JK: Banyak Pengawas Tapi yang Ditangkap Korupsi Makin Banyak

Kamis, 21 Maret 2019 13:36 WIB

Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK membuka Musyawarah Nasional Gabungan Pelaksana Konstruksi Indonesia atau Gapensi di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis siang, 14 Maret 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla alias JK menyebut Indonesia sudah memiliki jumlah pengawas pemerintahan paling banyak ketimbang negara lain. Meski demikian, ia menyoroti banyaknya oknum yang ditangkap dan diperiksa lantaran korupsi.

Baca: Sandiaga Soal 1 Kartu Multifungsi, JK: Belum Ada Teknologinya

"Pertanyaannya, kenapa begitu banyak pengawasan tapi yang ditangkap dan diperiksa makin banyak?" ujar JK dalam Rapat Koordinasi Nasional Pengawasan Internal Pemerintah 2019 di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis, 21 Maret 2019.

Pengawas itu, kata JK, dimulai dari inspektorat, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan atau BPKP, Badan Pemeriksa Keuangan atau BPK, Kepolisian, Kejaksaan, Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK, hingga Lembaga Swadaya Masyarakat atau LSM.

Menurut catatan JK, dalam 15 tahun terakhir ada sembilan menteri yang mesti mendekam di penjara gara-gara kasus rasuah. Selain itu, sekitar 20 gubernur hingga ratusan walikota, bupati, serta anggota dewan juga diseret ke bui karena kasus korupsi. "Itu menjadi perhatian kita, karena semakin banyak yang mengawasi, banyak pula yang melakukannya."

Advertising
Advertising

Yang teranyar adalah ketika KPK melakukan Operasi Tangkap Tangan atau OTT terhadap Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy alias Rommy pada pekan lalu. Belakangan KPK menetapkan Rommy sebagai tersangka jual beli jabatan di Kementerian Agama.

Lebih jauh JK menduga, salah satu penyebab naiknya jumlah pelaku seiring meningkatnya pengawasan adalah rumusan korupsi yang semakin luas. Dulu, korupsi dilakukan hanya untuk memperkaya diri sendiri. Saat ini, korupsi juga dilakukan untuk memperkaya orang lain.

Hal lainnya, ujar JK, dari sisi anggaran, pemerintah meningkatkan anggaran belanja hingga dua kali lipat setiap 10 tahun. Pada 2010, anggaran belanja adalah sekitar Rp 1.200 triliun. Angka itu menjadi Rp 2.200 triliun pada tahun ini dan bisa naik ke Rp 2.300-2.400 triliun pada tahun depan.

Tak hanya itu, JK juga berujar jumlah kementerian dan lembaga pun mengalami kenaikan. Kenaikan juga terjadi pada jumlah kabupaten dan kota yang 15 tahun lalu sekitar 300 wilayah, menjadi sekitar 500 wilayah. "Jalur anggaran berkembang, dulu sampai kabupaten/kota, sekarang ke desa. Sekarang ada inisiatif dana kecamatan."

Oleh karena itu, untuk mencapai target pembangunan dan peningkatan kemakmuran bangsa secara adil, JK mengatakan lembaga inspektorat hingga Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan harus lebih pintar dalam mengawasi. Ia menyebut perlunya sistem pengawasan yang lebih baik. "Pertemuan hari ini menjadi penting, selain membahas anggaran yang terus naik, kita juga harus hati-hati dan fokus," kata dia.

Baca: JK: Tunjangan Pengangguran Hanya Bisa Diterapkan di Negara Maju

Di samping itu, JK mengingatkan kepada lembaga pengawas untuk selalu jujur dalam mengawasi. "Sapu itu untuk menyapu harus bersih dulu sapunya," katanya. Ia juga menyinggung pentingnya pencegahan korupsi, di samping pengawasan. Menurut JK, lembaga pengawas yang berhasil adalah apabila mereka bisa semakin menekan jumlah penyelewengan di Tanah Air.

Berita terkait

Tinggalkan Gedung KPK Usai Diperiksa 9 Jam, Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Berstatus Tersangka Investasi Fiktif

11 jam lalu

Tinggalkan Gedung KPK Usai Diperiksa 9 Jam, Dirut PT Taspen Antonius Kosasih Berstatus Tersangka Investasi Fiktif

KPK memeriksa Dirut PT Taspen Antonius Kosasih dalam kasus dugaan investasi fiktif. Ada beberapa tersangka lain dalam kasus ini.

Baca Selengkapnya

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

15 jam lalu

61 Kepala Daerah Jadi Tersangka Korupsi pada 2021-2023, ICW: Lingkaran Setan Sejak Awal

Peneliti ICW mengatakan mayoritas modus korupsi itu berkaitan dengan suap-menyuap dan penyalahgunaan anggaran belanja daerah.

Baca Selengkapnya

KPK Akui Awal OTT Kasus Korupsi di BPPD Sidoarjo Tak Berjalan Mulus

16 jam lalu

KPK Akui Awal OTT Kasus Korupsi di BPPD Sidoarjo Tak Berjalan Mulus

KPK mengakui OTT kasus pemotongan dan penerimaan uang kepada pegawai negeri Badan Pelayanan Pajak Daerah (BPPD) Sidoarjo, awalnya tak sempurna.

Baca Selengkapnya

Gus Muhdlor Ditahan KPK karena Dugaan Korupsi, Subandi jadi Plt Bupati Sidoarjo

18 jam lalu

Gus Muhdlor Ditahan KPK karena Dugaan Korupsi, Subandi jadi Plt Bupati Sidoarjo

KPK menahan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor sebagai tersangka dugaan korupsi di lingkungan Badan Pelayanan Pajak Daerah (BPPD)

Baca Selengkapnya

Respons KPK soal Ayah Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Disebut Makelar Kasus

19 jam lalu

Respons KPK soal Ayah Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Disebut Makelar Kasus

KPK buka suara soal kabar ayah Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, Kiai Agoes Ali Masyhuri, sebagai makelar kasus Hakim Agung Gazalba Saleh.

Baca Selengkapnya

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD

21 jam lalu

KPK Tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD

KPK resmi menahan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor sebagai tersangka kasus pemotongan insentif ASN BPPD

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Tiba di KPK, Jalani Pemeriksaan sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD Sidoarjo

1 hari lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Tiba di KPK, Jalani Pemeriksaan sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD Sidoarjo

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor memenuhi panggilan pemeriksaan penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK.

Baca Selengkapnya

Bekas Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Miliaran Rupiah, Ini Rinciannya

1 hari lalu

Bekas Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Miliaran Rupiah, Ini Rinciannya

Jaksa KPK mengatakan eks Hakim Agung Gazalba Saleh berupaya menyembunyikan uang hasil korupsi dengan cara membeli mobil, rumah, hingga logam mulia.

Baca Selengkapnya

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

1 hari lalu

Hamas Minta Bantuan Jusuf Kalla untuk Mediasi dengan Israel

Hamas meminta bantuan dari Jusuf Kalla agar menjadi mediator guna mengakhiri perang dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

2 hari lalu

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

Warga Panama pada Minggu, 5 Mei 2024, berbondong-bondong memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum untuk memilih presiden

Baca Selengkapnya