Darmin Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Lebih Tinggi

Senin, 6 Mei 2019 19:44 WIB

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution usai mencoblos di TPS 20 Pancoran, Jakarta, Rabu, 17 April 2019. Tempo/Hendartyo Hanggi

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution ikut mengomentari capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang triwulan I 2019. Sepanjang triwulan I 2019, ekonomi Indonesia mencapai 5,07 persen atau naik tipis jika dibandingkan pada 2018 yang mencapai 5,06 persen.

Baca: Beras Bulog Menumpuk, Darmin: Bisa untuk Bantuan Pangan Non Tunai

"Kalau tahun lalu kan triwulan I memang segitu. Tahun sebelumnya, kalau ada peningkatan kalau dari triwulan I itu agak rendah," kata Darmin ditemui di kantornya, Jakarta Pusat, Senin 6 Mei 2019.

Darmin mengatakan, pertumbuhan ekonomi triwulan ini dipengaruhi oleh pergerseran masa panen dari Maret menjadi April. Kendati demikian, Darmin optimis pada kuartal kedua pertumbuhan ekonomi akan lebih meningkat.

Darmin menjelaskan, minusnya kinerja ekspor dan impor tak banyak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi pada triwulan ini. Sebabnya, kinerja atau nilai ekspor dan impor tak jauh berbeda kinerjanya sepanjang triwulan I 2019.

"Ekspor impor kita nggak terlalu jauh bedanya, karena itu dampaknya kepada PDB nggak terlalu besar, tapi pasti ada dampaknya," kata Darmin.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi mencatat 5,07 persen pada kuartal I 2019. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, nilai pertumbuhan itu lebih tinggi dari kuartal I 2018 yang sebesar 5,06 persen.

"Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha jasa perusahaan sebesar 10,36 persen," kata Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Senin, 6 Mei 2019.

Adapun dari sisi pengeluaran, angka tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga yang tumbuh 16,93 persen.

Perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan I-2019 mencapai Rp 3.782,4 triliun. Sedangkan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 2.625,0 triliun.

Menurut Suhariyanto, ekonomi Indonesia triwulan I 2019 terhadap triwulan sebelumnya turun sebesar 0,52 persen atau q-to-q. Dari sisi produksi, kata dia, penurunan disebabkan oleh kontraksi yang terjadi pada beberapa lapangan usaha. Sementara dari sisi pengeluaran, penurunan disebabkan antara lain oleh kontraksi pada komponen pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, dan ekspor.

Suhariyanto mencatat pada realisasi belanja pemerintah pada kuartal I 2019 sebesar Rp 452,06 triliun, lebih rendah dari I 2018 yang Rp 419,44 triliun. Menurut dia, realisasi belanja itu, didorong oleh transfer ke daerah dan dana desa, serta belanja pemerintah. Adapun struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada triwulan 2019 didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.

DIAS PRASONGKO | HENDARTYO HANGGI

Berita terkait

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

1 jam lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

2 jam lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

1 hari lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

2 hari lalu

LPEM FEB UI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 5,15 Persen

Pemilu dan beberapa periode libur panjang seperti lebaran berpotensi mendorong konsumsi dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama 2024.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Dipangkas, Bagaimana Dampaknya ke Pertumbuhan Ekonomi Daerah?

Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan pemangkasan jumlah bandara internasional tidak bepengaruh signifikan ke ekonomi daerah.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

7 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya