Begini Dampak Erupsi Gunung Anak Krakatau terhadap Penerbangan
Reporter
Antara
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 26 Desember 2018 07:04 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Meteorologi, Geofisika, dan Klimatologi (BMKG) Dwikorita Karnawati menyatakan erupsi dari Gunung Anak Krakatau membahayakan untuk penerbangan.
Baca: Pantau Gunung Anak Krakatau, BMKG Pasang Sensor di Selat Sunda
"Jelas dan itu kami pantau setiap saat dengan satelit Himawari," kata Dwikorita saat jumpa pers di gedung BMKG, Selasa malam, 25 Desember 2018. "Dari pemantauan kami, arah sebaran abunya itu akan terdeteksi dipengaruhi oleh arah angin."
Dwikorita menjelaskan bahwa BMKG telah mencoba untuk mengecek secara langsung melalui udara tebing kawah dari Gunung Anak Krakatau tersebut. Pihaknya sudah dua kali terbang mendekat untuk mengecek langsung tebing kawahnya, namun sampai saat ini belum berhasil. "Awannya tebal," ucapnya.
Di hari pertama penerbangan itu pula diketahui bahwa kaca pesawat terkena partikel-partikel abu. "Sehingga kami bersama TNI menyatakan bahwa ini dapat membahayakan mesin pesawat, harus segera kembali," kata Dwikorita.
Pada hari ini kondisi cuaca di sekitar Gunung Anak Krakatau diprediksi berpotensi hujan sedang hingga lebat pada pagi hingga sore hari. "Pada malam hingga dini hari umumnya berawan dan hujan ringan. Arah angin dari barat daya-barat, namun kecepatan angin permukaan relatif menurun dibanding hari sebelumnya dengan kecepatan maksimum dapat mencapai 20 sampai 25 km per jam," ucap Dwikorita.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebelumnya mencatat hingga Selasa kemarin pukul 13.00 WIB, korban jiwa akibat tsunami di Selat Sunda mencapai 492 orang. Di hingga hari ketiga pascatsunami Selat Sunda, sebanyak 1.485 orang luka-luka, 154 hilang dan 16.082 orang mengungsi.
Baca: Tsunami di Selat Sunda Sudah 12 Kali Terjadi Sejak 416
Tsunami yang diduga karena longsor material sedimen di sekitar Gunung Anak Krakatau tersebut berdampak pada lima kabupaten yaitu Pandeglang dan Serang di Provinsi Banten, serta Kabupaten Lampung Selatan, Pesawaran dan Tanggamus Provinsi Lampung.
ANTARA