Ingin Investasi SBR006 dengan Kupon 7,95 Persen, Begini Caranya

Senin, 1 April 2019 13:37 WIB

(Ki-ka) Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko Kementerian Keuangan Loto S Ginting, Founder Investashe.com Aliyah Natasha, dan Travel blogger Satya Winnie, dalam acara peluncuran SBR 006 di Menara BTPN Kuningan, Jakarta Selatan, Senin, 1 April 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah secara resmi hari ini meluncurkan instrumen surat utang terbaru, saving bond retail seri SBR006. Instrumen ini diyakini bakal laris manis di pasaran karena salah satu bentuk investasi yang aman lantaran dijamin pemerintah.

Baca: Bank Indonesia : RI Tak Kena Dampak Krisis Ekonomi Turki

"Instrumen (investasi) pembiayaannya oleh negara. Ini aman karena dijamin oleh negara," ucap Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko Kementerian Keuangan Loto S Ginting, Senin, 1 April 2019.

Pemerintah setidaknya memiliki lima tujuan dalam menerbitkan surat utang SBR006 tersebut. Kelima tujuan itu adalah memperluas basis investor di dalam negeri, menyediakan alternatif instrumen investasi bagi investor ritel, mendukung stabilitas pasar keuangan domestik, mendukung terwujudnya masyarakat yang berorientasi pada investasi jangka menengah dan panjang, serta mewujudkan cita-cita kemandirian dalam pembiayaan pembangunan.

Advertising
Advertising

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan mengumumkan peluncuran instrumen dengan kupon minimal 7,95 persen untuk periode 3 bulan pertama. Basis penghitungan kupon ini berasal dari suku bunga acuan yang berlaku pada saat penetapan kupon yakni 6 persen ditambah spread tetap 195 basis poin.

Tingkat kupon berikutnya akan disesuaikan setiap 3 bulan pada tanggal penyesuaian kupon sampai dengan jatuh tempo. Tingkat kupon ini bersifat floating with floor, yang berlaku sebagai tingkat kupon minimal yang tidak berubah sampai dengan jatuh tempo.

Instrumen ini akan dipasarkan mulai hari ini, Senin, 1 April 2019 hingga Selasa, 16 April 2019. Investor dapat melakukan pemesanan secara online minimal Rp 1 juta dan maksimal Rp 3 miliar per investor.

Berikut langkah-langkah yang harus dilalui para calon investor untuk memesan SBR006.

1. Registrasi

Calon investor melakukan registrasi melalui sistem elektronik mitra distribusi (MiDis) dan membuat Single Investor Identification (SID) dan rekening surat berharga via sistem pemesanan online. Registrasi dilakukan dengan memasukkan data diri, nomor single investor identification/SID, rekening dana nasabah, dan rekening surat berharga.

2. Pemesanan

Calon investor melakukan pemesanan melalui Sistem Elektronik MiDis setelah membaca ketentuan dalam memo info. Setelah itu, pesanan yang terverifikasi akan mendapatkan
kode pembayaran (Billing Code) via Sistem Elektronik MiDis atau email. Calon investor juga akan mendapat kode pembayaran yang diperlukan untuk penyetoran dana sesuai pemesanan.

3. Pembayaran

Pembayaran dilakukan melalui Bank Persepsi dengan berbagai saluran pembayaran (teller, ATM, internet banking, mobile banking) dengan batas waktu yang telah ditentukan. Calon investor memperoleh NTPN (Nomor Transaksi Penerimaan Negara) dan notifikasi completed order via Sistem Elektronik MiDis dan email yang terdaftar.

4. Konfirmasi

Calon investor lalu akan menerima bukti konfirmasi kepemilikan SBN ritel via Sistem
Elektronik MiDis dan email yang terdaftar.

Investor dapat melakukan pemesanan melalui 14 mitra distribusi. Sebanyak 6 di antaranya merupakan bank, yakni Bank Mandiri, Bank BRI, Bank BNI, Bank BCA, Bank Permata, dan Bank BTN. Selain itu, bisa juga melalui Trimegah Sekuritas, Bareksa atau Tanamduit. Pilihan lainnya yakni melalui fintech peer-to-peer lending, yakni Modalku dan Investree.

Baca: Harga Properti di Singapura Turun Akibat Suplai Berlebih

Instrumen surat utang ini memiliki tenor 2 tahun dan tidak dapat ditarik kembali hingga jatuh tempo. Jatuh temponya yakni pada 10 April 2021. Investor hanya bisa melakukan pencairan maksimal 50 persen dari nilai investasi setelah 1 tahun, yakni pada 27 April - 4 Mei 2020.

BISNIS

Berita terkait

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

13 jam lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

19 jam lalu

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

1 hari lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

1 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

1 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

2 hari lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

2 hari lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

2 hari lalu

Rencana Investasi Microsoft Senilai Rp 27,6 Triliun, Pengamat: Harus Jelas Pembuktiannya

Rencana investasi Microsoft itu diumumkan melalui agenda Microsoft Build: AI Day yang digelar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

2 hari lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya