Pengusaha Bandung Korban Mutilasi Berniat Tagih Pembayaran Rp 2 M

Sabtu, 9 Februari 2019 19:05 WIB

Ilustrasi mutilasi. kisspng.com

TEMPO.CO, Jakarta -Pengusaha tekstil asal Bandung, Nuryanto, yang menjadi korban mutilasi di Malaysia berniat menagih pembayaran dari relasi bisnisnya senilai Rp 2 miliar. Yanto berangkat ke Malaysia pada 17 Januari 2019 menggunakan pesawat AirAsia dan berencana kembali pada 23 Januari 2019.

BACA: Pengusaha Bandung Korban Mutilasi di Malaysia

Pengacara Nuryanto, Hermawan, mengatakan kepergian kliennya ke Malaysia untuk keperluan mengambil uang dari penjualan barang kepada relasi bisnisnya di sana senilai Rp 2 miliar. "Ke Malaysia untuk mengambil uang dari penjualan kain," kata Hermawan kepada Tempo, Sabtu sore, 9 Februari 2019.

Menurut Hermawan, Yanto berencana untuk tinggal di tiga hotel yang berbeda selama pergi untuk mengambil uang dari relasi bisnisnya di sana. Yanto disebut mulai dinyatakan tak diketahui kabarnya saat ia tinggal di Hotel Sky Bukit Bintang. "Keluarga mulai tak bisa melakukan kontak pada tanggal 21 Januari 2019, hape sudah tidak aktif dan keluarga tidak bisa menghubungi," kata Hermawan.

Hermawan mengatakan, keluarga mendapat kabar adanya dugaan Yanto dibunuh mutilasi pada 26 Januari 2019 setelah kepolisian setempat mengumumkan ditemukannya sesosok mayat yang telah dimutilasi di Sungai Buloh, Selangor, Malaysia. Ciri-ciri mayat tersebut mirip dengan Yanto yang sebelumnya dilaporkan hilang. Saat ditemukan beberapa bagian mayat tersebut hilang. Selain itu, ditemukan pula handphone yang diketahui milik Yanto.

Advertising
Advertising

BACA: Mutilasi Jamal Khashoggi Berlangsung 7 Menit

Berdasarkan penelusuran Tempo, status Facebook Nuryanto terakhir pada 21 Januari 2019 yang mengunggah foto anak perempuannya. "My girl son," ungkapnya. Setidaknya ada 3 tanggapan di status tersebut. Salah satunya yang menanyakan kabar Yanto. "A Yanto kemana, kok susah dihubungi?"

Sumber Tempo mengatakan pada 21 Januari 2019 lalu, Yanto masih transfer uang via jasa pengiriman uang sebesar Rp 30 juta kepada salah satu rekan bisnis di Bandung. "Info yang saya dengar dari teman saya, setelah itu tidak ada lagi kabar dari pak Yanto," kata sumber itu.

Ia mengatakan info tentang kematian Yanto yang dimutilasi itu juga terdengar di telinganya. Bahkan ia sempat membaca berita dari media online lokal di Bandung yang menyatakan bahwa kepala dan kaki dari korban mutilasi tersebut belum ditemukan hingga kini. Sepengetahuan sumber, Yanto berbisnis ke Malaysia untuk penjualan kain, mukena dan baju. "Dia (korban) pernah mengatakan punya back up kerajaan Malaysia," kata dia.

MARTHA WARTA SILABAN

Berita terkait

Rekomendasi Tempat Wisata Baru di Bandung untuk Libur Long Weekend

9 jam lalu

Rekomendasi Tempat Wisata Baru di Bandung untuk Libur Long Weekend

Selalu ada tempat-tempat baru yang bermunculan di Bandung untuk memberikan pengalaman baru bagi pelancong.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 7 Mei 2024 diawali oleh kabar Ketua Umum PMI Jusuf Kalla meminta kelompok Palestina Hamas untuk bersatu dengan Fatah

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Pengusaha Kerajinan Tembaga di Boyolali, Korban dan Pelaku Terlibat Hubungan Sesama Jenis

1 hari lalu

Pembunuhan Pengusaha Kerajinan Tembaga di Boyolali, Korban dan Pelaku Terlibat Hubungan Sesama Jenis

Irwan, tersangka pembunuhan pengusaha kerajinan tembaga di Boyolali terlibat hubungan sesama jenis. Irwan murka karena tak dituruti minta Rp 500 ribu.

Baca Selengkapnya

Kondisi Atlet Sepak Bola Malaysia yang Disiram Air Keras Kini Kritis Tapi Stabil

1 hari lalu

Kondisi Atlet Sepak Bola Malaysia yang Disiram Air Keras Kini Kritis Tapi Stabil

Atlet sepak bola Malaysia yang menjadi korban serangan air keras, Faisal Halim, berada dalam kondisi kritis.

Baca Selengkapnya

Kata Pengguna Layanan Starlink: Harga Lebih Irit, tapi Tak Cocok di Perkotaan, Kenapa?

1 hari lalu

Kata Pengguna Layanan Starlink: Harga Lebih Irit, tapi Tak Cocok di Perkotaan, Kenapa?

Kementerian Komunikasi dan Informatika menyatakan layanan koneksi Starlink lebih dibutuhkan di daerah yang terisolir dan minim jaringan internet.

Baca Selengkapnya

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

1 hari lalu

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

Ketua PMI Jusuf Kalla meminta Hamas untuk bersatu dengan Fatah ketika bertemu perwakilan kelompok tersebut di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

Malaysia Tolak Larang Perusahaan Pemasok Senjata ke Israel dalam Pameran di Kuala Lumpur

1 hari lalu

Malaysia Tolak Larang Perusahaan Pemasok Senjata ke Israel dalam Pameran di Kuala Lumpur

Suara pro-Palestina, termasuk mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, mengatakan perusahaan Lockheed Martin dan MBDA harus dilarang

Baca Selengkapnya

Daftar Negara di Asia Tenggara dengan Gaji Tertinggi, Indonesia Nomor Berapa?

1 hari lalu

Daftar Negara di Asia Tenggara dengan Gaji Tertinggi, Indonesia Nomor Berapa?

Berikut ini daftar negara di Asia Tenggara dengan gaji tertinggi. Indonesia memiliki rata-rata upah sebesar Rp5 juta. Ini informasinya.

Baca Selengkapnya

Cuti Bersama Akhir Pekan, PT KAI Sediakan KA Lodaya Tambahan dari Bandung

1 hari lalu

Cuti Bersama Akhir Pekan, PT KAI Sediakan KA Lodaya Tambahan dari Bandung

Pemerintah menetapkan cuti bersama pada Jumat, 10 Mei 2024, menyusul libur perayaan Kenaikan Isa Almasih pada, Kamis, 9 Mei 2025.

Baca Selengkapnya

Cerita Pemuda Asal Bandung Gunakan Starlink: Unlimited dan Lebih Stabil

2 hari lalu

Cerita Pemuda Asal Bandung Gunakan Starlink: Unlimited dan Lebih Stabil

Melalui situs resminya, Starlink mematok harga layanan internet sebesar Rp 750 ribu per bulan.

Baca Selengkapnya