Gubernur BI Sebut Penurunan Suku Bunga Acuan Hanya Masalah Waktu

Reporter

Antara

Jumat, 21 Juni 2019 14:33 WIB

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo ditemui usai salat Jumat di Masjid Kompleks Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat 22 Maret 2019. Tempo/Dias Prasongko

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menekankan pihaknya membuka lebar peluang penurunan suku bunga acuan "7-Day Reverse Repo Rate" untuk beberapa waktu ke depan, dengan mempertimbangkan meredanya tekanan eksternal dan pergerakan arus modal di neraca pembayaran.

BACA: IHSG dan Rupiah Menguat Pasca The Fed Tahan Suku Bunga Acuan

"Kita juga sudah berikan sinyal bahwa ke depannya akan ada penurunan bunga, tinggal masalah 'timing' (waktu) di global atau eksternal, atau khususnya dampak ke neraca pembayaran," ujarnya di Jakarta, Jumat, 21 Juni 2019.

Perry mengatakan ingin memberikan arah kebijakan yang tegas bahwa Bank Sentral kini sudah mengarah pada pelonggaran kebijakan moneter, meskipun hingga saat ini belum menurunkan suku bunga.

Penekanan pada kebijakan moneter itu baru direalisasikan dengan sikap Bank Sentral yang memutuskan memangkas rasio Giro Wajib Minimum rupiah di perbankan hingga 0,5 persen, efektif per 1 Juli 2019.

Perry mengatakan Bank Sentral ingin turut memberikan stimulus terhadap pertumbuhan ekonomi domestik. Di kuartal I dan II, Perry mengatakan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi belum bekerja optimal.

Dia menginginkan pada semester II nanti semua upaya Bank Sentral dan pemerintah sudah membuahkan hasil, khususnya untuk mendorong investasi dan ekspor, karena kedua kontributor pertumbuhan tersebut pada semester I 2019 tidak memberi andil optimal terhadap pertumbuhan.

"Kunci dari meningkatkan investasi swasta baik dalam dan luar negeri, tentu juga sinergi kebijakan dengan pemerintah," ujar dia.

Bank Sentral pada Kamis (20/6) ini untuk ketujuh kalinya menahan suku bunga acuan sebesar enam persen. Namun BI melonggarkan instrumen lainnya di kebijakan moneter dengan memangkas rasio GWM rupiah hingga 50 basis poin (0,5 persen) untuk bank umum dan bank syariah. Kebijakan itu menjadi sebuah manuver setelah BI menerapkan perhitungan rata-rata GWM (GWM Averaging) dalam setahun terakhir.

Dengan dipertahankannya suku bunga acuan BI di level enam persen, maka suku bunga penyimpanan dana perbankan di BI (Deposit Facility) tetap sebesar 5,25 persen, dan suku bunga penyediaan dana BI ke perbankan (Lending Facility) tetap sebesar 6,75 persen.

Adapun BI memandang pertumbuhan ekonomi akan berada di antara 5 persen - 5,2 persen untuk keseluruhan tahun atau lebih rendah dari titik tengah proyeksi awal di 5 persen - 5,4 persen. Sementara, defisit transaksi berjalan pada 2019 diperkirakan sebesar 2,5 persen - 3 persen Produk Domestik Bruto.

Baca berita Suku Bunga lainnya di Tempo.co

ANTARA

Berita terkait

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

1 jam lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

4 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

4 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

5 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

6 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

6 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

10 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

10 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

10 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya