Cara Luhut Panjaitan Akhiri Spekulasi Pemicu Tsunami Selat Sunda

Selasa, 25 Desember 2018 01:32 WIB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritima, Luhut Binsar Pandjaitan. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan mengatakan telah berkoordinasi dengan para ahli untuk mengidentifikasi penyebab tsunami Selat Sunda. Menurut Luhut, langkah ini ditempuh guna menghindari berbagai macam spekulasi ihwal penyebab bencana pada Sabtu malam, 22 Desember 2018.

Baca: Longsoran 64 Ha Gunung Anak Krakatau Picu Tsunami Selat Sunda

Luhut mengatakan, sudah ada teori awal yang disimpulkan oleh tim yang mulai bekerja sejak Minggu, 23 Desember 2018. “Bahwa ini bukan tsunami karena gempa vulkanik, tapi karena longsor seluas 64 hektare dari Gunung Anak Krakatau,” kata Luhut dalam keterangan tertulis, Senin, 24 Desember 2018.
Koordinasi dilaksanakan dengan melibatkan para ahli dari berbagai instansi seperti BPPT, LIPI, BMKG, BIG, LAPAN, Pushidros TNI-AL dan Kementerian ESDM. Analisa sementara para ahli, kata Luhut, mengarah pada terjadinya flank collapse atau longsoran Gunung Anak Krakatau, yaitu adanya material yang lepas dalam jumlah banyak di lereng terjal yang dipicu oleh tremor dan curah hujan tinggi.
Sumber data analisa berupa seismogaf, tide gauge, citra satelit, dan data interferometri 64 hektare. Untuk membuktikan kebenaran teori tersebut, tim akan melakukan survei geologi kelautan dan batimetri di komplek Gunung Krakatau setelah situasi dirasa aman dan memungkinkan.
“Sekarang mau kami bikin, kapal untuk melihat ke sana belum bisa, karena cuaca masih jelek, mungkin dapat diberangkatkan setelah 25 Desember, mungkin 27 atau 28 Desember. Kapal Baruna Jaya (milik BPPT) untuk melihat lagi peta di bawah lautnya,” ujar Luhut.
Selain survei laut, tindak lanjut tim tersebut antara lain mengkonfirmasi citra satelit resolusi tinggi oleh LAPAN, survei udara oleh BPPT, data GPS dan Pasut oleh BMKG, BIG, Pushidros TNI-AL, serta melibatkan industri di kawasan.
Khusus mengenai solusi jangka panjang dalam menghadapi bencana alam, kata Luhut, pemerintah sedang merancang kebijakan yang lebih terintegrasi dan holistik di bawah koordinasi Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman. “Kami, BMKG, Basarnas, BNPB sudah rapat bersama semua (instansi terkait) untuk menyusun Perpres terpadu,” kata dia.
Luhur menambahkan, pembahasan itu sudah masuk tahap finalisasi. Dia menargetkan minggu pertama atau kedua Januari 2019 pemerintah akan duduk lagi membahas hal itu. "Setelah itu akan dibawa ke Rapat Kabinet Terbatas yang dipimpin oleh Presiden Jokowi,” ujar Luhut.
Luhut juga mengatakan ihwal rencana peningkatan teknologi alat deteksi dini tsunami yang menjadi salah satu bagiannya. Luhut mengklaim rencana soal itu sudah ada.
"Kami sudah sepakat dengan Bappenas, kami rapat hari Jumat lalu. Mestinya 2019 sudah bisa dijalankan,” ujarnya.

Baca: BMKG Pastikan Tsunami Selat Sunda Terkait Gunung Anak Krakatau

Berita terkait

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

3 jam lalu

Jurus Ampuh Mengatasi Gerah Akibat Hawa Panas

Saat tubuh terpapar suhu ataupun hawa panas, respons alami tubuh adalah dengan memproduksi keringat untuk mendinginkan diri.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

6 jam lalu

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia

Baca Selengkapnya

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

9 jam lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

10 jam lalu

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.

Baca Selengkapnya

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

11 jam lalu

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

BMKG memprakirakan kondisi cuaca suatu area berdasarkan data numerik. Hujan ringan, sedang, dan lebat dibedakan berdasarkan intensitas airnya.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

11 jam lalu

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

Prakiraan cuaca BMKG memperkirakan cuaca Jakarta hari ini cerah berawan dan hujan ringan. Sebagian wilayah waspada potensi hujan disertai petir.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

18 jam lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

1 hari lalu

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

Menurut Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, fenomena hawa panas memiliki karakteristik yang berbeda dan tak memenuhi kriteria sebagai gelombang panas.

Baca Selengkapnya

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

1 hari lalu

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

Fenomena gelombang panas (heatwave) seperti yang baru saja membekap wilayah luas di daratan Asia terjadi karena terperangkapnya udara panas

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

1 hari lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.

Baca Selengkapnya