BI Sebut Perang Mata Uang Relatif Kecil Terjadi, Sebab..

Reporter

Antara

Rabu, 7 Agustus 2019 19:23 WIB

Mata uang dollar Amerika dan Yuan Cina. REUTERS/Jason Lee/Illustration/

TEMPO.CO, Jakarta -Bank Indonesia menilai risiko global relatif kecil untuk terjadinya perang mata uang karena negara-negara dunia akan lebih memprioritaskan kebijakan guna meningkatkan permintaan dan konsumsi domestik, di tengah perlambatan perekonomian global.

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo saat dihubungi Antara, mengatakan pelemahan mata uang dengan sengaja yang terus-menerus, akan berdampak negatif pada permintaan domestik negara tersebut. Hal itu juga kontradiktif dengan upaya negara-negara di dunia untuk menumbuhkan konsumsi dan investasi yang sedang dibutuhkan untuk membendung perlambatan ekonomi global.

"Negara-negara perlu juga untuk memberikan topangan pada permintaan domestik, risiko 'currency war' (perang mata uang) tidak besar terlebih di tengah permintaan global yang memang sedang melemah," kata Dody pada Rabu di Jakarta.

Saat ini kata Dody, memang terdapat dugaan Cina sedang mendevaluasi mata uangnya. Namun, Dody meyakini Cina tidak akan terus-terusan untuk sengaja mendepresiasi mata uangnya. Pelemahan mata uang yang terus menerus akan berisiko terhadap ekonomi Cina.

"Kurs Yuan Cina yang terlalu lemah tentunya akan menekan konsumsi dan investasi yang saat ini sedang dibutuhkan Tiongkok untuk memitigasi kinerja eksternalnya yang menurun," ujar dia.

Advertising
Advertising

Dody mengatakan saat ini fokus BI adalah mencegah risiko yang dapat mengganggu makro ekonomi domestik dan stabilitas sistem keuangan. "Risiko potensial, dari sumber mana pun, dihitung oleh BI dan akan dipertimbangkan dalam perumusan bauran kebijakan," ujar dia.

Terkait dampak pelemahan yuan yang bisa meningkatkan risiko di pasar keuangan dan bisa menggerus nilai tukar rupiah, Dody mengatakan BI akan selalu bersiaga di pasar untuk memastikan nilai rupiah tetap sejalan dengan fundamentalnya. BI tetap akan melakukan intervensi di pasar spot dan pasar valas berjangka atau domestik NDF.

"Kami juga akan menjaga likuiditas pada tingkat yang memadai dan memastikan mekanisme pasar untuk beroperasi dengan baik," ujar dia.

Dody mengatakan bank sentral akan terus mempercepat pendalaman pasar keuangan, baik di pasar uang dan valuta asing. Hal itu juga termasuk menyediakan mekanisme lindung nilai dengan harga lebih rendah.

Pada Selasa, 7 Agustus 2019, rupiah bergerak lunglai meskipun di akhir sesi perdagangan kembali menguat. Rupiah ditutup melemah 22 poin atau 0,15 persen di spot menjadi Rp 14.277 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.255 per dolar AS.

Pada Rabu pagi ini, rupiah dibuka dengan bergerak menguat 8 poin atau 0,05 persen menjadi Rp 14.269 per dolar AS dibanding penutupan di hari sebelumnya yakni Rp 14 277 per dolar AS.

Berita terkait

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

6 jam lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya

Gubernur BI: Kami Upayakan Nilai Tukar Rupiah Turun di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

11 jam lalu

Gubernur BI: Kami Upayakan Nilai Tukar Rupiah Turun di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

BI optimistis rupiah akan terus menguat sesuai fundamental.

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

15 jam lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

1 hari lalu

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

LPEM FEB UI memaparkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih cenderung stagnan.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa melemah 20 poin.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

2 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

4 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

5 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

5 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya