Pegadaian Targetkan Laba Meningkat Jadi Rp 3,3 Triliun Tahun Ini
Reporter
Bisnis.com
Editor
Kodrat Setiawan
Rabu, 2 Januari 2019 12:16 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT Pegadaian (Persero) menargetkan laba bersih dan total aset tumbuh double digit pada tahun ini. Laba bersih ditargetkan mencapai Rp 3,3 triliun sepanjang tahun ini atau meningkat 22,22 persen dibandingkan dengan capaian 2018 sebesar Rp 2,7 triliun.
Baca juga: Pegadaian Kantongi Laba Rp 1,84 Triliun Hingga September
Direktur Utama PT Pegadaian (Persero) Sunarso optimistis dapat mencapai target tersebut lantaran rampungnya kerangka kerja perseroan 2019-2023 dan selesainya transformasi internal. "Di dalam blue print Pegadaian 2019-2023 komposisi portofolio akan berubah untuk kinerja bisnis gadai dan non gadai sebesar 84 persen dan 16 persen secara bertahap menjadi 60 persen dan 40 persen. Tanpa meninggalkan bisnis utamanya, yaitu gadai," kata Sunarso, Rabu, 2 Januari 2019.
Sementara itu, total aset dipatok mencapai Rp 64,2 triliun atau tumbuh 20,67 persen dibandingkan capaian total aset sepanjang 2018 senilai Rp 53,2 triliun.
Selain itu, total outstanding loan ditargetkan menjadi Rp 47,7 triliun atau tumbuh 18,36 persen dari capaian tahun lalu senilai Rp 40,3 triliun. Target pendapatan usaha mencapai Rp 14,4 triliun atau tumbuh 25,21 persen dari kinerja tahun lalu sebesar Rp 11,5 triliun.
Dari sisi jumlah nasabah, perseroan memasang target pencapaian 12,3 juta nasabah pada 2019 atau tumbuh 23 persen dari jumlah nasabah 2018 sebanyak 10 juta.
Selain itu, lanjut Sunarso, Pegadaian akan melanjutkan digitalisasi sistem dan produknya agar makin cepat dan efisien. Dia mengatakan, pengalaman sepanjang 2018, secara paralel inovasi produk, layanan serta transformasi perseroan berhasil menorehkan kinerja keuangan yang rata-rata tumbuh di atas 9 persen.
Sementara itu, menutup 2018 perseroan mencatatkan pertumbuhan kinerja keuangan, antara lain laba bersih tumbuh 9,4 persen year on year (yoy) menjadi Rp 2,7 triliun, total aset tumbuh 9,2 persen menjadi Rp 53,2 triliun dan outstanding loan tumbuh (yoy) 9,4 persen menjadi Rp 40,3 triliun.
Adapun, pendapatan usaha tumbuh (yoy) 9,5 persen menjadi Rp11,5 triliun dan jumlah nasabah tumbuh (yoy) 9,4 persen menjadi 10 juta.
Sunarso menjelaskan, bisnis gadai saat ini menunjukkan perkembangan yang signifikan setelah OJK membuka bisnis gadai menjadi lebih terbuka dan makin kompetitif.
"Hal ini mendorong kami melakukan banyak terobosan inovasi produk dan layanan. Namun, kami tetap menjaga Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah yang makin menurun menjadi 1,3 persen," ujarnya.
Oleh sebab itu, manajemen tetap optimis meski di tahun politik, karena fundamental ekonomi nasional cukup baik. Sunarso menjelaskan bahwa persero akan terus mengembangkan bisnis baru sesuai dengan potensi pasar dan pemanfaatan perkembangan teknologi, serta didukung oleh risk management. Misal, penyaluran digital micro dan consumer lending.
Pegadaian saat ini terus mengembangkan inovasi-inovasi baru untuk memperluas pasar dan menunjang pelayanan terhadap nasabah, antara lain Pegadaian Digital Service (PDS), Investasi Emas, Gadai Syariah, Gadai Tanpa Bunga dan memperbanyak jumlah agen Pegadaian untuk memperkuat inklusi keuangan.
"Saya berharap Pegadaian akan terus menjadi perusahaan yang tetap berkontribusi besar bagi masyarakat dan perekonomian nasional," ungkap Direktur Utama Pegadaian tersebut.
BISNIS