Impor dari Cina Mencapai USD 14,3 Miliar, Tertinggi untuk April

Editor

Rahma Tri

Rabu, 15 Mei 2019 13:43 WIB

Petugas dari BPOM memeriksa produk makanan import asal Cina saat razia makanan dan minuman di sejumlah pertokoan di Surabaya, Senin (08/02). Dalam razia tersebut, ditemukan sejumlah makanan dan minuman yang tak terdaftar. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat bahwa selama April 2019, ada 13 negara utama yang memberikan peranan 78,68 persen. Impor dari ketigabelas negara itu mencapai US$ 38.372,1 juta dari keseluruhan impor ke Indonesia. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan Cina masih menjadi negara asal impor terbesar.

BACA: Harga Bawang Putih Melonjak, Produksi Minim atau Telat Impor?

"Dengan peran 29,47 persen atau senilai US$ 14,3 miliar," kata Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Rabu, 15 Mei 2019.

Adapun, kata dia, total nilai impor nonmigas dari tiga belas negara selama April 2019 sebesar US$ 10,1 miliar. Suhariyanto mengatakan nilai itu naik US$ 879,5 juta atau 9,5 persen dibanding Maret 2019.

"Kondisi tersebut disebabkan oleh naiknya nilai impor beberapa negara utama seperti Tiongkok US$ 737,2 juta atau sebesar 22,91 persen," kata Suhariyanto.

Pada posisi tertinggi kedua impor nonmigas, yaitu dari Australia sebesar US$ 96,7 juta atau 29,91 persen dan Jepang US$ 32,5 juta atau 2,46 persen.

Advertising
Advertising

Sementara, kata Suhariyanto, jika dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, impor Januari hingga April 2019 dari tiga belas negara utama turun 6,27 persen US$ 2,5 miliar. Menurut Suhariyanto, penurunan ini terutama disumbang oleh Singapura US$ 900,3 juta atau 27,77 persen, Jepang US$ 650,3 juta atau 10,89 persen,
dan Amerika Serikat US$ 440,2 juta atau 14,33 persen.

Baca: Mentan akan Blacklist Importir Bawang Putih yang Mainkan Harga

"Dari sisi peranan terhadap total impor nonmigas Januari hingga April 2019, kelompok negara ASEAN merupakan penyumbang terbesar, yaitu 18,88 persen atau senilai US$ 9,2 miliar," ujar Suhariyanto. Kedua, kata dia, diikuti Uni Eropa 8,29 persen atau senilai US$ 4,04 miliar.

Berita terkait

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

3 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

6 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

7 jam lalu

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai disorot usai banyak kritikan terkait kinerjanya. Berapa gajinya?

Baca Selengkapnya

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

8 jam lalu

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

Mendag Zulhas bercerita panjang lebar soal alasan merevisi Permendag Nomor 36 Tahun 2024 soal pengaturan impor.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

23 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

1 hari lalu

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya