Bersama TNI, Aceh Besar Cetak Sawah Baru 200 Hektare
Selasa, 11 Juni 2019 21:21 WIB
INFO BISNIS – Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengupayakan untuk mencetak sawah baru. Hal itu untuk menanggulangi alih fungsi lahan pertanian. Salah satunya di Kabupaten Aceh Besar yang dialokasikan kegiatan cetak 200 hektare sawah baru.
Kementan menargetkan dapat mencetak sawah seluas 6.000 hektare pada 2019. Program cetak sawah dimulai sejak April lalu. Adapun yang menjadi target utama pencetakan adalah lahan di luar Jawa dan bekerja sama dengan TNI.
"Alokasi cetak sawah 2019 sesuai Survei, Investigasi, dan Desain (SID) seluas 6.000 hektare di tahun 2019, kerja sama dengan TNI. SID sebagai syarat pelaksanaan dan sudah divalidasi," ujar Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy, Selasa, 11 Juni 2019.
Sarwo Edhy mengungkapkan, lokasi pelaksanaannya di Aceh 500 hektare, Lampung 600 hektare, Kalimantan Utara 300 hektare, Kalimantan Tengah 300 hektare, Sulawesi Selatan 1.250 hektare, Sulawesi Tengah 1.300 hektare, Sulawesi Utara 750 hektare, dan Papua 1000 hektare.
"Sampai dengan tahun kelima, program cetak sawah sudah merealisasikan lahan seluas 218.882 hektare. Sementara target pemerintah adalah 239.162 hektare," ungkapnya.
Pemerintah Kabupaten Aceh Besar mewujudkan cetak sawah baru 200 hektare melalui Dinas Pertanian, bekerja sama dengan Komando Distrik Militer (Kodim) 0101/BS.
"Tahun 2019 ini, ada empat kecamatan di Aceh Besar yang mendapat alokasi dana cetak sawah baru dari pemerintah pusat, yang bekerja sama dengan Kodim 0101/BS," kata Kepala Dinas Pertanian Aceh Besar, Azhar.
Ia menjelaskan, keempat kecamatan yang mendapat alokasi cetak sawah baru meliputi Kecamatan Seulimeum untuk tiga gampong, yakni Blang Tingkem luas lahan 46,84 hektare, Lam Apeng 24,24 hektare, dan Gampong Pulo 45 hektare. Kecamatan Kuta Cot Glie masing-masing Gampong Ie Alang Lamghui dengan luas lahan 14,80 hektare dan Maheng 15,22 hektare.
"Dua Kecamatan lainnya, yakni Pulo Aceh di Gampong Alue Riyeung 30 hektare dan Kecamatan Darussalam di Gampong Blang 23,90 hektare," tuturnya.
Azhar menjelaskan, kepastian program cetak sawah baru diperoleh setelah dilakukan MoU dan penandatanganan kerja sama antara Dinas Pertanian Aceh Besar dan Dandim 0101/BS yang telah dilakukan beberapa waktu lalu.
Dia berharap para petani nantinya dapat memanfaatkan lahan sawah baru untuk meningkatkan produksi pertanian, khususnya padi. Diharapkan, setelah sawah selesai dicetak, petani yang tergabung dalam kelompok tani diberikan bantuan sarana produksi sehingga petani dapat menanam padi.
"Aceh Besar merupakan daerah potensial pertanian padi dan penyumbang gabah nasional. Maka dengan cetak sawah baru lagi, akan menambah nilai produksi dan pendapatan petani, sekaligus termanfaatkan lahan yang belum tergarap sebagai antisipasi alih fungsi lahan yang sangat signifikan di Aceh Besar," ungkap Azhar.
Untuk diketahui, luas lahan baku sawah di Aceh Besar terus berkurang, seiring semakin gencarnya alih fungsi lahan terutama untuk pemukiman baru. Karena, hal itu tidak bisa dibendung, apalagi pembangunan Kota Banda Aceh sebagai Ibukota Provinsi Aceh terus melebar ke wilayah Aceh Besar.
"Oleh karena itu, program cetak sawah baru harus terus berlanjut dan ini diharapkan dapat mengantisipasi penurunan luas lahan sawah produktif di Aceh Besar," ucap Azhar.
Sementara itu, Dandim 0101/BS Kolonel Inf Hasandi Lubis SIP, mengharapkan proses cetak sawah baru seluas 200 hektare dapat dikerjakan sesuai dengan waktu dan kualitas yang telah ditentukan sehingga nanti menjadi sawah yang potensial.
"Proses cetak sawah baru ini akan diawasi langsung dan pendampingan oleh para Danramil, Babinsa, bahkan pihak Kodim 0101/BS, serta masyarakat juga harus ikut mengawasi," katanya. (*)