Sebelum Tsunami, ASDP Sebut Mobil Antre Sebrangi Selat Sunda

Senin, 31 Desember 2018 19:23 WIB

Sejumlah kendaraan mengantre untuk masuk ke kapal di Pelabuhan Merak, Banten, pada mudik Lebaran 2018, Rabu dinihari, 13 Juni 2018. Sebanyak 58 kapal disiapkan untuk berlayar di enam dermaga Pelabuhan Merak guna mengantisipasi lonjakan penumpang, yang diprediksi terjadi pada Rabu pagi ini. Tempo/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama ASDP Indonesia Ferry Ira Puspadewi mengatakan ada fenomena tak biasa sebelum terjadinya tsunami di Selat Sunda, Sabtu, 22 Desember 2018. Ia menyebut adanya lonjakan jumlah kendaraan roda empat yang menyeberangi selat di barat Pulau Jawa itu pada sehari sebelum bencana datang.

Baca: Hotel di Anyer Buka Pasca-Tsunami, Perayaan Tahun Baru Dibatasi

Menurut Ira, pada Jumat, 21 Desember 2018, ada kenaikan jumlah kendaraan roda empat yang menyeberang hingga mencapai 50 persen ketimbang tahun lalu di tanggal yang sama. "Ini tidak seperti biasanya 50 persen naik, biasanya kalau ada kenaikan hanya berapa persen, untuk penyeberangan itu gede banget," ujar dia di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara, Senin, 31 Desember 2018.

Ira melihat adanya kegairahan baru bagi masyarakat untuk bepergian melalui jalur darat. Salah satunya adalah lantaran adanya akses jalur darat yang bagus di Sumatera. Kenaikan itu juga terjadi pada hari terjadinya bencana, 22 Desember 2018. Kala itu, jumlah mobil yang menyeberang naik sekitar 26-27 persen dari tahun lalu di tanggal yang sama.

Penurunan jumlah penyeberang mulai terjadi pada Ahad, 23 Desember 2018. Ira menduga pada hari itu masyarakat mulai mengetahui berita ihwal terjadinya tsunami di Selat Sunda. "Langsung turun banget sampai kurang dari tahun lalu," ujar Ira. Meski, ia tidak menyebut angka penurunan tersebut.

Pasca bencana, ASDP tetap tak menghentikan operasinya. Saat ini, tren penyeberangan, di Selat Sunda, kata Ira, mulai membaik kembali menjelang malam pergantian tahun. Ia menduga akan adanya kenaikan jumlah penyeberang pada hari ini.

Sebelumnya, tsunami akibat longsoran erupsi Gunung Krakatau di Selat Sunda terjadi pada Jumat, 22 Desember 2018. Bencana ini berdampak pada pesisir barat Banten serta Lampung Selatan. Dalam rilis BNPB per tanggal 25 Desember pukul 13.00, jumlah korban meninggal bertambah menjadi 429 jiwa. Selain itu, 1.485 orang menjadi korban luka-luka, 154 masih hilang, dan 16.082 jiwa mengungsi.

Mengenai fenomena alam yang terjadi, Ira mengatakan ada pasang surut yang agak ekstrim pada tanggal 22 Desember 2018. "Tapi pada saat kejadian, kami tidak tahu apa yang terjadi," ujar dia.

Lantaran kondisi ekstrim itu, kata Ira, kapal menjadi sulit bersandar. Lazimnya proses sandar memakan waktu sekitar 15 menit. Namun, pada hari itu, waktu untuk bersandar bisa mencapai 30 menit. Kendati demikian, saat itu tidak ada penghentian operasional, melainkan hanya terjadi keterlambatan. Ira juga mengatakan tidak ada kerusakan fasilitas ASDP akibat tsunami tersebut.

Berita terkait

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

3 hari lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

4 hari lalu

Badan Geologi Peringatkan Potensi Lontaran Batuan Pijar dan Tsunami Akibat Letusan Gunung Ruang

Badan Geologi menaikkan status Gunung Ruang menjadi Awas dan memperingatkan potensi lontaran batuan pijar dan tsunami.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

4 hari lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

4 hari lalu

Aktivitas Meningkat Lagi, Gunung Ruang Kembali Berstatus Awas per Hari Ini

Dengan naiknya status aktivitas Gunung Ruang tersebut, daerah bahaya kembali diperlebar menjadi radius 6 kilometer. Termasuk waspada potensi tsunami

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

5 hari lalu

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran membantah banyak wisatawan pulang mendadak dan sebabkan kemacetan pasca-guncangan gempa pada dinihari tadi.

Baca Selengkapnya

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

6 hari lalu

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

Warga Depok merasakan guncangan gempa 6,5 magnitudo yang terjadi pada Sabtu malam. Titik gempa di laut selatan Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

6 hari lalu

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

BMKG memperbarui informasi gempa yang mengguncang kuat dari laut selatan Pulau Jawa pada Kamis menjelang tengah malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

7 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,7 Guncang Boalemo Gorontalo, Tidak Berpotensi Tsunami

Gempa tersebut dirasakan di Kabupaten Boalemo, Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango, Kota Gorontalo hingga Kabupaten Pohuwato.

Baca Selengkapnya

Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

11 hari lalu

Gempa Getarkan Pacitan dan Banyak Wilayah Lain di Indonesia Sepanjang Hari Ini

Kebanyakan gempa memiliki Intensitas guncangan pada skala III MMI. Ada juga yang IV MMI. Simak data selengkapnya dari BMKG.

Baca Selengkapnya

Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

15 hari lalu

Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

Langkah untuk menyusun jurnal terindeks Scopus, basis data paling bergengsi di dunia akademik, menjadi artikel utama Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya