Bisnis Properti Diprediksi Tumbuh Tak Lebih dari 5 Persen

Kamis, 24 Januari 2019 20:27 WIB

Maket rumah yang dipamerkan dalam acara Indonesia Properti Expo di Hall A dan B Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, 3 Februari 2018. Beragam properti ditawarkan dari mulai rumah tapak, apartemen, ruko, villa, resort, sampai pergudangan. TEMPO/Fajar Januarta

TEMPO.CO, Jakarta - Bisnis properti pada 2019 diprediksi bakal tumbuh tak lebih dari 6 persen. Ketua Umum Asosiasi Real Estate Broker Indonesia Lukas Bong mengatakan pertumbuhan yang tak capai dua digit tersebut disebabkan karena adanya momentum pemilihan presiden (Pilpres) dan juga lebaran.

Simak: Tahun Politik, Rumah123: Harga Properti Masih Terjangkau

Industri properti, kata Lukas, baru akan pulih pada semester kedua setelah dua momentum tersebut selesai. "Harapannya pada semester 2 setelah Pilpres mungkin ada pada angka sekitar 6 persen. Tapi semuanya itu sangat tergantung dengan nanti hasil Pilpres," kata Lukas dalam acara Property Outlook 2019 yang digelar Rumah123.com di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis 24 Januari 2019.

Kendati demikian, Lukas mengatakan dirinya optimis momentum Pilpres tak akan berpengaruh banyak pada pertumbuhan industri properti. Apalagi tak ada aksi-aksi dari kegiatan kampanye yang menyebabkan adanya kegiatan turun ke jalan.

Senada dengan Lukas, Country General Manager Rumah123.com Ignatius Untung mengatakan industri properti juga hanya tumbuh satu digit di kisaran 5 persen. Angka ini cenderung lebih rendah dibandingkan pada 2018 yang bisa tumbuh hingga 7-8 persen.

Penjualan properti baru, kata dia, baru akan tumbuh pada semester kedua setelah momentum Pilpres dan lebaran rampung. "Orang mulai tahan-tahan semua di smester satu. Ini akan berat sekali. Semester dua baru mulai bergeliat, puncaknya diharapkan pada 2020," kata Untung.

Untung memprediksi meski tumbuh tak banyak, penjualan perumahan di segmen menengah ke bawah masih akan menggeliat. Terutama untuk penjualan rumah tapak di bawah Rp 1 miliar. Sedangkan apartemen di bawah Rp 800 juta diprediksi juga masih akan tumbuh.

Badan Kebijakan Fiskal atau BKF memprediksi industri properti tetap tumbuh stabil meski banyak rintangan. "Tapi stabilnya di level yang kurang menggembirakan. Di bawah rata rata pertumbuhan nasional," ujar Kepala Sub bidang Primer BKF Asep Nurwanda.

Menurut data BKF, pada 2018 pertumbuhan sektor properti tercatat berada di angka 3,4 persen. Angka ini tercatat berada di bawah target APBN secara umum yang dipatok sebesar 4,3 persen.

Lesunya sektor properti juga terlihat dari kontribusi sektor ini terhadap penerimaan pajak. Di sektor ini pertumbuhan penerimaan pajak pada 2018 turun 0,54 persen menjadi 6,62 persen dibanding 2017. Sepanjang 2018 realisasi penerimaan pajak dari sektor properti mencapai baru mencapai Rp 83,51 triliun.

Berita terkait

Spanyol Hapus Kebijakan Golden Visa

28 hari lalu

Spanyol Hapus Kebijakan Golden Visa

Spanyol berencana menghapus golden visa yakni program yang memberikan hak kepada warga di luar Uni Eropa untuk membeli proporti di Spanyol

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Libur Panjang Banyak Penumpang Commuter Line Turun di Stasiun Dekat Pusat Perbelanjaan, OJK Sebut Restrukturisasi Kredit Covid-19 Berakhir

36 hari lalu

Terpopuler: Libur Panjang Banyak Penumpang Commuter Line Turun di Stasiun Dekat Pusat Perbelanjaan, OJK Sebut Restrukturisasi Kredit Covid-19 Berakhir

KAI Commuter mencatat total pengguna commuter line Jabodetabek selama libur panjang mencapai 1,6 juta orang.

Baca Selengkapnya

Daya Beli Masyarakat Menurun, Pendapatan Bisnis Agung Podomoro Land Anjlok 46 Persen

37 hari lalu

Daya Beli Masyarakat Menurun, Pendapatan Bisnis Agung Podomoro Land Anjlok 46 Persen

Penjualan dan pendapatan usaha PT Agung Podomoro Land Tbk (kode saham APLN) anjlok pada 2023.

Baca Selengkapnya

Harga Rumah Naik Terus, Bagaimana Cara Belinya? Simak Tipsnya

40 hari lalu

Harga Rumah Naik Terus, Bagaimana Cara Belinya? Simak Tipsnya

Seperti yang diketahui, kini harga rumah naik terus. Lalu, bagaimana cara membelinya? Simak beberapa tipsnya berikut ini.

Baca Selengkapnya

Lika-liku Rekayasa Jual Beli Emas Antam Crazy Rich Surabaya, Ini Usaha Budi Said

41 hari lalu

Lika-liku Rekayasa Jual Beli Emas Antam Crazy Rich Surabaya, Ini Usaha Budi Said

Rekayasa jual beli emas Antam Budi Said berujung ditetapkan crazy rich Surabaya ini sebagai tersangka. Sebelumnya sempat dimenangkan PN Surabaya.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Tangkap Charlie Chandra Buron Pemalsuan Surat Tanah PIK 2, Pernah Minta Perlindungan Jokowi

43 hari lalu

Polda Metro Jaya Tangkap Charlie Chandra Buron Pemalsuan Surat Tanah PIK 2, Pernah Minta Perlindungan Jokowi

Polda Banten bersama Polda Metro Jaya menangkap buron kasus pemalsuan surat tanah di Pantai Indah Kosambi (PIK 2), Charlie Chandra. Begini kasusnya.

Baca Selengkapnya

Ekonomi Makin Sulit, Populasi Orang Kaya di Dunia Malah Terus Bertambah

6 Maret 2024

Ekonomi Makin Sulit, Populasi Orang Kaya di Dunia Malah Terus Bertambah

Di dunia orang kaya, orang sering bertanya, apa yang bisa dibeli dengan US$1 juta.

Baca Selengkapnya

Mandiri Investment Forum 2024 Ajak Investor Tangkap Peluang Investasi di Era Transisi Pemerintahan

6 Maret 2024

Mandiri Investment Forum 2024 Ajak Investor Tangkap Peluang Investasi di Era Transisi Pemerintahan

Bank Mandiri, melalui gelaran Mandiri Investment Forum 2024, mendorong investor untuk menangkap peluang investasi di tengah era transisi pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Bisnis Properti di Bali Diprediksi Menguat di 2024

5 Maret 2024

Bisnis Properti di Bali Diprediksi Menguat di 2024

Alex Villas Group memprediksi bisnis properti di Bali akan menguat pada 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Sebut BTN Contoh Bank Sehat dengan Laba Bersih Rp 3,5 Triliun, Erick Thohir Wanti-wanti Ini ke Direksi dan Komisaris

3 Maret 2024

Sebut BTN Contoh Bank Sehat dengan Laba Bersih Rp 3,5 Triliun, Erick Thohir Wanti-wanti Ini ke Direksi dan Komisaris

Erick Thohir berharap BTN bisa turut membangun ekosistem pembangunan perumahan yang solutif untuk membantu mengatasi backlog perumahan.

Baca Selengkapnya