RI Bidik Pasar Baru di Afrika, Luhut: Potensinya Sangat Besar

Reporter

Caesar Akbar

Editor

Rahma Tri

Rabu, 24 Juli 2019 21:00 WIB

Dari kanan: Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir, dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo terlihat sebelum rapat terbatas di Kantor Presiden, Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa 16 Juli 2019. Rapat ini dipimpin oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan rencana Indonesia untuk membuka pasar-pasar baru di Afrika. Salah satunya adalah melalui Indonesia - Africa Infrastructure Dialogue 2019 di Bali Agustus mendatang.

"Banyak sekali barang-barang produk Indonesia sekarang yang bisa kita ekspor. Jadi kita jangan hanya pakai pasar-pasar tradisional saja, istilahnya presiden, tapi juga buka market baru. Afrika dengan penduduk lebih 1,3 miliar ini satu market yang sangat besar, potensi yang sangat besar," ujar Luhut selepas acara Afternoon Tea dengan perwakilan negara-negara Afrika di Kantor Kementerian Luar Negeri, jakarta, Rabu, 24 Juli 2019.

Harapannya, melalui forum ini akan ada kerja sama baru yang diteken antara Indonesia dengan sejumlah negara di Afrika. Sebelumnya, Indonesia sudah bekerjasama, salah satunya melalui Badan Usaha Milik Negara, di sejumlah negara Afrika.

"Ini sekaligus juga utk membuka market kita di sana karena sekarang kita sudah mulai jalan supply chain industri yang ada di Morowali dan di Weda Bay dan itu saya kira market yang besar yang kita bisa share ke teman-teman di Afrika," kata Luhut.

Walau demikian, Luhut memastikan kerjasama antara Indonesia dan negara-negara Afrika tersebut akan tetap menganut azas sama-sama untung, bukan dengan semangat eksploitasi yang berlebihan. "Tapi kita justru tadi menawarkan untuk berinvestasi di sana atau enggak barang kita ke sana, atau juga sebaliknya dari Afrika ke kita."

Adapun proyek yang bisa dikembangkan misalnya soal smelting agar biaya listriknya bisa murah. "Contohnya mereka produksi cobalt kita produksi nikel ore, bagaimana kita kawinkan smelting di tempat cost listrik yang murah misalnya hydropower, yang bisa sampai 3 sen per kilowatt hour atau coal mining yg dibikin bagus bisa dengan 4 sen per kilowatt hour," tutur Luhut. Dengan demikian kerja sama itu bisa menguntungkan bagi dua belah pihak dan dengan semangat mengembangkan teknologi bersama.

CAESAR AKBAR

Berita terkait

Datangi IKN, Luhut Targetkan Persoalan Lahan yang Belum Clear Selesai Akhir Mei

1 jam lalu

Datangi IKN, Luhut Targetkan Persoalan Lahan yang Belum Clear Selesai Akhir Mei

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menargetkan permasalahan lahan di proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara rampung akhir Mei.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sepakat dengan Luhut soal Jangan Ada Orang Toxic di Kabinet Prabowo

8 jam lalu

Jokowi Sepakat dengan Luhut soal Jangan Ada Orang Toxic di Kabinet Prabowo

Presiden Jokowi setuju dengan usul yang menyebut Presiden terpilih Prabowo Subianto tak perlu membawa orang 'toxic' masuk kabinet.

Baca Selengkapnya

Respons Luhut Soal Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

9 jam lalu

Respons Luhut Soal Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Menko Marves RI, Luhut Binsar Pandjaitan, mendukung rencana Presiden terpilih, Prabowo Subianto, yang ingin rutin bertemu dengan para mantan presiden Republik Indonesia dengan membentuk presidential club.

Baca Selengkapnya

Kasus Kewarganegaraan Ganda Gloria Natapradja Hamel, Tersandung Punya Paspor Prancis Gagal Jadi Paskibra 2016

10 jam lalu

Kasus Kewarganegaraan Ganda Gloria Natapradja Hamel, Tersandung Punya Paspor Prancis Gagal Jadi Paskibra 2016

Gara-gara memiliki kewarganegaraan ganda punya paspor Prancis, Gloria Natapradja gagal jadi anggota paskibra 2016, ini kilas balik kasusnya

Baca Selengkapnya

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

10 jam lalu

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

Luhut bicara soal kemungkinan diaspora memperoleh kewarganegaraan ganda. Negara mana saja yang sudah menerapkannya?

Baca Selengkapnya

Respons Kubu Prabowo-Gibran atas Pesan Luhut agar Tak Bawa Orang Toxic ke Pemerintahan

12 jam lalu

Respons Kubu Prabowo-Gibran atas Pesan Luhut agar Tak Bawa Orang Toxic ke Pemerintahan

Gibran mengaku tak tahu siapa yang dimaksud Luhut soal orang toxic yang jangan dibawa ke pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

12 jam lalu

Terpopuler: Kemenperin akan Panggil Manajemen Sepatu Bata, Zulhas Sebut Pelaku Usaha Jastip Wajib Ikut Aturan

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan memanggil manajemen PT Sepatu Bata Tbk., imbas penutupan pabrik alas kaki itu di Purwakarta, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

21 jam lalu

Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia

Selain Indonesia, ada negara-negara lain yang membujuk Tesla untuk berinvestasi.

Baca Selengkapnya

Pertalite Akan Dihapus? Ini Pernyataan Luhut yang Jadi Awal Kabar Itu

23 jam lalu

Pertalite Akan Dihapus? Ini Pernyataan Luhut yang Jadi Awal Kabar Itu

Sempat beredar kabar di media sosial bahwa pemerintah akan menghentikan produksi Pertalite, bensin beroktan 90, yang selama ini dijual dengan subsidi

Baca Selengkapnya

Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

1 hari lalu

Gerindra dan Demokrat Respons Luhut soal 'Orang Toxic' Gabung Pemerintahan Prabowo

Partai Demokrat dan Partai Gerindra respons begini soal Luhut yang meminta Prabowo untuk tidak membawa 'orang toxic' ke kabinetnya.

Baca Selengkapnya