

Speedtest Global Index Ookla membuat peringkat kecepatan Internet di 142 negara per Maret 2024. Indonesia kalah dari Kamboja.

Baca Selengkapnya

Bandara Changi di Singapura Dinilai Terbaik untuk Layanan Imigrasi

1 hari lalu

Bandara Changi di Singapura Dinilai Terbaik untuk Layanan Imigrasi

Bandara Changi menawarkan check-in dan registrasi masuk otomatis, sistem otentikasi biometrik, dan kecerdasan buatan untuk mengangkut bagasi.

Baca Selengkapnya

Airlangga Bertemu Menlu Singapura, Bahas Kerja Sama Energi Hijau hingga Data Center di IKN

1 hari lalu

Airlangga Bertemu Menlu Singapura, Bahas Kerja Sama Energi Hijau hingga Data Center di IKN

Airlangga Hartarto optimistis hubungan ekonomi kedua negara terus terjalin kuat.

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Kunjungan Menlu Singapura, Bahas Pertahanan dan Energi

1 hari lalu

Prabowo Terima Kunjungan Menlu Singapura, Bahas Pertahanan dan Energi

Prabowo, yang merupakan Presiden terpilih, dan Vivian membahas keberlanjutan kerja sama pertahanan di antara kedua negara.

Baca Selengkapnya

Kejagung Tegaskan Penyitaan dalam Kasus Korupsi Timah Bukan untuk Hentikan Eksplorasi yang Merugikan Masyarakat

2 hari lalu

Kejagung Tegaskan Penyitaan dalam Kasus Korupsi Timah Bukan untuk Hentikan Eksplorasi yang Merugikan Masyarakat

Kejagung menjelaskan kerugian kasus korupsi timah yang mencapai Rp 271 Triliun.

Baca Selengkapnya

Setelah Disita, Kejagung Izinkan Smelter Timah Harvey Moeis dan 4 Smelter Lain Kembali Beroperasi

2 hari lalu

Setelah Disita, Kejagung Izinkan Smelter Timah Harvey Moeis dan 4 Smelter Lain Kembali Beroperasi

Kejaksaan Agung mengizinkan lima smelter timah, termasuk mlik Harvey Moeis PT RBT untuk kembali beroperasi setelah disita penyidik.

Baca Selengkapnya