Jusuf Kalla Dorong Munculnya Inovasi Teknologi

Senin, 22 Juli 2019 12:23 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla saat ditemui di Kantor Wakil Presiden, di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa, 16 Juli 2019. Tempo/Egi Adyatama

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla berharap Indonesia tak hanya sekedar menjadi konsumen atau penikmat dari berbagai macam teknologi yang saat ini berkembang. Kalla ingin Indonesia juga menjadi bagian dari inovasi teknologi.

"Itu bagian dari keinginan saya," kata JK dalam acara Indonesia Development Forum di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 22 Juli 2019.

Menurut JK, keberadaan teknologi terbukti bisa merubah pola kehidupan dan bisnis di masyarakat. JK mencontohkan salah satu perusahaan aplikasi tanah air Gojek yang kini menyediakan layanan antar-jemput makanan.

"Ibu-ibu tinggal memesan dengan baik sudah makan enak, semuanya merubah teknologi itu dan merupakan tantangan," kata dia.

Salah satu caranya, kata JK, adalah dengan mempersiapkan perencanaan yang matang dalam mendorong inovasi teknologi ini. Kalla ingin perencanaan yang selama ini lebih sering top-down atau dari atas ke bawah, berubah menjadi bottom-up atau lebih banyak dari bawah ke atas. "Itu inti dari perencanaan suatu negara," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan pengembangan teknologi sangat berkaitan dengan kemampuan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tersedia. Saat ini, kata dia, Indonesia menghadapi tiga tantangan utama dalam pembangunan SDM.

Tantangan pertama yaitu daya saing SDM Indonesia yang lebih rendah dibandingkan negara lain, terutama negara tetangga di Asia Tenggara. Saat ini, peringkat SDM Indonesia berada di angka 65, lebih rendah dari Malaysia yang mencapai peringkat 33, Thailand 40, Filipina 40, dan Vietnam 64 dari 130 negara.

Tantangan kedua yaitu sektor manufaktur yang belum menjadi penggerak utama lapangan kerja. Menurut Bambang, 60 persen pekerja di Indonesia masih bergerak di sektor formal yang produktivitasnya rendah. Sehingga, angka ini yang akan ditekan pemerintah agar jumlah pekerja formal lebih banyak ketimbang informal.

Tantangan terakhir yaitu masalah akses terhadap kesempatan kerja untuk kelompok rentan. Menurut Bambang yang ikut dalam pembukaan Indonesia Development Forum bersama Jusuf Kalla, rata-rata partisipasi tenaga kerja perempuan sebesar 50 persen. Sementara, di negara maju angkanya mencapai 70-80 persen. Selain itu, penyandang disabilitas pun sulit mengakses lapangan kerja formal.

Berita terkait

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

10 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

12 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

12 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

14 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

14 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

14 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

15 hari lalu

Fakta Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Digagas SBY dan Batal Libatkan Jepang

Gagasan kereta cepat Jakarta-Surabaya muncul pada 2008, awalnya Indonesia menggandeng Jepang

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

25 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

25 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

25 hari lalu

Anies Baswedan Silaturahmi ke Rumah Jusuf Kalla: Banyak Foto-Foto

Anies Baswedan bersamuh dengan Jusuf Kalla pada hari pertama Lebaran. Mengaku tak bicara soal politik.

Baca Selengkapnya