Awal Tahun, OJK Sebut Tren Kinerja Industri Perbankan Tumbuh

Jumat, 1 Maret 2019 06:19 WIB

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso meninggalkan gedung KPK setelah pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 13 November 2018. Wimboh Santoso diperiksa sebagai saksi untuk pengembangan penyelidikan kasus tindak pidana korupsi aliran dana bailout Bank Century yang merugikan keuangan negara sebesar Rp 6,7 triliun. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengungkapkan kinerja industri perbankan di awal tahun mulai bangkit dan meneruskan tren pertumbuhan. “Per Januari kredit tumbuh 11,97 persen (year on year) dan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 6,39 persen, keduanya menguat dari periode sebelumnya,” ujarnya, di Jakarta, Kamis 28 Februari 2019.

Simak: OJK Bekukan Kegiatan Usaha Multifinance PT Tirta Finance

Wimboh menuturkan kondisi likuiditas industri juga tetap mencukupi untuk mendukung pertumbuhan kredit yang kembali agresif. Adapun likuiditas itu tercermin dari liquidity coverage ratio dan rasio alat likuid / non core deposit masing-masing sebesar 198,53 perseb dan 109,13 persen. Sedangkan, jumlah total aset likuid perbankan mencapai Rp 1.113 triliun pada akhir Januari lalu. “Ini berada di level yang cukup tinggi untuk mendukung pertumbuhan kredit ke depan,” katanya.

Perbankan pun mulai menyiapkan strategi untuk kembali tancap gas di tahun ini. Direktur Utama PT Bank Mega Tbk Kostaman Thayib berujar tahun ini perseroan akan melanjutkan strategi untuk menyelaraskan pertumbuhan kredit dengan pertumbuhan DPK. Dengan demikian bank tak perlu kelimpungan mencari likuiditas untuk mendanai kredit. "Kami berusaha untuk menjaga cost of fund atau biaya dana DPK dengan meningkatkan dana murah dan menjaga suku bunga deposito," ujarnya.

Bank Mega mencatatkan pertumbuhan kredit signifikan sepanjang tahun lalu. Hingga akhir Desember 2018, kredit tumbuh 19,96 persen menjadi Rp 42,25 triliun dari Rp 35,22 triliun di akhir 2017. Sedangkan, tren DPK sempat menurun sebesar 0,89 persen yaitu di posisi Rp 60,73 triliun. "Rasio kredit macet (NPL) juga berhasil kami turunkan dari 2,01 persen menjadi 1,60 persen (gross)."

Advertising
Advertising

PT Bank Central Asia (Tbk) mengungkapkan strategi berbeda. Untuk menggenjot kinerja tahun ini BCA akan mengoptimalkan teknologi digital banking. "Ini upaya kami untuk mengikuti pesatnya perkembangan layanan digital di industri, sehingga seluruh produk dan layanan akan kami tingkatkan," ucapnya.

Jahja melanjutkan untuk mendukung upaya tersebut BCA menyiapkan belanja modal jumbo mencapai Rp 5,2 triliun tahun ini. Dana tersebut mencakup kebutuhan untuk biaya peningkatan sistem keamanan, hingga pengembangan software dan hardware di infrastruktur teknologi informasi perseroan. Jumlah tersembut meningkat 24 persen dibandingkan pengeluaran BCA untuk pengembangan digital tahun-tahun sebelumnya.

BCA telah gencar meluncurkan produk dan layanan digital dalam dua tahun terakhir. Di antaranya adalah fitur QRKu dan OneKlik BCA, hingga yang terbaru fitur BCA Keyboard. Menurut Jahja, fokus di digital ini terbukti ampuh menggenjot kinerja perusahaan.

Pada 2018, BCA mencatat pertumbuhan kredit 15,1 persen dengan total penyaluran kredit Rp 538 triliun. Komposisi kredit itu terdiri dari kredit korporasi Rp 213,3 triliun atau tumbuh 20,4 persen, dan kredit konsumer dan UKM mencapai Rp 183,8 triliun atau tumbuh 13,4 persen. Dari sisi DPK, Jahja mengatakan BCA justru kebanjiran likuiditas yaitu tumbuh 8,4 persen secara tahunan atau mencapai Rp 629,8 triliun.

Bank plat merah pun tak mau kalah melancarkan strategi terbaik di tahun ini. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk berfokus untuk menarik sumber dana yang lebih bervariasi, tak hanya dari ritel namun juga dari korporasi dan institusi. Direktur BTN Oni Febrianto mengatakan target utama tahun ini di antaranya adalah mengelola likuiditas sehingga mencukupi untuk pembiayaan kredit BTN yang mayoritas bersifat jangka panjang, seperti properti dan perumahan.

"Kami mematok DPK tahun ini bisa tumbuh 13-15 persen (year on year), terutama yang giro dan deposito," katanya. Adapun di 2018 BTN mencatatkan DPK di kisaran Rp 230 triliun. DPK dari lembaga pun mulai tumbuh dari giro menjadi Rp 53,6 miliar dari Rp 49,9 miliar, dan deposito tumbuh menjadi Rp 92,4 miliar menjadi Rp 71,4 miliar.

Simak berita tentang OJK hanya di Tempo.co

Berita terkait

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

3 hari lalu

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

Kantor BPRS Saka Dana Mulia ditutup untuk umum dan PT BPRS Saka Dana Mulia menghentikan seluruh kegiatan usahanya.

Baca Selengkapnya

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

3 hari lalu

Lima Persen BPR dan BPRS Belum Penuhi Modal Inti Minimum

Sebanyak 1.213 BPR dan BPRS telah memenuhi ketentuan modal inti sebesar Rp 6 miliar. Masih ada lima persen yang belum.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

4 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

5 hari lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

6 hari lalu

Pinjol Ilegal Makin Marak, Satgas Pasti Beberkan Tiga Pemicunya

Satgas Pasti khawatir layanan pinjaman dana online atau pinjol baik yang resmi ataupun ilegal berkembang dan digemari masyarakat. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

7 hari lalu

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) antara lain dengan memanfaatkan securities crowdfunding.

Baca Selengkapnya

Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

7 hari lalu

Judi Online per April 2024, Polisi Sebut Ada 729 Kasus dan 1.158 Tersangka

Pada 2023 terdapat 1.196 kasus judi online dengan jumlah tersangka 1.967, sedangkan di 2024 per April terdapat 792 kasus dan 1.158 tersangka.

Baca Selengkapnya

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

10 hari lalu

YLKI Kirim Surat ke Satgas Pasti, Minta Pemberantasan Pinjol Sampai ke Akarnya

Kabid Pengaduan YLKI Rio Priambodo mengungkapkan, lembaganya telah mengirim surat kepada Satgas Pasti terkait aduan konsumen Pinjol ilegal.

Baca Selengkapnya

Pengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas

11 hari lalu

Pengamat Nilai Polisi Berantas Judi Online Tak Sentuh Bandar Level Atas

Pengamat kepolisian mengatakan problem pemberantasan judi online beberapa waktu lalu marak penangkapan tapi tak sentuh akar masalah.

Baca Selengkapnya

Konflik Nurul Ghufron dengan Anggota Dewas Albertina Ho, KPK: Tidak Ada Berantem

11 hari lalu

Konflik Nurul Ghufron dengan Anggota Dewas Albertina Ho, KPK: Tidak Ada Berantem

Juru bicara KPK Ali Fikri mengatakan laporan Nurul Ghufron tersebut murni pribadi.

Baca Selengkapnya