Tren Suku Bunga Naik, Bank Berebut Sumber Dana Murah

Jumat, 11 Januari 2019 05:00 WIB

Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) bersama dengan Pemerintah Daerah, OJK, Perbankan, Lembaga Pemerintahan lainnya, masyarakat umum, dan pelaku usaha meluncurkan Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) di Atrium Hartono Mall, Sleman, DIY pada 29 Juli 2018.

TEMPO.CO, Jakarta - Perbankan bersaing menghimpun dana murah (current account saving account/CASA) di tengah tren kenaikan suku bunga deposito yang masih berlangsung. Dana murah seperti tabungan dan giro menjadi buruan perbankan untuk mendorong efisiensi dan menekan biaya dana (cost of fund). Direktur Consumer Banking PT Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan berujar komposisi dana murah dalam total dana pihak ketiga (DPK) secara keseluruhan berupaya terus ditingkatkan.

Simak: LPS Naikkan Suku Bunga Pinjaman Jadi 7 Persen

“Rasio CASA kami tahun ini kami jaga di atas 55 persen lewat sejumlah program dan fokus seperti payroll, cash management, merchant, dan operating account,” ujar Lani, kepada Tempo, Kamis 10 Januari 2019. Adapun hingga November 2018, komposisi CASA CIMB Niaga sebesar 56,36 persen atau senilai Rp 96,31 triliun dari total dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 170,88 triliun.

Lani melanjutkan upaya untuk mendorong pertumbuhan CASA utamanya melalui ekspansitransaksi melalui digitalbanking. “Kami terus memberikan akses yang mudah dan murah lewat digitalchannel seperti GoMobile, clicks, dan internetbanking.”

Langkah serupa juga ditempuh oleh PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Direktur Strategic, Risk, and Compliance BTN Mahelan Prabantarikso menuturkan perseroan memiliki strategi yang berbeda untuk menjaring dana murah di masing-masing segmen, mulai dari segmen umum (mass), nasabah baru (emerging affluent), dan nasabah berkecukupan (affluent).

Advertising
Advertising

“Untuk segmen mass kami akan meningkatkan volume of account dengan pola berburu di kendang sendiri, saat ini number of account atau jumlah rekening yang dimiliki BTN lebih dari 9 juta,” katanya. Upaya itu juga ditopang oleh pengembangan fitur transaksi digital.

Berdasarkan data Bank Indonesia tentang Uang Beredar pada November 2018, total komposisi dana murah perbankan mencapai 56,02 persen dari keseluruhan DPK perbankan sebesar Rp 5.405,4 triliun. Peningkatan CASA itu didorong oleh menurunnya komponen simpanan berjangka dalam komposisi DPK, yaitu menjadi Rp 2.376,9 triliun dari bulan sebelumnya sebesar Rp 2.392 triliun.

Sementara itu, Anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Destry Damayanti berujar secara keseluruhan likuiditas perbankan ke depan pun masih akan ketat. Hal itu disebabkan oleh kondisi pertumbuhan kredit yang tinggi hingga November 2018 tercatat mencapai 12,05 persen sedangkan pertumbuhan DPK hanya sebesar 7,19 persen. “Ada gap yang dibutuhkan untuk membiayai pertumbuhan kredit yang ekspansif, khususnya yang mengkhawatirkan di kategori bank BUKU III,” ucap Destry.

Destry melanjutkan suku bunga deposito perbankan tahun ini pun diperkirakan masih akan mengalami penyesuaian. Berdasarkan catatan LPS, sepanjang tahun lalu kenaikan bunga simpanan dalam rupiah perbankan mencapai 88 basis points (bps), atau belum sepenuhnya merespon kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia 7 Days Reverse Repo Rate yang mencapai 175 basis points (bps) di 2018.

Untuk mengikuti tren kenaikan suku bunga perbankan, LPS pun kemarin mengumumkan kenaikan tingkat bunga penjaminan untuk simpanan dalam rupiah dan valuta asing (valas) di bank umum, serta simpanan rupiah di bank perkreditan rakyat (BPR) masing-masing 25 bps. Dengan demikian tingkat bunga penjaminan untuk simpanan rupiah dan valas di bank umum sebesar 7 persen dan 2,25 persen, sedangkan simpanan rupiah di BPR sebesar 9,50%.

“Bank harus mencari sumber pendanaan yan lain, termasuk mengembangkan dana murah seperti meningkatkan transaction banking dan tabungan, sebaliknya repot kalau bank DPK nya banyak mengandalkan dari deposito karena dia kan dana mahal,” kata Destry.

Berita terkait

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

9 jam lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

11 jam lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

2 hari lalu

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

Kantor BPRS Saka Dana Mulia ditutup untuk umum dan PT BPRS Saka Dana Mulia menghentikan seluruh kegiatan usahanya.

Baca Selengkapnya

Citi Indonesia Raih Penghargaan FinanceAsia Awards 2024

3 hari lalu

Citi Indonesia Raih Penghargaan FinanceAsia Awards 2024

Citi Indonesia menerima lima penghargaan sekaligus dalam ajang FinanceAsia Awards 2024.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

4 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

4 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

4 hari lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

5 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

6 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

6 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya