KNKT Lanjutkan Lagi Pencarian CVR Lion Air Hari Ini
Reporter
Kartika Anggraeni
Editor
Dewi Rina Cahyani
Kamis, 20 Desember 2018 14:53 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Haryo Satmiko mengatakan pencarian cockpit voice recorder (CVR) dari pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta - Pangkalpinang kembali dilakukan hari ini setelah sempat terhenti beberapa waktu lalu. Ia mengatakan pencarian CVR itu menggunakan kapal MPV Everest yang didatangkan dari Singapura.
Baca juga: Dikabarkan Turunkan Batas Bagasi Penumpang, Ini Respons Lion Air
"Kapal MPV Everest sudah tiba tadi malam dan langsung bergerak ke lokasi di Karawang. Pagi ini pencarian sudah efektif dilakukan," ujar Haryo di gedung KNKT, Kamis, 20 Desember 2018.
Kapal MPV Everest tiba di Karawang pada Rabu malam, 19 Desember 2018. Waktu kedatangan kapal itu dua hari lebih lambat dari yang direncanakan semula. Sebab, kapal terkendala cuaca buruk di Johor Bahru, Malaysia, yang mengganggu proses mobilisasi peralatan dan kru selama tiga hari terakhir.
Haryo menjelaskan selain digunakan untuk mencari CVR, MPV Everest juga akan digunakan untuk mencari jenazah korban yang belum ditemukan dan bagian pesawat. "Tugas utamanya memang mencari CVR untuk keperluan investigasi, tapi kalau dalam pencarian itu juga ditemukan korban dan badan pesawat akan dikerjakan juga," tutur dia.
Haryo menjelaskan pencarian black box CVR itu akan dilakukan selama 10 hari ke depan, mulai dari 20 Desember sampai 30 Desember 2018. Pencarian akan dilakukan selama 24 jam setiap harinya.
Kapal MPV Everest akan dipusatkan di area koordinat hasil pemetaan terakhir lokasi jatuhnya pesawat tersebut. Namun, kata Haryo, ada kekhawatiran bahwa CVR akan bergeser dari titik yang sudah dipetakan sebelumnya. "Karena ada ombak dan arus bawah kan di situ, jadi takut ada pergeseran," ujarnya.
Seperti diketahui pesawat Lion Air JT 610 bernomor registrasi PK-LQP rute Jakarta-Pangkalpinang yang membawa total 181 penumpang dan delapan awak jatuh di perairan Karawang pada Senin, 29 Oktober 2018 lalu. Dari jumlah tersebut, ada 125 jenazah korban yang sudah berhasil diidentifikasi hingga Basarnas menghentikan pencarian korban pada 10 November 2018.