BPN Prabowo : Jokowi Tak Punya Solusi Permanen Atasi Defisit BPJS

Reporter

Fajar Pebrianto

Editor

Rahma Tri

Selasa, 19 Maret 2019 10:59 WIB

Logo BPJS Kesehatan. bpjs-kesehatan.go.id

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto - Sandiaga Uno, Drajad Wibowo, menilai kubu petahana tidak memiliki solusi permanen terhadap masalah defisit keuangan yang terjadi di Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Kesehatan. Saat ini, kata Drajad, defisit hanya ditutup dengan suntikan dana APBN melalui skema Penyertaan Modal Negara (PMN) saja.

Baca: Aksi Keluarkan KTP, Sandiaga Sindir Banyaknya Kartu Jokowi

"Pasangan 01 (Joko Widodo alias Jokowi dan Ma'ruf Amin) terlihat kehabisan akal," kata Drajad saat dihubungi di Jakarta, Senin, 18 Maret 2019. Terlebih, kata Drajad, dalam Debat Cawapres pada Ahad, 17 Maret 2019, tidak ada solusi berarti yang disampaikan meski topik pembahasannya adalah mengenai kesehatan.

Drajad mengingatkan, pada 2014, defisit ditutup dengan sisa pengalihan sebagian aset dari PT Askes dan PT Jamsostek. Setelah itu defisitnya ditutup APBN sebesar Rp 5 triliun pada 2015, Rp 6,8 triliun pada 2016, Rp 3,6 triliun pada 2017, lalu Rp 10,25 triliun pada 2018. "Sekarang masih ada defisit Rp 6 triliun lebih dan naik kembali," ujar dia.

Sejak 2014, defisit yang dialami BPJS Kesehatan memang terus membengkak, dari
Rp 3,3 triliun pada 2014 menjadi Rp Rp 9,8 triliun pada 2017. Akhir 2018, Menteri Keuangan Sri Mulyani pun sampai meminta Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk mengaudit keuangan BPJS hingga tiga kali demi menyelesaikan masalah ini.

Advertising
Advertising

Drajad menambahkan bahwa defisit pada 2018 pun sebenarnya baru ditutup tanggal 24 September dan 5 Desember. Sehingga, kebijakan diambil memasuki suasana Pemilu Presiden 2019 dan setelah tunggakan BPJS Kesehatan makin meledak. Akibatnya, kata Drajad, semua pihak menjerit baik pasien, tenaga medis, dokter, rumah sakit, perusahaan farmasi, hingga para akademisi.

Walhasil dengan kebijakan saat ini Drajad menyebut total suntikan APBN sudah mencapai Rp 25,65 triliun. Jika terus ditutup dengan APBN, kata dia, maka akan sangat buruk secara fiskal. Jika memilih untuk menaikkan premi, maka rakyat bisa marah.

Simak: Jokowi: Iuran PBI BPJS Kesehatan Dibayarkan Maret dan April Ini

Sementara, anggota Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma'ruf Amin, Hasbullah Thabrany menyatakan defisit keuangan BPJS dapat ditutupi dari banyak sumber pendanaan. "Salah satunya dengan dana pajak rokok, dana cukai rokok, dan masih ada sumber-sumber lain yang bisa dimobilisir. Kami juga meningkatkan tax ratio," katanya di dalam salah satu diskusi di, Jakarta, Sabtu, 9 Maret 2019.

Berita terkait

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

1 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

1 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

2 jam lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

2 jam lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

3 jam lalu

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

Presiden Jokowi nge-prank jurnalis yang sudah menuggu sekitar setengah jam untuk sesi wawancara cegat atau doorstop.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

4 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

4 jam lalu

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

PLN mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di tanah air

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

5 jam lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

6 jam lalu

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

Pengajuan nama Budi Gunawan oleh Jokowi, kata narasumber yang sama, bertujuan untuk meluluhkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

7 jam lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya