Pasca Tsunami, Kegiatan Ekonomi di Pantai Carita Berangsur Normal

Reporter

Antara

Kamis, 17 Januari 2019 13:05 WIB

Pekerja memperbaiki sarana penginapan yang hancur diterjang gelombang tsunami di kawasan Pantai Carita, Pandeglang, Banten, Selasa, 8 Januari 2019. Kementerian Pariwisata menargetkan pemulihan objek-objek wisata terdampak tsunami di Selat Sunda akan dilakukan secara bertahap selama tiga bulan ke depan. ANTARA/Asep Fathulrahman

TEMPO.CO, Jakarta -Kegiatan ekonomi masyarakat korban tsunami di kawasan Pantai Carita, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten sejak dua pekan terakhir kembali normal dengan ramainya pedagang di daerah itu.

BACA: Pakar Sebut Ada Potensi Tsunami pada Bandara Baru Yogyakarta NYIA

Berdasarkan pantauan, Kamis, 17 Januari 2019, sejumlah warga yang terdampak tsunami di Pantai Carita Kecamatan Labuan,Pandeglang tampak ramai kegiatan ekonomi.

Mereka para pedagang keliling, rumah makan, toko dan kios kembali buka berjualan. "Kami sekarang sudah berjualan lagi setelah tsunami," kata Ecih, seorang pedagang keliling ikan asin warga di Desa Sukarame Kecamatan Carita Kabupaten Pandeglang.

Ia berjualan bersama puluhan pedagang keliling lainnya, karena terdesak kebutuhan ekonomi sehari-hari.

Advertising
Advertising

Sebab, dirinya hampir tiga pekan terakhir tidak melakukan aktivitas ekonomi setelah diterjang bencana tsunami. "Kami bingung jika tidak berjualan ikan asin dan dipastikan kerepotan ekonomi keluarga," katanya menjelaskan.

Begitu juga Aminah, teman Ecih mengaku dirinya kembali berjualan keliling pascatsunami karena kebutuhan sehari-hari mulai kesulitan ekonomi.

Saat ini, kata dia, dirinya tidak bisa mengandalkan hidup dari bantuan dari donasi.

Bantuan itu bersifat sementara dan tidak bisa mencukupi kebutuhan untuk konsumsi keluarga. "Kami saat ini menerima bantuan beras dari kantor desa hanya beberapa kilo saja dan tidak mencukupi untuk satu bulan ke depan," katanya.

Hasanah, seorang pedagang mengatakan dirinya kembali membuka usaha warungan kopi dan makanan di sekitar Villa Selat Sunda Pantai Carita.

Lokasi villa itu termasuk cukup parah karena kondisinya hancur, bahkan orangtuanya meninggal dunia. "Kami di sini sebelum tsunami sebagai penjaga villa Selat Sunda," ujarnya.

BACA: Pasca Tsunami, Tilik Peran Milenial Bangkitkan Pariwisata Lampung

Sementara itu, Kepala Desa Sukarame Kecamatan Carita Zaenal mengatakan saat ini masyarakat di wilayahnya yang menjadi korban tsunami kembali normal.

Mereka masyarakat melakukan aktivitas ekonomi dengan berjualan keliling maupun warungan serta toko dan kiso kembali buka. "Sebagian besar warganya itu mengandalkan berjualan di sekitar kawsan Pantai Carita," katanya.

Ia menambahkan, bencana tsunami yang paling parah di Desa Sukarame hingga mengakibatkan delapan warga pribumi meningal dunia.

Selain itu juga villa, penginapan dan restauran hancur diterjang tsunami itu. "Kita warga yang terdampak tsunami di wilayahnya itu sekitar 400 KK dan kini sudah kembali dari pengungsian," katanya

Berita terkait

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

1 hari lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

1 hari lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

1 hari lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

1 hari lalu

Gempa Mengguncang Kuat Seram Sampai Papua, Ini Penjelasan BMKG

Gempa M6,0 yang mengguncang Seram Bagian Utara, Maluku, pada Senin dinihari masih memiliki rangkaian gempa susulan hingga pagi

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

2 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

3 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

6 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

6 hari lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

7 hari lalu

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

Badan Geologi menaikkan status Gunung Ruang menjadi Awas dan memperingatkan potensi lontaran batuan pijar dan tsunami.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

7 hari lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya