Eksklusif: Bos Rabobank Blak-blakan Soal Isu Tutup di Indonesia

Reporter

Caesar Akbar

Editor

Rahma Tri

Jumat, 3 Mei 2019 08:09 WIB

RaboBank. Dok.TEMPO/Fahmi Ali

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur Rabobank Indonesia, Jos Luhukay, buka-bukaan mengenai kabar tutupnya operasi perseroan di Indonesia. Ia menepis berbagai spekulasi mengenai berhentinya aktivitas bank asal Belanda itu di Tanah Air.

Baca: Rabobank Hengkang dari Indonesia, OJK Ingatkan Kepentingan Nasabah

"Strateginya diubah, jadi enggak aneh-aneh amat," ujar Jos kala diwawancarai Tempo di Kantor Pusat Rabobank Indonesia, Jakarta, Kamis, 2 Mei 2019.

Menurut Jos, untuk struktur bisnis di luar Belanda, Rabobank Group menyatakan tidak mau masuk ke bisnis retail. Mereka lebih memilih sektor corporate banking alias wholesale banking. Selain itu, perseroan juga akan fokus pada pangan dan agrikultur. "Karena itu, dia sudah menutup di beberapa negara, kita adalah negara yang ke sekian, terakhir dia yang besar sekali itu di Amerika."

Jos mengatakan, rencana perseroan itu tidak sejalan dengan kondisi pasar di Indonesia. Sebab, kata dia, Rabobank Indonesia lebih bersifat retail, sehingga tidak bisa lagi didukung. "Alasannya sederhana, hanya itu saja," tutur Jos. Ia juga membantah isu bahwa keputusan perseroan menyetop operasinya adalah lantaran disrupsi teknologi digital.

Advertising
Advertising

Sebenarnya, kata Jos, kondisi bisnis pertanian di Indonesia masih bagus. Hanya saja, para pelaku pertanian Tanah Air kebanyakan adalah konsumen retail Rabobank. "Tidak ada petani kaya di sini," ucap dia.

Padahal perseroan membidik petani-petani besar layaknya di beberapa negara lain. Misalnya saja di Brasil, yang menurut Jos, memiliki petani dengan penguasaan lahan hingga ratusan hektare. Sehingga mereka cenderung mengambil produk wholesale alias pinjaman di atas Rp 200 miliar. "Jadi, bedanya kan pinjamannya gede-gede. Petambak udang tidak bisa jadi nasabah, keputusan yang diambil adalah keputusan strategis," kata Jos.

Sebelumnya, dalam pernyataan tertulis, Rabobank mengatakan akan menutup operasinya secara bertahap hingga akhir Juni 2020. Untuk itu, perseroan kini tengah secara aktif bekerja sama dengan regulator ihwal rencana tersebut. Rabobank telah mulai menjalankan langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan arahan dan pengawasan dari Otoritas Jasa Keuangan.

BACA: Rabobank Indonesia Tutup, OJK Minta Hal Ini

"Penutupan RII itu sendiri pada saatnya akan tergantung kepada persetujuan otoritas dan akan dilaksanakan dengan sepenuhnya memperhatikan kepentingan para nasabah dan karyawan," demikian tertulis dalam keterangan tersebut.

Selanjutnya, Rabobank berkomitmen memastikan transisi itu berjalan dengan baik dan lancar. Mereka juga memastikan akan memberi dukungan penuh kepada seluruh pihak terkait selama proses berlangsung dan berpedoman kepada peraturan yang berlaku.

Berita terkait

Livin Merchant Bank Mandiri Perluas Jangkau Nasabah UMKM

2 hari lalu

Livin Merchant Bank Mandiri Perluas Jangkau Nasabah UMKM

Digitalisasi menjadi salah satu langkah untuk memperluas akses masyarakat terhadap perbankan demi mencapai pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

5 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

5 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

14 hari lalu

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

Bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank umum merupakan dua entitas keuangan yang memberikan layanan perbankan. Apa perbedan keduanya?

Baca Selengkapnya

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

14 hari lalu

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

Dalam empat bulan di 2024 ada 10 bank perkreditan rakyat (BPR) yang bangkrut dan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.

Baca Selengkapnya

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

17 hari lalu

15 Perusahaan Terbaik untuk Kembangkan Karier Versi LinkedIn, Banyak di Sektor Keuangan

Jaringan profesional LinkedIn merilis daftar Top Companies 2024 edisi ketiga untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

25 hari lalu

Bank Indonesia Sebut 176 Ribu Orang Tukarkan Uang Baru Menjelang Idul Fitri

Bank Indonesia (BI) mencatat total penukaran uang baru mencapai Rp 1,13 triliun per 3 April 2024 atau H-7 Lebaran.

Baca Selengkapnya

Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran

27 hari lalu

Bank BJB Buka Layanan Operasional Terbatas dan Weekend Banking selama Libur Lebaran

Selama periode libur Hari Raya Idul Fitri, Bank BJB tetap membuka beberapa jaringan kantor melalui kegiatan operasional terbatas dan layanan weekend banking.

Baca Selengkapnya

Terkini: Tol Bocimi Ambrol Penanganan Permanen Setelah Lebaran, Anggota DPR Usul Jasa Marga Buat Rest Area Fungsional

30 hari lalu

Terkini: Tol Bocimi Ambrol Penanganan Permanen Setelah Lebaran, Anggota DPR Usul Jasa Marga Buat Rest Area Fungsional

Ruas jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi atau Tol Bocimi mengalami longsor, diduga karena intensitas hujan deras pada Rabu malam

Baca Selengkapnya

BCA Umumkan Penyesuaian Jadwal Operasional selama Libur Lebaran

30 hari lalu

BCA Umumkan Penyesuaian Jadwal Operasional selama Libur Lebaran

BCA mengumumkan penyesuaian jadwal operasional kantor cabang selama periode libur Idul Fitri 2024 berdasarkan hari libur yang ditetapkan pemerintah.

Baca Selengkapnya