Inflasi 2018 3,13 Persen, BPS: Capaian yang Menggembirakan

Reporter

Caesar Akbar

Rabu, 2 Januari 2019 13:38 WIB

Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto (kiri) dan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo (kanan) mengikuti rapat terbatas tentang perkembangan implementasi program pengentasan kemiskinan di Kantor Presiden, Jakarta, 25 Juli 2017. Presiden meminta pelaksanaan program kementerian khususnya pertanian, UMKM, serta penyaluran dana desa. ANTARA/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi sepanjang 2018 sebesar 3,13 persen. Angka tersebut lebih rendah dari target pemerintah yaitu 3,5 persen.

Baca juga:
BI: Inflasi Minggu Keempat Desember 0,56 Persen

"Ini di bawah target, harapannya di 2019 harga barang dan kebutuhan stabil," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Gedung BPS, Jakarta, Rabu, 2 Desember 2018.

Angka inflasi sepanjang tahun 2018 itu lebih rendah ketimbang pada 2017. Kala itu, inflasi tahunan tercatat pada level 3,61 persen alias 0,48 persen lebih tinggi dari 2018. "Ini capaian yang menggembirakan," kata Suhariyanto.

Selama tahun 2018, seluruh kelompok pengeluaran mengalami inflasi, antara lain kelompok bahan makanan sebesar 3,41 persen dengan andil 0,68 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 3,91 persen dengan andil 0,67 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 2,43 persen dengan andil 0,6 persen, serta kelompok sandang sebesar 3,59 persen dengan andil 0,23 persen.

Selain itu, kelompok kesehatan mengalami inflasi sebesar 3,14 persen dengan andil 0,15 persen, kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 3,15 persen dengan andil 0,24 persen, serta kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 3,16 persen dengan andil 0,56 persen.

Inflasi tertinggi pada tahun 2018 terjadi pada Januari dan Desember masing-masing sebesar 0,62 persen. Adapun komoditas yang memberikan andil inflasi pada Januari 2018 antara lain beras, daging ayam ras, ikan segar, cabai rawit, cabai merah, rokok kretek filter, upah tukang bukan mandor hingga tarif parkir.

Sementara, komoditas yang menyumbang inflasi pada Desember 2018 antara lain tarif angkutan udara, telur ayam ras, daging ayam ras, bawang merah, beras, tarif kereta api, ikan segar, hingga tarif angkutan antar kota.

Sementara, deflasi tertinggi tahun 2018 terjadi pada September, dengan angka 0,18 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi pada bulan tersebut antara lain daging ayam ras, bawang merah, ikan segar, telur ayam ras, tomat sayur, cabai merah, cabai rawit, tarif angkutan udara, jengkol, hingga bawang putih.

Baca berita soal inflasi lainnya di Tempo.co

Berita terkait

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

6 jam lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

15 jam lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

19 jam lalu

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

Menteri TIto Karnavian meminta kepala daerah memerhatikan inflasi di daerahnya masing-masing.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

1 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara: Kita Harus Waspada, Pendapatan Negara Turun

1 hari lalu

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara: Kita Harus Waspada, Pendapatan Negara Turun

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan bahwa Indonesia harus waspada, karena pendapatan negara pada triwulan I 2024 turun.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

1 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

1 hari lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

3 hari lalu

BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?

Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

3 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya