Pekan Depan Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Lanjutkan Penguatan

Sabtu, 5 Januari 2019 14:25 WIB

Petugas melayani penukaran mata uang asing di kawasan Kwitang, Jakarta, 8 Mei 2018. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berpotensi mendongkrak harga makanan dan minuman olahan usai Lebaran. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Mengawali pekan pertama 2019, mata uang rupiah menunjukkan keperkasaannya dengan ditopang data fundamental Indonesia yang baik untuk melawan terpaan sentimen yang ada saat ini.

Simak: Akhir Pekan Pertama 2019, Rupiah dan IHSG Ditutup Menguat

Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim mengatakan selain karena adanya sinyal dari pertemuan Amerika Serikat (AS) dan China yang akan mencapai kesepakatan terkait perang dagang, alasan lain penguatan nilai tukar rupiah pada pekan pertama disebabkan oleh rapot bagus sejumlah data fundamental Indonesia, seperti tingkat inflasi, data manufaktur, hingga data penyerapan tenaga kerja yang baik.

“[menguat] karena pada awal 2019, Indonesia memberikan hasil yang cukup memuaskan dari pemerintah yang begitu kuat melakukan intervensi di 2018 untuk memperkuat nilai tukar Rupiah,” ujar Ibrahim saat dihubungi Bisnis, Jumat 4 Januari 2019.

Pada perdagangan hari pertama, Rupiah dibuka menguat mencapai Rp14.390 terapresiasi 178 poin atau 1,23% dari penutupan perdagangan sebelumnya. Kemudian rupiah kembali bergerak fluktuatif akibat sentimen peluncuran data manufaktur Eropa dan sebagian besar negara Asia yang menunjukan hasil tidak memuaskan.

Advertising
Advertising

Namun, rupiah dapat kembali berbalik menguat pada perdagangan kemarin, dengan bergerak solid ditutup di level Rp14.270 naik 147 poin atau 1,02% dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya.

Keperkasaan rupiah juga tercermin dari memimpinnya rupiah pada klasemen mata uang Asia dalam penguatan terhadap dollar AS.

Ibrahim mengatakan Indonesia berhasil menepis anggapan dunia yang menyatakan perlambatan ekonomi global akan berimbas pada negara berkembang, salah satunya Indonesia.

Hal tersebut tercermin dari data penyerapan tenaga kerja Indonesia per November 2018 yang meningkat menjadi 1,9 juta dan data inflasi pada Desember 2018 yang melampaui batas ekspetasi para analis, yaitu 3,13% dibandingkan dengan sebelumnya mencapai 3,61%.

“Kami [analis] menganggap bahwa tingkat inflasi yang bisa mencapai 3,4% saja sebenarnya sudah baik, tetapi dengan angka tersebut pemerintah cukup bagus untuk menyeimbangkan rupiah terhadap dollar,” paparnya.

Selain itu intervensi Bank Indonesia yang mengeluarkan kebijakan kombinasi Non-Delieverable Forward di dalam negeri untuk menguatkan nilai tukar rupiah yang direspon positif oleh pasar.

Otoritas Jasa Keuangan juga, lanjutnya, yang telah memberikan iklim investasi dalam negeri lebih baik dengan melakukan berbagai pengawasan terhadap money laundry dan praktik investasi bodong.

Adapun, berdasarkan data Bloomberg, indeks dollar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap sejumlah mata uang melemah 0,10% ke level 96,20 pada perdagangan pukul 17.26 WIB. Indeks dollar AS melemah diakibatkan sentimen pada rencana pertemuan antara AS dengan Korea Utara terkait dengan nuklir dan bantuan ekonomi, serta data manufaktur AS yang diperkirakan kecil.

“Dengan indeks greenback dollar AS yang kini sedang melemah, itu dipakai Rupiah untuk kembali rebound dengan dibantu data fundamental dalam negeri yang tidak ada cacat sehingga rupiah melaju kencang menjadi Rp14.270 per dollar AS,” papar Ibrahim.

Ibrahim memperkirakan rupiah akan terus menguat pada pekan depan dengan berada pada kisaran Rp14.320 hingga Rp14.200 per dollar AS. Bahkan ia mengatakan, tidak menutup kemungkinan rupiah akan menyentuh Rp14.100 per dollar AS.

Berbeda tipis, Senior Staf Riset dan Analis PT Monex Investindo Futures Faisyal yang memprediksi rupiah berpotensi akan mencoba kembali untuk berada pada level di bawah Rp14.000 per dollar pada pekan depan. Hal tersebut seiring dengan data AS yang akan keluar pada Jumat malam, seperti data Non-Farm Payroll, data pendapatan harian rata-rata, serta pidato Ketua The Fed Jeremy Powell terkait dengan tanggapan pada prospek pertumbuhan ekonomi global 2019.

Berita terkait

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

22 jam lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

4 hari lalu

Terkini Bisnis: Nilai Tukar Rupiah Terus Melemah, Astra Tebar Dividen Rp 21 T

Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada levep Rp 16.259 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

4 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

4 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

5 hari lalu

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

AdaKami akan berfokus pada pendanaan untuk usaha mikro dan kecil.

Baca Selengkapnya