Para karyawan bursa meniup trompet pada Peresmian Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia 2018 di Jakarta, Jumat 28 Desember 2018. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat pada penutupan perdagangan saham tahun ini. IHSG 3,8 poin atau naik 0,062% ke 6.194. Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Pasar Modal Syariah Bursa Efek Indonesia, Irwan Abdalloh mengatakan investasi saham syariah di pasar modal akan terus tumbuh. Dia mengatakan saat ini investor saham syariah sudah mencapai 50 ribu.
Pada akhir 2019, Irwan yakin bisa mencapai 100 ribu investor. "Sekarang investor syariah 50 ribuan. Akhir tahun bisa 100 ribu saja sudah luar biasa dan saya optimistis," kata Irwan di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Sabtu, 9 Februari 2019.
Menurut Irwan, saat ini market share sebesar 5,2 persen. Padahal target pada 2021 sebesar 5 persen. Pada 2018 target itu sudah tercapai. "Jadi kita bisa mempercepat komposisi target itu. Risikonya saya harus merevisi, berapa jumlah tiga tahun lagi," ujar dia.
Irwan juga mengatakan trading value saat ini sebesar Rp 1,9 triliun dalam setahun.
Dia optimistis melihat masih generasi produktif yang banyak hijrah ke invetasi syariah. Adapun pada akhir 2018, kata Irwan, jumlah investor pasar modal syariah sebanyak 44 ribu. Angka tersebut sebanding dengan 5,2 persen dari total investor pasar modal.
Hal itu disampaikan Irwan saat peluncuran Buku Pasar Modal Syariah yang dia tulis. Menurut dia, dasar pembuatan buku tersebut, karena saat ini masih minim referensi mengenai pasar modal syariah. Buku tersebut Irwan siapkan selama tiga bulan.
Acara tersebut juga dihadiri Direktur Utama Kustodian Sentral Efek, Friderica Widyasari Dewi dan mantan Direktur Pengembangan BEI, Nicky Hogan.
Frederica berharap terbitnya buku tersebut akan lebih memudahkan masyarakat Indonesia mengenal pasar modal syariah. "Akhirnya nanti Indonesia bisa ikut maju dan berkembang dengan fasilitas yang ada ini," ujar dia.