Kementerian Pertanian Antisipasi Terjadinya El Nino

Reporter

Antara

Rabu, 27 Februari 2019 02:20 WIB

Petani menyedot dan mengatur pembagian air ke area pertanian mereka di Desa Ciparay, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung, Jumat (7/8). Diperkirakan musim tanam akan mundur sebulan akibat dampak perubahan iklim mendadak El Nino. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Kementerian Pertanian, Harris Syahbuddin mengatakan pemerintah mempersiapkan segala kemungkinan apabila terjadi El Nino, meskipun untuk tahun ini diperkirakan kondisinya masih lemah.

Baca juga: Dampak Buruk El Nino di Dunia, 100 Juta Orang Kelaparan

"Saya tidak yakin isu di media sosial akan terjadi El Nino (kemarau panjang) seperti di tahun 2015. Kondisinya masih normal untuk mengetahui kuat atau tidaknya baru terlihat di bulan Agustus," kata Harris usai menjadi pembicara kunci di lokakarya bertajuk "Prospek Perkembangan El Nino 2019" di Botani Square, Bogor, Selasa, 26 Februari 2019.

Harris mengatakan, untuk memprediksi ringan atau beratnya El Nino pada saat ini masih terlalu dini. Apalagi beberapa kabupaten dan provinsi memiliki iklim yang berbeda.

Menurut Harris, seharusna dibutuhkan lebih banyak stasiun pengamatan cuaca lebih banyak lagi. Negara Prancis misalnya yang luasnya hampir setara dengan Pulau Bali memiliki 4.000 stasiun pengamat cuaca, sedangkan di Indonesia masih kurang dari 5.000 stasiun.

Kementerian Pertanian, lanjutnya, telah mempersiapkan prasarana untuk menghadapi El Nino melalui kerja sama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi untuk pembangunan prasarana pertanian seluas 2 juta hektare.

"Prasarana pertanian seluas 2 juta hektare itu meliputi jaringan irigasi, embung, dan bendungan sesuai amanat presiden yang tertuang dalam Inpres No. 1 Tahun 2018," ujarnya.

Persiapan lain melalui kerja sama dengan BPPT untuk melakukan rekayasa cuaca apabila terjadi kondis kemarau ekstrim, selain itu sosialisasi untuk pembangunan "green house" agar pengembangan pertanian tidak lagi mengenal musim.

Upaya lain lagi, kata Harris, menggunakan cara tanam tumpang sari dengan menanam jagung dan kedelai di samping menanam padi yang teknologinya sudah disiapkan untuk satu juta hektare lahan pertanian.

Dalam lokakarya juga disebut peluang terjadinya El Nino sebesar 55-60 persen, sementara 25,5 persen wilayah berpotensi musim keringnya maju, 24 persen wilayah keringnya di atas normal dan Juli - September 2019 iklim diperkirakan lebih kering.

Dampak El Nino berupa kemarau dapat berpotensi mengganggu produksi padi pada musim tanam kedua, dan mengubah pola tanam untuk musim tanam berikutnya.

Berkaca pada kejadian El Nino tahun 2015, dampak yang ditimbulkan terhadap pertanian cukup luas. Pada saat itu, kekeringan melanda 16 provinsi meliputi 102 kabupaten/kota dan 721 kecamatan. Pulau Bali dan Nusa Tenggara mengalami defisit air sekitar 20 miliar meter kubik. Selain itu, lahan pertanian seluas 111 ribu hektar juga mengalami kekeringan. (BNPB, 2015).

Ketua KTNA, Winarno Tohir mengatakan informasi mengenai prediksi pola hujan sangat penting bagi petani. Melalui informasi yang akurat petani dapat merencanakan penanaman dengan lebih baik dan mencegah gagal panen akibat perubahan iklim.

"Kami sangat mengapresiasi peran perguruan tinggi dan private sector yang membangun sistem sehingga petani dapat mengakses informasi mengenai iklim secara lebih mudah," katanya.

Petani Indonesia saat ini dapat memanfaatkan layanan informasi iklim melalui aplikasi Sipindo. Informasi cuaca iklim dalam aplikasi ini juga dapat diakses melalui SMS secara gratis.

Melalui aplikasi dan SMS tersebut petani dapat memperoleh data yang akurat mengenai suhu serta prediksi curah hujan enam bulan ke depan berdasarkan lokasi dimana petani berada. Sipindo sendiri saat ini sudah dimanfaatkan oleh lebih dari 20.000 petani hortikultura di berbagai wilayah di Indonesia.

Menurut Sekjen Masyarakat Perbenihan dan Perbibitan Indonesia (MPPI) Hindarwati, salah satu upaya untuk mengantisipasi dampak El Nino adalah dengan menanam varietas tanaman yang adaptif terhadap kekeringan. Peran pemulia tanaman dan perusahaan perbenihan sangat penting untuk memberikan akses terhadap benih unggul yang adaptif di musim kering kepada petani. Beberapa contoh varietas yang adaptif di musim kering saat ini sudah ada, misalnya cabai besar Gada MK F1, cabai keriting Laba F1 dan Lado F1, tomat Tymoti F1 dan labu Suprema F1.

ANTARA

Berita terkait

Saksi Ungkap Syahrul Yasin Limpo Bayar Lukisan Sujiwo Tejo Seharga Rp 200 Juta Pakai Uang Vendor Kementan

12 jam lalu

Saksi Ungkap Syahrul Yasin Limpo Bayar Lukisan Sujiwo Tejo Seharga Rp 200 Juta Pakai Uang Vendor Kementan

Saksi menyatakan diminta mengirim Rp 200 juta saat itu juga untuk pembayaran lukisan dari budayawan Sujiwo Tejo yang dibeli oleh Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

2 hari lalu

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

Sebanyak 39 orang tewas dan 68 lainnya belum ditemukan akibat hujan lebat dan banjir yang melanda Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

2 hari lalu

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

Penambahan pupuk subsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton telah mendapat persetujuan dari presiden.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

3 hari lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

3 hari lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

4 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

4 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

4 hari lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

4 hari lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

5 hari lalu

PLN Nyalakan Listrik Sektor Agrikultur Kabupaten Sragen, Sasar 499 Petani

PLN Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta menyalakan listrik di sektor agrikultur wilayah Kabupaten Sragen.

Baca Selengkapnya