Pindad Dapat Lampu Hijau Bangun Pabrik di Luar Negeri

Rabu, 1 Mei 2019 16:52 WIB

Pekerja melakukan sentuhan akhir pada pistol G2 Combat peraih juara dunia andalan TNI di Divisi Senjata PT Pindad di Bandung, Jawa Barat, Senin 1 April 2019. Pindad membidik target penjualan produk militer dan non militer tahun ini sebesar Rp 5,2 triliun. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Bandung - Direktur Utama PT Pindad, Abraham Mose mengatakan, Pindad sudah mendapat lampu hijau membangun pabrik di luar negeri. Meski demikian, Pindad masih melakukan kajian terkait izin. "Kami sudah mendapat lampu hijau, namun sebagai industri pertahanan apakah bisa atau tidak (membangun pabrik di luar negeri), itu masih dikaji," ujarnya dalam wawancara khusus dengan Tempo di kompleks PT Pindad, Bandung, Jumat, 26 April 2019.

Baca: Menhan: Kekuatan Pertahanan Indonesia Masuk 10 Besar Dunia

Abraham membenarkan sedang dipertimbangkan untuk pabrik baru Pindad adalah salah satu negara di Asia Selatan. “Itu memang program kami di tahun 2019,” kata dia.

Ekspansi ke luar negeri dilakukan guna memperbesar pasar ekspor. “Rasanya sudah waktunya membesarkan kapasitas Pindad untuk merambah ke pasar ekspor. Sehingga ada beberapa tawaran kerja sama, apakah itu nanti membangun di Indonesia atau tidak tertutup kemungkinan kami membangun di luar. Ini semua dalam kajian,” ujarnya.

Kajian yang dilakukan termasuk melakukan survei pembangunan pabrik di sejumlah negara Asia. Soal lini bisnis yang digarap adalah seputar produk senjata dan amunisi.

Abraham mengatakan, kerja sama strategis yang akan dilakukan dalam waktu dekat adalah menambah kapasitas produksi amunisi. “Dalam waktu dekat kami akan menjalin kerja sama dengan perusahaan dari luar untuk membangun pabrik amunisi di Turen, Malang. Selanjutnya kami akan membangun pabrik untuk amunisi berkaliber besar," ujarnya.

Pembangunan pabrik amunisi ini ditargetkan bisa mendongkrak pendapatan. Hampir 80 persen dari pendapatan Pindad disumbang dari pasar dalam negeri dan sisanya ekspor. "Bisa dikatakan 80 persen untuk kebutuhan dalam negeri, 20 persen untuk ekspor yang bisa dikatakan cukup jumlahnya belum cukup besar dan terdistribusi di beberapa negara Asia Tenggara,” kata dia.

AHMAD FIKRI | DEWI RINA

Berita terkait

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

1 hari lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

3 hari lalu

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

IPW menilai proses pemeriksaan terhadap tewasnya Brigadir Ridhal Ali Tomi tak cukup berhenti di kesimpulan bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

5 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

7 hari lalu

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

Zulhas menyayangkan baja tak sesuai standar mutu masih diproduksi di Indonesia dengan alasan investasi.

Baca Selengkapnya

Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

8 hari lalu

Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

Ribuan pengunjuk rasa ikut protes yang dimpimpin kelompok-kelompok Yahudi untuk perdamaian di Brooklyn, New York, mendesak AS berhenti kirim senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Penembakan di Memphis Amerika Serikat, 2 Tewas dan 6 Luka-luka

12 hari lalu

Penembakan di Memphis Amerika Serikat, 2 Tewas dan 6 Luka-luka

Dua pelaku penembakan di Memphis Amerika Serikat masih dalam pengejaran polisi. Belum diketahui motif penembakan.

Baca Selengkapnya

Rusia Prihatin DPR Amerika Serikat Sahkan Bantuan Keamanan untuk Ukraina

12 hari lalu

Rusia Prihatin DPR Amerika Serikat Sahkan Bantuan Keamanan untuk Ukraina

Rusia menilai bantuan keamanan untuk Ukraina hanya akan memperburuk konflik dan korban jiwa warga Ukraina

Baca Selengkapnya

Israel Minta AS Kirim Lebih Banyak Senjata untuk Hadapi Iran

13 hari lalu

Israel Minta AS Kirim Lebih Banyak Senjata untuk Hadapi Iran

Israel meminta kiriman senjata lebih banyak dari Amerika Serikat untuk menghadapi Iran.

Baca Selengkapnya

Usai Bertemu Jokowi, CEO Apple Tim Cook Buka Peluang Bangun Pabrik di Indonesia

17 hari lalu

Usai Bertemu Jokowi, CEO Apple Tim Cook Buka Peluang Bangun Pabrik di Indonesia

CEO Apple Tim Cook menyebut banyak potensi yang dapat dikembangkan dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Warga Israel Mengaku Tak Bersalah atas Penyelundupan Peluru dan Senjata di Malaysia

21 hari lalu

Warga Israel Mengaku Tak Bersalah atas Penyelundupan Peluru dan Senjata di Malaysia

Warga Israel yang diidentifikasi sebagai Shalom Avitan terancam hukuman mati karena perdagangan senjata api ilegal.

Baca Selengkapnya