BI: Nilai Transaksi Dagang dengan Mata Uang Lokal Tembus Rp 2,5 T

Selasa, 9 April 2019 21:19 WIB

Warga dan pedagang melakukan transaksi jual-beli di Pasar Manonda, Palu, Sulawesi Tengah, Kamis, 4 Oktober 2018. Presiden Joko Widodo memerintahkan masyarakat, pedagang, pemilik toko membuka dagangannya dengan jaminan keamanan dari TNI dan Polri di titik ekonomi agar ekonomi dapat berjalan dengan normal. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia atau BI mencatat total nilai transaksi dagang yang memanfaatkan mata uang lokal telah mencapai angka US$ 180 juta sepanjang 2018. Jumlah ini setara dengan RP 2,53 triliun dengan menggunakan kurs rupiah di angka Rp 14.100 per dolar Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Bertemu Bankir dan Investor, Sri Mulyani Singgung Soal Utang

"Meskipun secara volume baru berkisar 1 persen dari total perdagangan, perkembanganya semakin menggembirakan," kata Direktur Departemen Internasional Bank Indonesia Wahyu Pratomo saat mengelar jumpa pers kompleks Bank Indonesia, Selasa 9 April 2019.

Total nilai transaksi perdagangan dengan mata uang lokal tersebut tercatat Bank Indonesia lewat kerja sama local currency settlement framework (LCS) atau dikenal dengan penyelesaian transaksi perdagangan bilateral dalam mata uang lokal. Adapun kerja sama ini telah diteken oleh BI sejak 2017 bersama dua negara yakni Malaysia dan Thailand.

Wahyu menjelaskan, dari total transaksi itu, paling banyak disumbangkan dari perdagangan dengan Malaysia yang mencapai US$ 130 juta. Sedangkan dari Thailand nilainya mencapai US$ 50 juta. Kendati demikian, hingga triwulan I 2019, nilainya telah mencapai US$ 50 juta dengan Malaysia dan US$ 10 juta dengan Thailand.

Merujuk data Badan Pusat Statistik atau BPS baik Thailand maupun Malaysia merupakan dua negara yang masuk dalam 10 besar negara ekspor-impor Indonesia. BPS mencatat total ekspor Indonesia ke negara di ASEAN mencapai 21,88 persen atau senilai US$ 5,28 miliar.

Advertising
Advertising

Pada Januari-Febuari 2019, pangsa ekspor Indonesia ke Malayia mencapai 4,66 persen atau senilai US$ 1,12 miliar. Sedangkan ke Thailand nilainya mencapai US$ 920 juta. Dengan angka ini, Malaysia menjadi tujuan ekspor ke 7 dan Thailand ke 8 bagi pasar ekspor Indonesia.

Selain itu, Wahyu melanjutkan, di tengah gelaran ASEAN Finance Minister & Central Bank Governors Meeting atau AFMGM di Chiang Rai kemarin, BI kembali menandatangani kerja sama dengan Bangko Sentral ng Pilipinas atau Bank Sentral Filipina. Penandatanganan Letter of Intent (LOI) ini juga berkaitan dengan kerja sama local currency settlement framework.Dengan bergabungnya Filipina maka diharapkan nilainya bisa terus bertambah banyak.

Wahyu menjelaskan, adanya kebijakan ini tak bertujuan untuk menggantikan mata uang dolar Amerika Serikat yang selama ini banyak digunakan sebagai alat pembayaran. Kebijakan ini, lebih sebagai upaya Bank Indonesia memberikan opsi atau alternatif bagi pelaku ekonomi dalam melakukan transaksi keuangan di sektor perdagangan.

"Harapannya, misal jika terjadi banyaknya aliran modal ke luar, nantinya tidak menggangu stabilitas ekonomi negara dan juga termasuk di kawasan ASEAN," kata Wahyu.

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

2 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

3 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

5 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

6 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

6 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

Inilah 7 Mata Uang dengan Nilai Tukar Tertinggi di Dunia

6 hari lalu

Inilah 7 Mata Uang dengan Nilai Tukar Tertinggi di Dunia

Meskipun daftar ini dapat berubah seiring waktu, sejumlah mata uang ini tetap menjadi pilihan yang stabil dan kuat dalam ekonomi global.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

6 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

7 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya