Tekan Defisit Transaksi Berjalan, Pemerintah Genjot 3 Sektor Ini

Kamis, 31 Januari 2019 13:54 WIB

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara memberikan keterangan pers di Gedung BI, Jakarta, Selasa, 23 Oktober 2018. Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 22-23 Oktober 2018 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75%, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, TOKYO - Pemerintah menyatakan bakal terus menggenjot kinerja ekspor, realisasi investasi asing dan sektor pariwisata untuk menekan defisit transaksi berjalan.

Baca juga: Bertemu Bankir dan Investor, Sri Mulyani Singgung Soal Utang

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara menyatakan dalam upayanya menggenjot kinerja ekspor tidak berarti Indonesia didorong untuk tak melakukan impor. "Sebagai negara berkembang tidak dapat dipungkiri kami akan melakukan impor," ujarnya di tengah pertemuan dengan para analis pasar di Hotel Conrad, Tokyo, Kamis, 31 Januari 2019.

Selain mendorong ekspor, pemerintah juga memberikan sejumlah insentif bagi industri. "Struktur industri terus diupayakan diperbaiki sehingga tidak hanya bergerak di industri hilir tapi juga industri hulu," ucap Mirza. "Selain itu, juga apa upaya mengurangi birokrasi perizinan."

Karena investasi asing di dalam negeri sangat dibutuhkan sebagai motor penggerak pertumbuhan, pemerintah dan bank sentral berupaya merilis sejumlah kebijakan yang memberi banyak keuntungan bagi investor. Salah satunya dengan kebijakan perpajakan melalui tax holiday.

Urgensi menggenjot ekspor dan investasi ini tak lepas dari upaya memperbaiki neraca transaksi berjalan yang selama lima tahun terakhir tercatat negatif. "Kami menargetkan defisit di bawah 3 persen pada 2018 dan membaik jadi 2,5 persen pada 2019."

Advertising
Advertising

Selama 2000-2010, kata Mirza, Indonesia sempat mengalami surplus transaksi neraca berjalan. Hal ini seiring dengan membaiknya harga komoditas.

Namun belakangan ini, bersamaan dengan kian masifnya pelaksanaan pembangunan, khususnya di sektor infrastruktur dan penurunan harga komoditas dunia, transaksi berjalan Indonesia mengalami defisit.

Lebih jauh Mirza menjelaskan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terbilang stabil. "Hal ini merupakan cerminan inflasi yang bisa ditekan," ujarnya.

Lagi pula, menurut Mirza, Indonesia sebagai negara berkembang, bisa dipahami jika neracanya pembayarannya negatif. Pasalnya, negara ini masih terus menggenjot infrastruktur yang dibutuhkan dalam pertumbuhan."

Sektor pariwisata juga tak luput jadi perhatian pemerintah karena diyakini bakal mendatangkan lebih banyak devisa para turis ke dalam negeri. "Dengan luas daratan dan laut Indonesia yang jauh lebih besar dibanding negara tetangga, potensi pariwisata kita lebih banyak," ucap Mirza.

Oleh karena itu pula pemerintah yakin dengan program Bali Baru bakal mendongkrak jumlah wisatawan dari 14-15 juta orang menjadi 25 juta di 2025. "Dengan nilai devisa US$ 28,5 miliar dan target pada tahun ini 20 juta orang dengan nilai devisa US$ 17,6 miliar," katanya.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara menyatakan pemerintah berkomitmen mendorong reformasi di sejumlah bidang agar bisa meningkatkan daya saing di bidang investasi. Salah satunya dengan reformasi struktural di antaranya lewat Online Single Submissien (OSS) yang pada intinya berusaha menyederhanakan prosedur untuk genjot investasi dan sektor pariwisata.

RR ARIYANI

Berita terkait

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

6 jam lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

12 jam lalu

Bendesa Adat Diduga Peras Pengusaha Rp 10 Miliar, Seperti Apa Perannya dalam Izin Investasi di Bali?

Kejaksaan Tinggi Bali menangkap seorang Bendesa Adat karena diduga telah memeras seorang pengusaha untuk rekomendasi izin investasi.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

1 hari lalu

Basuki Hadimuljono Pastikan Groundbreaking Keenam di IKN Setelah World Water Forum 2024 Digelar

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan groundbreaking keenam di IKN dilakukan akhir Mei atau awal Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

1 hari lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

1 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

2 hari lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

2 hari lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya