Batasi Akses Pasar, Huawei Gugat Pemerintah Amerika

Rabu, 6 Maret 2019 09:17 WIB

Huawei akan rilis smartphone lipat 5G di MWC 2019. Kredit: iTech ArenA/Youtube

TEMPO.CO, Jakarta -Perusahaan teknologi informasi Huawei menggugat Pemerintah Amerika Serikat atas tuduhan membatasi akses pasarnya. Perusahaan asal Cina itu dikabarkan akan mengumumkan gugatannya tersebut Kamis, 7 Maret 2019.

BACA: Trump Akan Teken Larangan Operator AS Pakai Huawei Sebelum MWC

Sumber terdekat mengatakan kepada Reuters bahwa gugatan itu akan diajukan di Distrik Timur Texas, wilayah yang sama dengan lokasi kantor pusat Huawei di AS. Langkah ini dilakukan sebagai upaya perusahaan untuk mempertahankan bisnis di AS, menurut pernyataan Huawei sebagaimana dikutip Reuters, Rabu, 6 Maret 2019.

Di samping hendak melayangkan gugatan, Huawei baru-baru ini menginisiasi sejumlah kampanye untuk memperbaiki citra perusahaan.

Salah satunya dengan melayangkan undangan bagi media untuk melihat langsung kantor dan pusat riset untuk menghilangkan tudingan AS. Gugatan tersebut tak ubahnya aksi balasan atas tudingan AS terhadap Huawei yang disebut menjadi alat mata-mata bagi pemerintah Cina.

Advertising
Advertising

Masalah yang melibatkan Huawei bukan hanya memicu ketegangan antara AS-Cina, tetapi juga antara Cina dan Kanada.

BACA: Huawei P30 Akan Diluncurkan pada Akhir Maret di Paris

Sebelumnya pada 1 Desember 2018, CFO Meng Wanzhou diamankan saat berada di bandara internasional Vancouver, Kanada atas permintaan AS. Penangkapan dilakukan terkait dengan dugaan pelangaran sanksi AS dan tudingan menjadi mata-mata.

Terkait dengan persoalan itu, Pemerintah China pada Januari lalu menuding AS melakukan manipulasi politik dalam sangkaan yang dituduhkan kepada perusahaan telekomunikasi Huawei. Mereka menyatakan AS menyalahgunakan hukum untuk memojokkan perusahaan itu dan Negeri Tirai Bambu.

"Selama beberapa waktu, AS telah menggunakan kekuatan negara untuk mendiskreditkan dan menindak sejumlah perusahaan Cina dalam upaya mencekik operasi perusahaan yang sah dan legal," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang.

"Ada motivasi politik yang kuat dan manipulasi politik di balik tindakan (AS) itu," ujar Geng Shuang.

Baca berita tentang Huawei lainnya di Tempo.co.

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

7 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

8 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

8 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

12 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

15 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

2 hari lalu

Usai Tak Hadiri Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Gugatan ke PTUN Bentuk Pembelaan

Wakil KPK Nurul Ghufron menilai dirinya menggugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta bukan bentuk perlawanan, melainkan pembelaan diri.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya